10- Resmi?

1.1K 80 1
                                    


-happy reading-

Setelah kejadian dimana Reyga mengatakan bahwa Nara adalah miliknya, di saat itu pula Nara berusaha menghindar saat tidak sengaja bertemu dengan Reyga. Entah itu di lapangan, kantin, maupun koridor Nara sebisa mungkin menghindari kontak mata dengan Reyga. Nara merasa dirinya di hantui dengan perkataan Reyga saat di parkiran itu. Jujur Nara tidak enak ketika sepasang mata memperhatikan nya, karena berita bahwa Reyga mengatakan Nara miliknya sudah tersebar luas. Bahkan murid dari sekolah lain yang mengidolakan Reyga harus mengurungkan niatnya dalam-dalam untuk bisa memiliki Reyga. Entah itu hanya omong kosong ataupun tidak, Nara tetap tidak perduli.

Seperti sekarang ini Nara dan Luna tengah berada di kantin. Nara tengah sibuk dengan handphone nya dan Luna yang tengah memesan makanan mereka. Tanpa Nara Sadari ada seseorang yang duduk berhadapan dengan Nara, orang itu menaruh nampan yang berisi makanan itu di meja. Nara tersentak kaget ketika nampan yang berisi makanan itu berada di hadapannya. Nara mendongak melihat siapa pemilik nampan itu.

"Makan."

"H-hah?" beo Nara shock sambil menatap sang pelaku di hadapannya. Dia Reyga. Reyga menatap Nara datar namun dengan tatapan tajam.

Nara dengan cepat berdiri ingin pergi untuk menghindari Reyga. Ketika Nara ingin melangkah, lengan kiranya tiba-tiba saja di cekal oleh Reyga. Nara menoleh kearah Reyga. Terlihat Reyga sedang menatapnya dengan tajam.

"Mau kemana?" tanya Reyga masih mencekal lengan Nara. Buru-buru Nara menggeleng kan kepalanya.

"Duduk. Makan." ucap Reyga menekan kata yang diucapkan nya.

Nara meneguk ludahnya dengan susah. Lalu menatap sekeliling kantin melihat dimana keberadaan Luna. Nara tidak sengaja melihat Luna yang sedang duduk di bangku khusus untuk anak Araster di pojok kanan. Terlihat Luna menatap para sahabat Reyga seperti mempunyai dendam.

"Heh!" sentak Reyga. Nara terkesiap lalu menatap kearah Reyga.

"Gue bilang makan." titah Reyga dengan tegas kepada Nara. Nara menatap sekitar, sekarang mereka menjadi tontonan gratis para murid-murid yang berada di kantin. Nara merasa risih dengan tatapan itu. Reyga mengikuti arah pandang Nara, Reyga yang peka akan hal itu langsung berucap.

"Nggak usah di liatin, sekarang makan."

Nara menatap Reyga yang menatapnya datar, "t-tapi kenapa lun--"

"Gue yang suruh ."

"Sekarang lo makan cepet, keburu masuk ntar." lanjut Reyga.

Nara yang sudah kepalang lapar, langsung menerima nampan yang berisi bakso yang sangat menggiurkan itu. Dengan lahap Nara memakan bakso itu, Reyga yang melihat Nara makan seperti kesetanan hanya bisa menggelengkan kepalanya. Lalu Reyga memfokuskan diri kepada ponsel yang berada di genggamannya.

"Uhuk uhuk," Reyga yang melihat Nara tersedak, dengan cepat-cepat Reyga memberikan minum kepada Nara. Nara langsung mengambil minum itu lalu meneguknya hingga tandas.

"Makannya nggak usah buru-buru bisa?" ucap Reyga seperti seorang ayah yang sedang memarahi putrinya.

Nara mengangguk kepalanya kecil, "maaf," cicit Nara.

"Yang lagi kasmaran nih, kiww." goda Sean dengan suara lantang sembari bersiul. Reyga menatap jengah para sahabatnya yang selalu membuat nya darah tinggi. Semua murid yang berada di kantin langsung menoleh kearah Reyga dan Nara.

"Cieee abwang Reyga gak jomblo lagi nich," lanjut Bima menggoda Reyga.

"Uhuk uhuk, abwang Reyga dedeck keselek nich, gak ada niatan ambilin adeck minum gitu bwang?" tanya Bima alay. Nara menundukkan kepalanya malu dengan perkataan sahabat Reyga.

REYGA حيث تعيش القصص. اكتشف الآن