08- Parkiran sekolah

1K 97 6
                                    


-happy reading-

Luna dan Nara berjalan di lorong sekolah. Tadi Nara dan Luna tidak sengaja bertemu di parkiran sekolah, mereka pun memutuskan untuk ke kelas bersama. Di sepanjang jalan Luna berceloteh tidak jelas, Nara hanya diam mendengarkan celotehan Luna sesekali Nara membalasnya.

Nara berhenti melangkah, tetapi Luna malah terus melangkah hingga akhirnya.

Bruk

"Anjir," gerutu luna ketika meresahkan sakit di punggungnya. Luna mendongak menatap sang pelaku.

"Wah anjir! Lo lagi lo lagi." Sesal Luna. Ia pun berdiri dan menatap sang pelaku dengan galak.

"Lo yang nabrak gue, kenapa lo yang kesel." ujar Sean. Ya dia adalah Sean. Sean menatap tajam kearah Luna, Luna tak kalah tajam menatap Sean.

"Ck, kesel gue sama lo! Kenapa sih selalu aja ketemu, gak di lapangan, kantin, koridor selalu aja ketemu sama lo! Heran gue." gerutu luna. Sean mengangkat satu alisnya.

"Itu berarti namanya jodoh, iya gak Rey." celetuk Bima. Reyga mengangguk setuju.

"Ck, berisik lo." cetus Sean.

Sean beralih menatap kearah Luna yang sedang menatap nya galak, "Ini tempat umum, ya seterah gue lah mau dimana aja, sewot banget lo jadi orang." ucap Sean santai dengan tangan yang di masukkan ke dalam saku celananya.

"Ihss gemes banget gue sama lo, pengen gue cabik cabik tu muka! Songong bet, mana sok kecakepan lagi!"

"Jangan gitu nweng nanti suka Loch sama abwang Sean," goda Bima.

"Ihh mit amit suka sama lo! Gak, gue gak bakal suka sama lo. jangan harap!"

"Siapa juga yang minta lo suka sama gue?"

Nara menghampiri Luna, "udah lun," ucap Nara sambil mengusap bahu Luna.

"Nggak bisa nar! Ni orang nyebelin banget, muka kek triplek, songong lagi!" cibir Luna. Sean masih senantiasa menatap Luna yang sedang membicarakan dirinya.

"Udah?" Sean berucap. Luna yang sedang dalam mood buruk, menarik tangan Nara dan pergi meninggalkan Sean dan sahabatnya. Ketika Nara melewati Reyga, Nara sengaja melirik Reyga. Reyga pun menatap Nara, Nara langsung membuang muka.

"Tu cewek gak ada bosannya ngatain gue." ujar Sean menatap kepergian Luna dan Nara.

"Awas kepincut lo," goda Reyga.

"Idih, yakali gue kepincut modelan ondel-ondel gitu."

"Ga boleh gitu, nanti kalo lo beneran suka, lo yang malu sama omongan lo sendiri." sahut Reyga.

"Gak bakal." tegas Sean.

"Yang di sebelah si luna cantik juga," ucap Bima sambil mengusap dagunya.

"Nara,"

"Lo tau Rey?" tanya Bima.

"Hm,"

"Anjir, lo diem diem menghanyutkan juga ternyata," celetuk Zaidan. Aksa sedari tadi hanya diam, ia tidak minat dengan pembicaraan para sahabatnya.

Bima mengusap dagunya tengah berpikir, "gue ramal Lo suka sama tu cewek." ucap Bima. Reyga memutar matanya malas.

"Ngaco lo."

"Siapa tau gitu lo yang bakal jadian sama tu cewek," sahut Sean.

"Ck berisik." Setelah mengucapkan itu, Reyga pergi meninggalkan para sahabatnya.

"Yee dasar! Bisa aja ngomongin orang, giliran di omongin balik malah pergi." sesal Sean menatap punggung Reyga yang menghilang.

"Atau jangan-jangan lo yang suka sama si luna?" goda Bima.

REYGA Where stories live. Discover now