16- Filosofi mawar

1K 70 10
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejaknya ^^

-happy reading-


"Gue lihat hubungan mereka makin dekat," seorang lelaki sedang menelpon dengan seseorang di sebrang sana dengan tubuh memunggungi.

"Terus rencana lo apa?" tanya seseorang dari sebrang sana.

Lelaki itu tersenyum smirk, "gue berusaha dulu untuk bersikap biasa aja, terus habis itu gue hancurin hubungan mereka." ujar lelaki itu.

Seseorang di sebrang sana tertawa kecil, "oke, gue percaya sama lo. Tapi setelah gue balik, mereka harus benar-benar hancur. Lo ngerti?" 

"Tenang aja, gue pastiin setelah lo balik, hubungan mereka benar-benar hancur seperti yang lo ingin kan. Tuan putri."

***

Seminggu telah berlalu. Selepas Reyga dinyatakan sembuh, satu hari setelah itu Reyga langsung bersekolah seperti semula. Seperti sekarang ini, Reyga menghampiri Nara di lapangan. Nara tidak menyadari kedatangan Reyga, ia hanya sibuk dengan bola basketnya.

"Heh! Reyga. Ngapain kamu disini, hah?!" tanya Pak Daniel cukup kencang. Semua para murid yang berada di lapangan terutama Nara, menoleh menatap Reyga yang diam sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Sekali lagi saya tanya, KENAPA KAMU ADA DISINI?!"

Reyga tersenyum manis kepada pak Daniel, "aduh, Bapak kayak nggak muda aja. Reyga kesini mau ketemu pacar atuh, Pak."

"Pacar pacar, masuk sana! Saya laporkan nanti kamu ya." ancam Pak Daniel. Tapi Reyga tetaplah Reyga, ia tidak mau menuruti perintah orang lain selain orang yang ia sayang.

"Pak, saya izin culik Nara bentar ya, Pak." setelah mengatakan itu Reyga langsung menarik tangan Nara dan meninggalkan lapangan.

Pak Daniel menghela nafasnya lalu memijat pelipisnya, "anak zaman sekarang pacaran aja di besarkan, bukannya nilai di utamakan." ujar Pak Daniel.

"Bapak ngomong kayak gitu karena Bapak sama pacar Bapak beda agama ya, Pak?" celetuk salah satu murid. Semua murid mendengar ucapan murid itu tidak kuasa menahan tawanya.

Pak Daniel melotot kearah murid itu, "kamu mau ngerosting saya, hah?!" pekik Pak Daniel.

"Nggak kok Pak, cuma mengingatkan aja kalau tembok Bapak sama cewek Bapak itu tinggi." ujar murid itu.

Pak Daniel tersenyum miris. Ucapan tadi membuatnya terhempas, terpental oleh keadaan. Tapi! Bagaimana pun juga ia harus menggapai sang pujaan hati sampai dapat!

***

Reyga menarik tangan Nara membawa Nara ke taman belakang sekolah yang tampak sepi karena masih jam pelajaran. Nara mengatur nafasnya yang tersengal-sengal karena Reyga menarik tangannya sambil berlari. Tapi Reyga? Ia hanya bersikap biasa saja ketika membawa Nara sambil berlari. Seperti tidak terjadi apa-apa.

Nara menghela nafasnya lelah, "kamu ngapain sih, tiba-tiba narik tangan aku terus bawa aku kesini." protes Nara kepada Reyga. Reyga merebahkan tubuhnya di rerumputan.

"Aku pengen kamu temenin aku disini," ujar Reyga masih memejamkan matanya.

"Ck, masalahnya nanti aku kena amuk sama Pak Daniel,"

REYGA Where stories live. Discover now