13- Dia

1K 81 1
                                    


-happy reading-



"Aksa."

Aksa merasa namanya di panggil langsung mendongak menatap perempuan yang berdiri di hadapannya. Perempuan itu tersenyum menatap Aksa. Aksa merubah raut wajahnya ketika melihat siapa perempuan yang berdiri di hadapannya ini.

"Siapa?" tanya Aksa singkat. Perempuan itu langsung memasang wajah terkejut ketika melihat ekspresi Aksa yang begitu datar.

"Kamu nggak kenal sama aku, sa? Really?" tanya perempuan itu untuk memastikan Aksa berbohong atau tidak.

"yeah, I didn't recognize you."

Perempuan itu mundur menatap Aksa dengan raut wajah terkejut. Ia menggelengkan kepalanya tidak percaya ketika mendengar jawaban yang keluar dari mulut Aksa.

Perempuan itu tertawa kecil, "Jangan bercanda deh, sa. Kamu pasti kenal sama aku kan? Kamu cuma bohong kan gak kenal aku?"

Aksa menatap perempuan itu datar, "saya tidak mengenali kamu, saya tidak tahu latar belakang kamu, dan satu lagi saya tidak pernah bertemu dengan mu. Apakah jawaban saya itu cukup untuk mu?" tanya Aksa dengan nada dingin. Perempuan itu masih tidak percaya dengan omongan Aksa.

"Sa, kita dulu berteman, bahkan lebih you know? Kita saling mencintai, dan kamu juga dulu bilang kalau kamu cinta sama aku. Tapi kenapa kamu sekarang berlagak seolah tidak mengenali aku, sa." ujar perempuan itu meyakinkan Aksa bahwa dirinya pernah ada di dalam kehidupannya.

"Saya tidak pernah mengatakan cinta kepada perempuan."

Perempuan itu tidak kuasa menahan air matanya untuk turun, "sa, kalau kamu masih marah sama aku bilang. Jangan kayak gini, seolah kamu gak kenal aku padahal kita dulu kenal dekat." ujar perempuan itu menatap wajah Aksa dengan sendu.

"Pergi." titah Aksa kepada perempuan di hadapannya itu.

Perempuan itu menggeleng cepat, "nggak! Aku nggak mau pergi sebelum kamu bilang kamu kenal aku." bantah perempuan itu.

Aksa menghela nafasnya pendek, "pergi." titahnya lagi. Namun perempuan itu tetap pada pendiriannya untuk setia menunggu Aksa mengatakan bahwa Aksa mengenali dirinya.

"Nggak bakal!"

"Pergi Kalea! Sebelum kesabaran saya habis!" bentak Aksa dengan wajah merah menahan gejolak amarahnya agar tidak membuncah.

Perempuan yang diketahui namanya Kalea itu berjalan mundur ketika mendengar bentakan dari Aksa. Kalea mengusap air matanya dengan kasar.

Kalea tersenyum kecil kearah Aksa, "oke, Aku akan pergi. Maaf sebelumnya aku sudah melukai hati mu, dan maaf aku tidak bisa mengembalikan rasa itu seperti dulu." setelah mengucapkan itu Kalea langsung pergi meninggalkan Aksa.

"Maaf."

***

"Bang Rey!" Aji menghampiri Reyga dengan nafas terengah-engah. Aji, anggota Araster yang selalu mengabdi kepada Reyga. Menurutnya Reyga adalah panutannya yang ia cari. Selain Reyga jago bela diri, Reyga juga jago dalam bidang basket. Tidak hanya Reyga saja panutannya, Aksa pun panutannya yang ke 2. Menurut aji, Aksa itu tipikal cowok cool, pendiam dan tidak banyak omong.

"Kenapa lo?" tanya Sean kepada aji.

"Geng Ravler  datang kesini bang!" kata Aji. Semua terkejut saat mendengar perkataan aji. Geng Ravler datang sekolahnya? Apa tujuan mereka datang ke sekolahnya. Reyga rasa ia tidak memiliki masalah apapun. Lalu, kenapa mereka datang ke sekolahnya dan membuat kekacauan di saat guru sedang rapat.

REYGA Where stories live. Discover now