TIGAPULUHDUA

5.8K 497 29
                                    

Pukul 21:00.

Shaqira tengah menunggu ustadz Abi dikursi depan rumah. Sekitar tiga puluh menit ia duduk ditemani handphone, Reno sedang belajar makanya tidak menemani dirinya. Rasa bosan menghampiri. Shaqira menumpuk kedua tangannya diatas meja sebagai bantalan kepalanya. Udara dingin mengharuskan dirinya untuk memakai hoodie yang berwarna putih.

Shaqira tertidur dengan posisi duduk dengan tangan ia gunakan sebagai bantalan kepalanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Shaqira tertidur dengan posisi duduk dengan tangan ia gunakan sebagai bantalan kepalanya. Entah sudah ke berapa kali mami bolak balik menyuruhnya masuk untuk menunggu ustadz Abi di dalam. Tapi ia tolak sampai mami kesal karena keras kepala Shaqira.

Motor ustadz Abi memasuki gerbang rumah mami. Saat ini jam menunjukkan pukul 21:30 hampir 30 menit Shaqira tertidur dengan posisi yang tidak baik untuk tidur. Ustadz Abi merasa bersalah melihat Shaqira yang menunggu di depan teras sampai tertidur. Ia membopong tubuh Shaqira menuju kamar. Merebahkan tubuh Shaqira dengan hati-hati dikasur agar sang empu tak terganggu. Namun salah Shaqira terbangun.

"Kapan pulang?" tanya Shaqira dengan suara seraknya khas bangun tidur.

"Tadi, ngapain diluar?" Ustadz Abi bertanya balik.

"Nungguin ustadz Abi."

"Jangan gitu lagi, nunggu di dalam aja nanti sakit," ucap ustadz Abi dengan lembut.

"Siapa suruh lama pulang!" sahut Shaqira sedikit keras. Ia kesal tak ada yang diajak berdebat, Reno sibuk belajar sedangkan mami sama papi lagi nemenin papi diruang kerja.

"Kangen yaa?" tanya ustadz Abi tersenyum simpul.

"GAKLAH!" jawab Shaqira ngengas.

"Romantis juga ya," ucap ustadz Abi.

"Siapa?"

"Kamu." Raut wajah binggung Shaqira tergambar jelas mendengar ucapan ustadz Abi.

"Mau diceritain?"

"Cerita apa sih!" Shaqira semakin bingung dengan ucapan ustadz Abi. Ustadz Abi berdecak kesal karena Shaqira tak kunjung paham dengan ucapannya.

"Selain cantik kamu juga lemot!" ucap ustadz Abi dengan santainya. Shaqira sempat menahan senyumnya mendapat pujian dari ustadz Abi yang mengatakan dirinya cantik, namun selang beberapa detik membuat dirinya naik darah dengan ucapan ustadz Abi yang mengatakan dirinya lemot. Udah diterbangkan tinggi-tinggi eh malah dijatuhkan. Itulah perasaan Shaqira sakit.

"Niat muji gak sih!"

"Mau gimana lagi, tapi emang kenyataannya!" ucap ustadz Abi yang kelewat jujur. Shaqira mengambil selimut lalu menutup seluruh tubuhnya. Untung suami batinnya mengelus dada.

"Shaqira jangan marah, aku lapar," ucap ustadz Abi mengambil tangan Shaqira dibalik selimut lalu meletakkan di perutnya. Shaqira langsung menarik tangannya dari perut ustadz Abi.

Shaqira membuka dirinya dari persembunyian lalu berdiri. "Cepetan!"

Ustadz Abi tersenyum manis pada Shaqira lalu berdiri tak mau membuat istrinya semakin marah. "Baik banget sih."Shaqira tak menjawab perkataan ustadz Abi, ia melenggang keluar meninggalkan ustadz Abi.

Assalamu'alaikum, Ust Galak! (END)Where stories live. Discover now