21- Camping 2

548 48 5
                                    


-happy reading-

Malam hari saat camping, tidak lengkap rasanya jika kita tidak bakar-bakar jagung. Mungkin itu adalah hal lumrah saat camping, dengan adanya bakar-bakar jagung membuat suasana akan semakin ramai.

"Yaelah bagi dong, gue juga mau kali." celetuk Bima menatap jagung di tangan Sean dengan wajah memelas.

"Bakar sono, udah di sediain juga tinggal di bakar susah amat lo."

"Males gue, mending yang udah jadi."

"Lo pikir gue bakal kasih jagung ini ke, lo?" tanya Sean kepada Bima dengan sombongnya menyodorkan jagungnya di hadapan Bima.

Bima menahan air liurnya untuk tidak keluar ketika mencium wangi jagung bakar itu. Sebenarnya ia ingin, tapi ia sangat malas untuk membakar. Alhasil ketika melihat jagung Sean, Bima memintanya. Namun sang pemilik jagung tidak mengijinkan jagungnya di makan oleh Bima.

"Nih,"

Bima terkejut tiba-tiba ada sebuah jagung bakar tepat di hadapan wajah. Ia pun menoleh melihat siapa yang membawa jagung bakar untuknya.

"Mau nggak?" tanya orang itu. Bima masih tidak berkutik. Sampai akhirnya ia sadar ketika sebuah tangan memukul lengannya.

"Awshhh, sakit ege." ringis Bima ketika lengan atasnya panas akibat pukulan perempuan itu.

"Ya, elo, sih. Gue tawar mau nggak, lo malah nggak nyaut. Budeg lo?" tanya perempuan itu dengan sedikit sindiran.

"Santai aja kali, kuping gue masih ada, nggak bakal hilang." sahut Bima tak terima.

"Ekhmm!!" Sean sengaja berdehem keras.

"Yaudah, jadi lo mau nggak?"

"Mau!"

Perempuan itu mengasih jagung dengan sedikit kasar ke Bima. Bima dengan sabar menerima jagung itu, demi perutnya apasih yang nggak?

"By the way, nama lo siapa?" tanya Bima kepada perempuan itu.

"Vivi,"

Bima mengangguk mengerti, "thanks, ya, Vi. Lo udah bawain gue jagung bakar." ucap Bima sembari tersenyum kecil.

Perempuan itu yang di ketahui namanya Vivi, memutar matanya malas.

"Ya," jawab Vivi dengan singkat.

"Kenalin nama gue-"

"Gue udah tau, semua murid pun tau nama lo." sarkas Vivi.

"Berarti gue terkenal dong?" tanya Bima dengan sombongnya sembari bergaya cool.

"Iya terkenal, terkenal karena Lo bandel, lo buaya. Semua terkenal sama lo." ujar Vivi.

"Yang penting ganteng,"

Vivi berdecak sebal, "ganteng matamu, muka lo udah kayak buaya berkepala empat lo sebut ganteng?"

"Of course,"

"Enek gue yang ada ngeliat muka, lo."

"Jangan gitu, nanti lo suka, lo juga yang malu." celetuk Reyga dari arah belakang dengan Nara berjalan di sisinya.

"Nggak. Gue nggak bakal suka sama ni orang." sahut Vivi tak terima dengan ucapan Reyga.

Nara terkekeh kecil, "Vivi jomblo tau, Bim." ucap Nara mengkode Bima.

Nara melotot kearah Nara, "apasih, Nar. Lo mah nggak asik ahk."

"Boleh juga," ucap Bima sembari menelisik Vivi dari atas sampai bawah.

REYGA Where stories live. Discover now