24- Kotak misterius

371 25 10
                                    

Don't forget to vote guys(◠‿◕)

-happy reading-


Nara menghela nafasnya panjang. Setelah selesai mengerjakan tugas sekolah, akhirnya Nara bisa bernafas lega. Ia memutuskan pergi ke dapur untuk minum. Namun saat Nara ingin berjalan ke dapur tiba-tiba saja bel rumahnya berbunyi.

Ting tong

Nara mengeryitkan dahinya bingung. Tengah malam ada seseorang yang datang ke kediamannya. Apakah orang itu waras? Jelas-jelas sekarang sudah menunjukkan pukul 12.30 sangat tidak logis untuk bertamu di malam hari.

Nara pun melangkah ke pintu depan untuk melihat siapa yang berkunjung. Ketika Nara membuka pintu, ia tidak melihat seorangpun yang berada di rumahnya. Tapi, Nara menemukan sebuah kotak di depan pintunya. Kotak itu dihiasi dengan pita polkadot berwarna merah. Nara pun langsung mengambil kotak itu, jujur ia pun sangat penasaran dengan isi kotak tersebut. Dengan perlahan Nara membuka pita polkadot itu, lalu membukanya.

"AAAAA!!" Nara berteriak ketakutan ketika melihat isi kotak itu. Ia menjatuhkan kotak itu Ke lantai. Di dalam kotak itu terdapat bangkai tikus yang di lumuri oleh darah, dan fotonya yang di silang oleh spidol hitam di area wajahnya.

Untungnya orang rumah semuanya telah tidur. Nara pun bernafas lega ketika tidak mendapati orang tuanya menghampiri Nara. Nara yang masih dalam mode penasarannya, ia pun melihat isi kotak itu lagi. Nara melihat ada sebuah surat disisi bangkai tikus itu. Dengan berani Nara mengambil surat itu. Lalu perlahan Nara membuka surat itu dan membacanya.

"Jauhi Reyga sebelum kau terkena imbasnya," lirih Nara membaca surat itu dengan mimik wajah serius.

"Maksud dari surat ini aku harus menjauhi Reyga, tapi kenapa?" monolog Nara.

"Apa aku harus kasih tau ini ke Reyga, ya? Tapi aku takut Reyga juga kepikiran." lirih Nara dengan wajah murung.

"Aku sembunyikan aja deh tentang kotak ini. Toh, mungkin ini cuma iseng doang."

Tanpa berpikir panjang Nara pun masuk ke dalam rumah dengan membawa kontak itu yang ingin ia buang di tong sampah dapur. Tanpa Nara sadari ada seseorang yang memperlihatkan Nara sedari tadi di belakang pohon. Seseorang itu tersenyum smirk melihat Nara ketakutan ketika membuka kotak itu.

"Ini belum di mulai babe, akan ku pastikan kamu akan menjadi milikku."

***

Nara terdiam ketika guru sedang menjelaskan. Entah kenapa perasaannya hari ini campur aduk. Nara hanya menghela nafasnya panjang, sambil memainkan pulpen yang berada di tangannya. Pendengarannya mendengar guru yang sedang menjelaskan, namun pikirannya melalang buana. Tentang kontak semalam, Nara masih memikirkannya. Dan tentang surat itu Nara pun bingung dengan makna surat itu.

Luna yang melihat Nara yang terdiam, lantas ia menyenggol tangan Nara.

"Heh!"

Nara membuyarkan lamunannya, "a-apa?"

"Lo diem Mulu dari tadi," ucap Luna.

"Aku ngantuk. Eh iya, anter aku ke WC yu, Lun." ajak Nara kepada Luna.

"Yok, lah, gas. Gue juga mumet nih."

"Sana kamu yang minta izin,"

Luna mengangkat tangannya. Pak Wawan yang melihat Luna yang menaikan tangannya, lantas bertanya.

"Kenapa?" tanya Pak Wawan kepada Luna.

"Anu, Pak, saya mau izin ke wc." ujar Luna.

"Yasudah, tapi jangan lama-lama."

REYGA Where stories live. Discover now