22- Pantai

521 49 10
                                    


Jangan lupa tinggalkan jejaknya^^


-happy reading-

Seminggu setelah camping, Nara sekolah seperti semula. Hari-hari pun sama saja seperti hari-hari biasa, tidak ada yang spesial. Namun, untuk hari ini Nara sangat bahagia. Karena ia akhirnya bisa melihat deburan ombak laut dan hembusan angin pantai.

Ya, Nara pergi ke pantai Ancol bersama Reyga. Nara sengaja mengajak Reyga pergi ke pantai karena dirinya sudah lama tidak pergi ke sana. Alhasil Reyga mengiyakan ajakan Nara. Mereka pergi menggunakan motor Reyga. Sebenarnya Reyga ingin membawa mobil, tapi karena jalan raya yang selalu macet akhirnya Reyga memutuskan untuk memakai motor saja.

"Terimakasih, ya, karena kamu mau anterin aku ke pantai." ucap Nara sembari tersenyum kearah Reyga.

Reyga menatap Nara di sebelahnya. Hari ini Nara begitu cantik dengan rambut yang di gerai yang berterbangan oleh hembusan angin pantai, dan tak lupa dengan bando polkadot yang selalu Nara pakai ketika sekolah.

"As long as you're happy, I'll follow you wherever you want." balas Reyga.

Nara tersenyum mendengar ucapan Reyga, "maaf karena aku selalu merepotkan kamu."

"No, kamu tidak merepotkan aku sama sekali, justru aku bahagia jika direpotkan, karena itu artinya keberadaan aku di hargai."

"Aku nggak tau mau ngomong apa lagi, kamu terlalu baik buat aku yang sikapnya seperti anak kecil ini. Pokoknya aku berterimakasih banyak sama kamu."

Reyga tersenyum, "apa pun, aku akan berjuang agar kamu bahagia."

"Apapun yang terjadi, jangan tinggalin aku ya. Karena aku nggak punya siapa-siapa, selain kamu." Nara menatap Reyga dengan tatapan serius.

Reyga mengusap rambut Nara, "aku tidak bisa berjanji, ya."

Nara merubah raut wajahnya menjadi murung, "Kenapa?"

"Karena jika aku berjanji dan aku melanggarnya, aku akan menjadi laki-laki brengsek. Maka dari itu, aku tidak ingin berjanji. Jika kita bisa, kita lewati bersama, selagi aku ada di sisi kamu aku akan menjaga kamu sebisa aku."

Nara menatap Reyga dengan lekat, sembari tersenyum kearah Reyga.

"Kamu baik, bahkan kamu tidak ingin berjanji apa pun itu karena kamu takut melanggarnya."

"Gue takut, jika gue berjanji seperti dulu, gue akan kehilangan orang yang gue sayang. Dan itu menyakitkan bagi gue." batin Reyga.

"Aku nggak sebaik yang kamu kira, aku hanya ingin orang yang aku sayang tidak menjauh. Maka dari itu aku akan berbuat apapun demi orang yang aku sayang itu tidak pergi."

Nara mengangguk mengerti, "kenapa kamu memilih aku? Padahal di sekolah banyak yang cantik dari aku."

Reyga tersenyum kecil, "aku suka kamu waktu pertama kali kita bertemu di kantin, saat itu kamu menatap aku, kan?" goda Reyga.

Nara menundukkan kepalanya malu, "karena aku waktu itu penasaran dengan yang namanya Reyga, yang selalu para perempuan sebut karena gantengnya, beraninya, dan itu semua aku penasaran." ujar Nara.

Reyga terkekeh kecil, "lalu, kenapa saat kita bertemu di koridor kamu seperti malu bertemu dengan aku?"

"Y-ya, karena waktu malem itu kamu nolongin aku saat aku tenggelam. Jadi aku malu lah ketemu sama kamu, apalagi banyak orang yang bilang kamu kasih aku n-nafas buatan." ucap Nara dengan gugup.

REYGA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang