EMPATPULUHSEMBILAN

4.6K 421 42
                                    

"Udah yaa, sedih boleh tapi jangan sampai berlebihan!" ucap ustadzah Ika.

"Gak sedih, tapi iri liat Shaqira di ratukan ustadz Abi."

"Ini nih definisi ketika yang dilangitkan kalah dengan pemilik lauhul mahfudnya," sambung ustadzah Aisyah.

"Istighfar jangan sampai iri yang menyebabkan penyakit hati," ucap ustadzah Ika.

"Astaghfirullah, demen banget sih setan goda Aisyah, padahal kemarin udah lupa-lupa sedikit."

"Emang tugasnya biar ada temennya nanti di neraka."

"Tapi bener juga sih jadi pengen kayak gitu!" ucap ustadzah Ika cengengesan.

"Tuh kan!"

"Bercanda kok. Allah sudah ngatur skenario kita jadi gak usah galau, ingat Allah itu ngasih yang kita butuhkan bukan apa yang kita inginkan!"

"Sayang banget sama ustadzah Ika, nanti kalau ustadzah Ika udah ada di surga cari Aisyah yaa kalau masih di neraka."

"Kita saling mengingatkan dalam kebaikan, Ika juga masih jauh."

"Merendah untuk meroket nih," canda ustadzah Aisyah.

"Haha bisa aja, copas darimana tuh kata-kata."

"Dari hati," jawab ustadzah Aisyah cengengesan.

"Lapar ke kantin yuk!" ajak ustadzah Ika.

"Yuk!"

Rasulullah Saw bersabda:

الرَّجُلُ عَلَى دِيْنِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ

"Seseorang tergantung agama teman dekatnya, maka hendaknya kalian memerhatikan siapakah teman dekatnya." (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah, no. 927).

Di sela-sela makannya ustadzah Ika mengajak ustadzah Aisyah mengobrol. "Setelah tau Shaqira istri ustadz Abi, apa Aisyah mau tetap ngajar dia?"

Ustadzah Aisyah sempat terdiam mendengar pertanyaan ustadzah Ika yang cukup membuat dirinya bingung.

"Masih!"

"Yakin?"

"Yakin, setidaknya aku bisa berbagi ilmu dengan dia."

"Baik banget sih cabatku ini!" ucap ustadzah Ika gemas.

"Harus itu! Masih ingatkan hadist ini,
Barangsiapa menyampaikan satu ilmu saja dan ada orang yang mengamalkannya, maka walaupun yang menyampaikan sudah tiada (meninggal), ia akan tetap memperoleh pahala" (HR. Al Bukhari).
Rasulullah SAW juga menegaskan keutamaan ilmu yang bermanfaat, baik saat masih di dunia atau setelah wafat.

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Assalamu'alaikum, Ust Galak! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang