ENAMPULUH

3.6K 291 19
                                    

Bagaimana bisa orang-orang bertanya aku mencintaimu, padahal mencintaimu bagaikan seperti aku bernafas.

Raisya Shaqira Ningsih.

Hari ini hari yang Shaqira tak bisa lupakan bagaimana bisa, perlakuan manis dari sang suami selalu membuatnya speechless. Shaqira dengan ustadz Abi sangat menikmati hari ini berbeda dengan ustadz Zaki  yang kesal melihat keromantisan dua insan ini. Bagaimana tidak ia hanya jadi nyamuk, tapi ustadz Zaki tak masalah selama ustadz Abi bahagia.

"Ustadz Abi Shaqira bahagia banget, Shaqira gak bakalan lupa hari ini!"

"Semakin hari suami Shaqira ini sangat manis!"

"Dari perlakuannya! Dan yang paling manis orangnya! Intinya Shaqira bahagia banget!"

"Alhamdulillah kalau kamu bahagia, setidaknya kamu punya kenangan yang indah bersamaku."

Rasa-rasanya dirinya ingin pergi dari sini, percuma hanya jadi nyamuk."Mending gue pergi cari angin disini panas soalnya!"

"Haha maaf ya ustadz Zaki!" cengengesan melihat ekspresi wajah ustadz Zaki yang terlihat kesal. Dengan wajah masam ustadz Zaki pergi meninggalkan kedua insan ini.

"Aku udah dapat beli rumah, sepulang dari sini kita kesana." Kalau saja ada lalat yang lewat sudah dipastikan mulut Shaqira jadi sasaran lalat di kira gua, benar saja mulut nya tidak berhenti menganga sebelum ustadz Abi menutup mulutnya.

"Serius sayang?!" tanya Shaqira belum percaya.

"Apa keliatan bohong?" balik bertanya. Shaqira menelisik setiap inci wajah ustadz Abi tidak ada yang terlihat kebohongannya, memang ustadz Abi juga tidak pernah bohong.

Shaqira menggeleng, detik berikutnya ia memeluk suaminya. "Shaqira gak bisa ungkapin sebahagia apa Shaqira, yang jelas Shaqira sangat-sangat bahagia, makasih atas semuanya sayang ustadz Abi banyak-banyak!" melepas pelukannya lalu mencium pipi ustadz Abi.

"Alhamdulillah!"

Sudah satu malam mereka menginap di pantai ini dan akan pulang sore nanti. Shaqira sangat-sangat bahagia suaminya bisa mewujudkan mimpinya dulu ingin menikmati bermalam di pantai. Menikmati malam dengan taburan bintang, sinar bulan yang cerah, angin pantai dan dengan suara deburan ombak. Hari ini jadi pengalaman Shaqira yang sangat berkesan.

"Sayang Shaqira lapar!" rengeknya mengelus perutnya yang sedikit membuncit.

Ustadz Abi mengelus perut Shaqira mengajak calon anaknya berbicara. "Anak baba lapar yaa?"

"Iya baba," jawab Shaqira menirukan suara anak kecil.

"Ayok kita cari makan!" Shaqira dengan ustadz Abi menyusuri setiap cafe di tepi pantai mencari mana yang Shaqira inginkan.

"Sayang cafe itu aja!" tunjuk Shaqira. Walaupun pengunjung nya sedikit kemungkinan saking banyaknya cafe jadi orang-orang bingung milih cafe yang mana. Shaqira juga mau tempat yang nyaman keliatannya itu sangat nyaman di mata Shaqira. Mereka berjalan menuju cafe yang Shaqira mau lalu memesan.

"Shaqira," panggil ustadz Abi dengan lembut.

"Dalem sayang!" tersenyum kikuk.

Assalamu'alaikum, Ust Galak! (END)Where stories live. Discover now