35. Gramedia With Aksa

81 8 0
                                    

 
-happy reading-


Setelah pulang sekolah, Aksa menjanjikan untuk mengantarkan Nara ke Gramedia. Sekarang dia sedang menunggu Nara di parkiran karena tadi Nara mengatakan dia harus mengembalikan sebuah novel yang ia pinjam ke temannya yang beda kelas. Dengan sabar Aksa menunggu Nara walaupun dia tidak suka menunggu.

Aksa melihat arloji yang bertengger di lengannya. Sampai sekarang Nara tak kunjung juga menghampirinya di parkiran. Aksa pun memutuskan untuk menyibukkan diri dengan bermain handphone sambil menunggu Nara.

Setelah beberapa menit Aksa menunggu Nara di parkiran, akhirnya orang yang di tunggu-tunggu pun datang. Namun Aksa bingun saat melihat Nara berlari sambil mengusap pipinya.

"Maaf udah nunggu lama, kalau gitu ayo kita pergi." ucap Nara sambil mengusap pipinya. Namun Aksa tidak bodoh, dia melihat mata Nara merah seperti habis menangis.

"Tunggu, lo kenapa, Nar? Dan kenapa mata lo merah kaya habis nangis?" tanya Aksa kepada Nara sambil memegang pipi Nara dengan reflek.

"Aku nggak kenapa-kenapa 'kok." jawab Nara sambil tersenyum kepada Aksa.

Aksa pun mulai sadar karena dia memegang pipi Nara. Setelah itu Aksa melepaskan tangannya dari pipi Nara.

"Sorry, gue gak sengaja." ucap Aksa dengan kikuk sambil mengusap tengkuknya karena gugup.

"Eh, iya, nggak apa-apa kok." Nara menunduk kepalanya karena malu juga saat Aksa memegang pipinya.

Aksa kembali menatap Nara. "Jadi kan kita pergi ke Gramedia?" tanya Aksa kepada Nara. Dan Nara hanya membalasnya dengan anggukan kecil sambil tersenyum.

Aksa pun menaiki motornya dan menggunakan helm full face nya. Dia menoleh kearah Nara yang tak kunjung juga naik ke motornya.

"Naik, Nar." Perintah Aksa kepada Nara. Nara pun mengangguk kecil dan mulai naik ke motor besar Aksa, walaupun sedikit takut karena motor nya sangat tinggi untuk Nara yang pendek. Setelah naik ke motor Aksa, Nara pun memegang bahu Aksa agar tidak jatuh.

Aksa pun mulai menghidupkan mesih motornya, dan meninggalkan kawasa sekolah yang sudah sepi. Namun sebelum itu Nara melihat Reyga bersama Vanessa berjalan bersama sepertinya menuju parkiran. Nara menggeleng kepalanya dan mengalihkan pandangannya kearah lain.

"Kamu jahat, Reyga."

***

Setelah sampai di tempat tujuan Nara yaitu Gramedia, Aksa pun memarkirkan motornya di depan Gramedia. Kemudian Nara turun dari motor Aksa sambil merapikan rambutnya yang sedikit berantakan.

"Kamu mau tunggu disini atau ikut ke dalam?" tanya Nara kepada Aksa saat Aksa turun dari motornya sambil melepaskan helm full face nya.

"Ikut, gue penasaran di dalem kaya apa." jawab Aksa dan memasukkan sebelah tangannya ke dalam saku celana sekolahnya.

"Ya kaya banyak buku di dalem." ucap Nara sambil terkekeh kecil saat mendengar Aksa penasaran apa yang ada di dalam Gramedia. Namun Aksa tidak membalas ucapan Nara, Aksa hanya tersenyum kecil kepada Nara tanpa Nara sadari.

Kemudian mereka pun berjalan masuk ke dalam Gramedia. Saat di dalam Gramedia, Nara mulai mencari-cari sebuah novel yang telah lama ia incar namun belum juga mendapatkannya. Sedangkan Aksa hanya membuntuti Nara kemanapun Nara berjalan ke setiap rak demi rak dengan sabar.

