14- Accident

978 70 6
                                    


Jangan lupa vote n comen^^


-happy reading-

Luna merebahkan tubuhnya di kasur milik Nara. Hari ini Luna berinisiatif untuk menginap di rumah Nara, di karenakan rumahnya tidak ada siapa-siapa dan ia hanya sendiri. Oleh karena itu Luna datang ke rumah Nara. Nara tidak keberatan jika Luna menginap di rumahnya, toh Nara juga kesepian.

"Ternyata kamar lo enak juga ya, Bersih, wangi. Lah kamar gue kek kapal pecah." kata Luna menatap sekeliling kamar Nara yang menurutnya sangatlah bersih dan barang-barang yang tertata rapih.

"nggak rapih banget menurut aku,"

"Ah masa sih. Tapi menurut gue segini itu rapih."

Luna menghela nafasnya, "lo beruntung ya punya segalanya. Rumah lo gede, ortu lo kaya. Apa sih yang gak lo miliki. Gue jadi iri sama lo."

Nara terdiam ketika mendengar perkataan Luna, "kasih sayang. Aku tidak pernah merasakan apa itu kasih sayang. Dan tidak akan pernah memiliki nya." Batin Nara sembari memegang pulpen nya dengan kuat.

Nara tersenyum kecil kearah Luna, "justru aku iri sama kamu, lun."

Luna menatap Nara bingung, "Lo ngapain iri sama gue, na?"

Nara menggeleng cepat, "nggak, nggak ada. Pokoknya kamu jangan mau kayak aku, lun. Nanti sakit." ucap Nara dengan terkekeh kecil.

Luna menatap Nara bingung. Ia tidak tahu apa yang Nara katakan. Jujur Luna di buat bingung dengan kehidupan Nara. terkadang ketika Luna datang ke rumah Nara, Luna tidak pernah melihat keberadaan kedua orang tua Nara. Bahkan sekarang dirinya menginap di rumah Nara pun Luna tidak melihat kedua orang tua Nara. Sebegitu tertutup nya kah keluarga Nara? Sampai Luna tidak tahu seluk beluk kehidupan Nara.

"Ah, udah lah lupain. Lo lagi apa, Nar?" tanya Luna kepada Nara. yang melihat Nara begitu sibuk dengan laptop nya.

"Aku lagi bikin cerita," jawab Nara tidak mengalihkan pandangannya sedikit pun dari laptop.

Luna mengangguk kepalanya mengerti. Luna tidak heran lagi ketika melihat Nara sibuk dengan laptopnya. Ia sudah menebak jika Nara tengah membuat cerita.

Ting

Luna menatap handphonenya yang berbunyi menandakan ada notif pesan masuk. Luna mengernyit dahinya bingung ketika melihat nomor yang tidak di kenal. Dengan cepat Luna membuka pesan itu, dan betapa terkejutnya Luna ketika membaca pesan dari nomor yang tidak di kenal itu.

Luna menatap Nara yang tengah sibuk dengan laptopnya, "nar," panggil Luna.

Nara membalikkan badannya menatap Luna dengan bingung, "kenapa lun?" tanya Nara bingung.

Luna langsung menghampiri Nara dan memperlihatkan handphonenya ke Nara. Nara menatap Luna bingung, lalu Nara beralih menatap handphone Luna. Dan betapa terkejutnya ketika Nara membaca pesan itu. Tiba-tiba saja tubuhnya terasa lemas, bahkan tanpa Nara sadari air matanya turun.

"Nar," Luna mengusap bahu Nara agar tenang.

"Kita harus ke rumah sakit, lun!"

***

Sesampainya di rumah sakit. Nara langsung berlari di koridor rumah sakit yang tampak sepi. Tujuannya sekarang adalah untuk menemui orang yang selalu ada disisi nya.

REYGA Where stories live. Discover now