25- Sosok misterius

314 22 10
                                    


Don't forget to vote guys(◍•ᴗ•◍)

-happy reading-

Reyga dan para anggota Araster lainnya tengah berkumpul di basecamp Araster. Varo pun ada di basecamp itu, tadi ketika Reyga ingin pergi ke basecamp tiba-tiba saja Varo mengatakan bahwa dirinya ingin ikut. Reyga sempat mengatakan bahwa Varo tidak bisa ikut karena terlalu bahannya jika ia membawa Varo ke basecamp, bisa-bisa sahabat laknatnya mengotori pikiran Varo. Tetapi Varo tetap kekeh dengan pendiriannya yang ingin ikut sang Abang. Mau tak mau Reyga membawa Varo ke basecamp, ketika melihat Varo yang ingin menangis Reyga pun tak enak hati melihatnya. Dan sekaranglah Varo berada, di basecamp dengan sahabat laknatnya yang selalu menjaili sang adik.

Terlihat Bima dan Zaidan tengah asik menjaili Varo yang tengah main mainannya. Ketika ingin pergi ke basecamp Varo tidak lupa membawa mainan robot kesayangannya.

"Varo punya crush nggak?" tanya Zaidan kepada Varo yang tengah asik memainkan robotnya.

Varo menatap Zaidan dengan raut wajah bingung, "crush itu apa bang Idan?" tanya Varo balik.

"Crush itu orang yang kita suka Varo, Varo punya nggak crush?" tanya Bima.

Varo mengusap dagunya tengah berpikir, "punya! Varo punya di sekolah kok." jawab Varo dengan wajah sombongnya.

Semuanya terkejut dengan ucapan Varo. Reyga pun tak kalah terkejut mendengar ucapan sang adik dengan lantangnya. Sedangkan Bima dan Zaidan bertepuk tangan dengan wajah bangganya karena telah mendidik Varo dengan baik.

"Cantik nggak ceweknya?" tanya Bima lagi.

"Cantik banget tau, namanya Violetta."

Bima menggeleng kepalanya takjub, lalu Bima beralih menatap Reyga yang sedari tadi memasang wajah datarnya.

"Adik ipar coming soon, nih." Goda Bima sembari tersenyum kearah Reyga.

"Nggak jelas." cetus Reyga.

"Ckckck, lo nggak boleh gitu, Rey. Lo harusnya dukung adek lo supaya deket sama cewek pilihan dia." celetuk Zaidan dan diangguk setuju oleh Bima.

"Bener tuh."

Reyga menatap sinis kearah Bima dan Zaidan, "itu semua karena ulah lo yang bikin Adek gue gitu!" sanggah Reyga.

"Ya makanya itu sebagai lelaki yang tampan dan pemberini kita harus tau dan paham apa itu perempuan." ujar Bima dengan narsis.

"Mang eakk!" seru Zaidan semangat.

Varo tidak peduli dengan keributan sangat Abang dengan para sahabatnya. Varo hanya asik memainkan robotnya sesekali Varo menatap keluar yang merasa seperti ada seseorang yang melihatnya dari luar basecamp. Tapi Varo tidak peduli dengan perasaannya itu, ia terus bermain dengan robot kesayangannya.

Sampai akhirnya, Varo tidak sengaja melihat seseorang dengan baju serba hitam berdiri di belakang pohon sambil menodongkan senjata tajam sambil menatap Varo. Varo ketakutan ketika melihat pisau yang berlumuran darah.

"Hikss...." Varo menangis takut menatap pintu luar. Reyga yang melihat sang Adek menangis lantas bertanya dengan wajah panik. Para sahabat Reyga pun tak kalah panik melihat Varo tiba-tiba saja menangis.

"Varo kenapa?" tanya Reyga sembari mengusap rambut Varo.

Varo tidak menjawab sang Abang, ia hanya menunjukkan pintu luar dengan jari telunjuknya sambil menangis. Reyga dan yang lain mengikuti arah tunjuk Varo gang tertuju pada pohon besar. Tapi Reyga tidak menemukan siapapun di sana.

"T-tadi disitu ada orang lagi pegang pisau hiks.. Varo takut hiks.." ucap Varo. Reyga dan yang lain terkejut ketika mendengar ucapan Varo.

"Varo salah liat kali," celetuk Zaidan tiba-tiba saja dirinya langsung takut mendengar ucapan Varo.

REYGA Where stories live. Discover now