"Lo suka baca novel?" tanya Aksa tiba-tiba yang membuat Nara membalikan badannya.

"Ah, iya, aku suka." jawab Nara sambil tersenyum kepada Aksa. Aksa hanya membalasnya dengan anggukan kecil karena dia telah mengetahui jawabannya.

Dan Nara kembali membalikkan badannya ke depan untuk mencari novel yang menarik. Kemudian matanya bertemu dengan rak yang berisikan novel best seller. Nara tersenyum senang dan dia mulai berjalan mendekati rak itu.

"Wahh, novel Tere Liye.." gumam Nara senang sambil mengambil salah satu novel di rak itu. Kemudian Aksa mendekati Nara, sambil melihat Nara sedang memilih novel di rak itu.

"Banyak banget series nya, jadi bingun mau pilih yang mana." gumam Nara lagi sambil memilih novel karya Tere Liye itu dengan bingun.

"Semua aja." celetuk Aksa di samping Nara. Nara terkejut lalu mendongak menatap Aksa karena mendengar Aksa begitu santainya bilang membeli semuanya.

"Aksa? Yang benar aja.. aku beli semua series ini? Uang dari mana aku?" Nara menggeleng kepalanya dan kembali menoleh untuk memilih novel.

Sedangkan Aksa hanya diam sambil memperhatikan Nara yang begitu sibuk memilih novel itu yang tak kunjung juga selesai.

Setelah beberapa menit memilih novel, akhirnya Nara memutuskan untuk membeli novel yang berjudul 'Bumi'.

"Beli yang bumi dulu deh, nanti kalau ada uang baru beli series lain." gumam Nara sambil tersenyum karena memutuskan untuk memilih novel itu.

"Ayo ke kasir." ajak Nara kepada Aksa sambil tersenyum tanpa mengetahui Aksa telah dehidrasi karena menunggu Nara selama beberapa menit tanpa minum. Aksa membalasnya dengan anggukan kecil.

Mereka pun pergi ke kasir untuk membayar Novel yang telah Nara beli.  Setelah membayar Novel di kasir, mereka keluar dari Gramedia.

"Gue haus, gimana kita beli es di taman dekat sini?" ajak Aksa kepada Nara sambil memakai helm nya lagi.

"Boleh." jawab Nara sambil mengangguk kecil. Nara pun naik ke motor Aksa sambil memegang bahu Aksa. Kemudian Aksa meninggalkan kawasan Gramedia dan mulai berkendara menuju taman terdekat.

***

Setelah sampai di taman, Aksa memarkirkan motornya. Dan lagi Nara turun dari motor Aksa sambil menatap sekeliling taman yang tampak ramai di sore hari oleh orang-orang yang berlalu-lalang.

"Mau beli es apa?" tanya Aksa setelah dia melepaskan helm nya.

"Kayaknya es teh manis itu seger deh." jawab Nara sambil menunjukkan kepada pedagang yang menjual es teh dan es jeruk.

"Lo duduk aja di bangku kosong itu. Biar gue yang beli." ujar Aksa kepada Nara. Nara mengangguk kecil sambil tersenyum. Kemudian Nara pun berjalan kearah bangku taman yang kosong, sedangkan Aksa sedang membeli es untuk mereka berdua.

Saat Nara duduk, pikirannya kembali berputar saat tadi dia melihat Reyga berduaan dengan Vanessa di kelas mereka saat Nara tidak sengaja melewati kelas Reyga. Saat tadi, Reyga begitu dekat dengan Vanessa, dan hanya terlihat punggung Reyga saja, sedangkan Vanessa tertutup oleh tubuh Reyga.

"Nara?"

Nara membuyarkan lamunannya saat mendengar suara seorang perempuan yang memanggil namanya. Kemudian Nara mendongak untuk melihat siapa yang memanggilnya. Betapa terkejutnya saat Nara melihat seseorang yang telah lama ia tidak bertemu.

-to be continued-

Jangan lupa like and comen(•ө•)♡

REYGA Where stories live. Discover now