18- Masalah selesai

717 57 5
                                    

Janga lupa tinggalkan jejaknya^^

-happy reading-

"Lo parah, Sa. Kok lo bisa gitu gebet pacar sahabat sendiri." celetuk Sean menatap sang sahabat yang sedari tadi hanya diam.

Aksa menghela nafasnya kecil, "lo nggak tau awal mulanya, dan lo nggak bisa main tuduh kalo gue ada niatan seperti yang lo pikirkan." sahut Aksa. Baru kali ini ia berbicara panjang lebar. Jujur berbicara banyak itu membuatnya lelah.

"Gini aja, lo ngomong sama gue lo suka atau nggak sama dia. Dan kalo lo suka sama dia, gue mundur."

"Dan gue nggak mau persahabatan kita hancur hanya karena satu perempuan." lanjut Reyga.

Sean melotot kearah Reyga ketika mendengar ucapan Reyga, "lo gila, Rey? Lo kira Nara itu apa, hah? Dia juga punya perasaan, kalau lo beropini kayak gini gue yakin si Nara nggak sudi nerima lo lagi,"

Reyga mengacak rambutnya frustasi, "terus gue harus apa? Sahabat gue suk-"

"Sejak kapan gue bilang kalo gue suka sama dia?" tukas Aksa.

Reyga terdiam ketika Aksa berucap, "foto ini, tatapan lo ke Nara itu seolah memberi harapan ke dia asal lo tau."

Aksa berdecih, "hanya karena satu foto lo beropini seperti itu? Lo tau nggak si, Rey, gue cuma menolong Nara yang hampir tertabrak mobil asal lo tau. Dan sekarang lo beropini bahwa gue suka sama dia? Nggak masuk akal."

Reyga terkejut dengan ucapan Aksa, "N-Nara hampir tertabrak?" lirih Reyga menatap kearah lain dengan tatapan kosong.

"Hm."

"T-tapi kenapa Nara nggak ngomong sama gue,"

Aksa berdecih, "Karena lo nggak dengerin dulu penjelasan dia. Lo langsung pergi gitu aja ninggalin dia."

"Gue salah, ya?" tanya Reyga dengan nada lirih.

"Gue sebut lo brengsek. Lo beropini dulu tanpa tahu awal mulanya." cemooh Aksa.

"Gue harus ketemu Nara," setelah mengatakan itu Reyga langsung pergi meninggalkan sahabatnya.

***

Kelas Nara dan Luna tengah jamkos, dikarenakan guru yang akan mengajar kelasnya tidak masuk. Dan semua murid di kelasnya meluangkan waktu itu untuk tidur dan bersantai.

Berbeda dengan Nara. Ia sedari tadi sibuk menulis sesuatu di sebuah buku catatan yang selalu ia bawa ke sekolah. Dilihat Nara sedang sibuk karena terlihat dari mimik wajahnya yang serius.

Berbeda dengan Luna, ia tertawa terbahak-bahak. Luna dan teman sekelasnya tengah menggosip di dekat pintu. Kebetulan pintu kelas sengaja mereka buka lebar, sehingga orang yang melewati kelas mereka berpikiran bahwa ada orang gila.

"Pernah gue lihat Bu Emah, guru kiler itu. Tisoledat di Deket toilet, dan gue nggak bisa nahan tawa gue di situ." kata Luna sembari tertawa mengingat kejadian di toilet saat itu.

"Awas kualat nanti, Lo." celetuk salah satu teman sekelasnya.

"Tenang aja kali, Luna ini sangat anggunly." ucap Luna sembari bergaya dengan slay.

Tanpa mereka sadari, Reyga sedari tadi berdiri menonton mereka dari luar.

"Ekhmm!" Reyga sengaja berdehem keras. Luna dan teman sekelasnya teersentak kaget, lalu mereka berdiri untuk menjaga image di depan Reyga.

REYGA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang