19- Camping

736 56 8
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejaknya sebagai penyemangat^^

-happy reading-

Selepas upacara selesai. Semua murid tidak langsung masuk ke kelas mereka. Mereka terpaksa berdiri di lapangan dengan terik matahari, karena ada satu pengumuman yang akan di sampaikan oleh ketua OSIS.

"Untuk teman-teman yang rela panas-panasan di lapangan hanya demi pengumuman ini, saya mengucapkan terimakasih atas pengertiannya." kata Azzam selaku ketua OSIS.

"Pertama, saya akan menyampaikan pengumuman untuk seluruh kelas 12."

"Untuk seluruh kelas 12 pada hari Selasa besok, kita akan mengadakan camping di puncak." ujar Azzam. Semua murid yang berada di lapangan bertepuk tangan.

"Gilak ke puncak nggak, tuh."

"Sumpah udah lama banget gue nggak ke puncak,"

"Puncak I'm coming."

Begitulah bisikan-bisikan yang terdengar. Reyga pun tak kalah semangatnya, ia sudah merencanakan agar bisa sebangku dengan Nara saat di bus nanti. Dengan semangatnya ia tidak sabar untuk hari esok.

"Acara camping ini kita adakan untuk memperingati kelulusan kelas 12 dan juga sebagai kenang-kenangan saat kita pisah nanti. Maka dari itu kita mengadakan acara camping ini di puncak."

"Untuk kelas 10 dan 11 kalian akan tetap sekolah." lanjut Azzam. Seketika mereka menghela nafasnya panjang ketika mendengar ucapan Azzam.

"Dan untuk nomor bus, nanti akan ada anggota OSIS yang akan membagikan di setiap kelas 12 dengan nomor acak."

"Mungkin itu saja pengumuman yang saya sampaikan. Sekali lagi terimakasih atas pengertiannya untuk semua. Dan silakan masuk ke kelas masing-masing." setelah mengatakan itu semua murid langsung bubar. Ada yang senang karena adanya acara camping ini, dan ada yang sedih karena mereka harus bersekolah.

***

"Lo dapet bangku nomor berapa, Rey?" tanya Zaidan kepada Reyga.

"Dapet nomor 9 bus 2."

"Kalo lo, Sa?"

Aksa yang sedang memainkan handphonenya berhenti ketika Zaidan bertanya, "15 bus 1." jawab Aksa singkat. Zaidan mengangguk mengerti.

"Kira-kira Nara nomor berapa, ya?" gumam Reyga sembari memandang langit-langit cerah.

"Ya, lo tanya sendiri sana sama orangnya." sahut Sean.

"Gue belum ketemu dia, mungkin dia lagi sibuk."

Sean mengedik bahunya acuh, "kira-kira gue duduk sama siapa, ya?"

"Sama syaiton mampus, lo." celetuk Bima.

"Kalo syaiton nya cantik sih, okelah."

***

Hari yang di tunggu pun tiba. Di mana seluruh murid kelas 12 sudah berkumpul di parkiran dan mengantri untuk memasuki bus sesuai nomor yang mereka dapat.

REYGA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang