TUJUHBELAS

6.1K 426 2
                                    

Mendo'akanmu diam-diam disepertiga malamku adalah rutinitas caraku memintamu pada penciptamu.

Aisyah Khumaira.

"Assalamu'alaikum ustadz Zaki," ucap ustadzah Aisyah.

Ustadz Zaki terkejut mendengar suara ustadzah Aisyah dibelakangnya dan langsung berbalik. "Wa'alaikumussalam," ucap ustadz Zaki.

"Saya mau nanya ustadz Abi dimana?" tanya ustadzah Aisyah.

Ustadz Zaki panas dingin diajak bicara dengan ustadzah Aisyah pasalnya pertama kali melihat ustadzah Aisyah ia langsung suka, bukan hanya sekedar cantik, sifat ustadzah Aisyah yang selalu menjaga pandangan, ramah dalam berbicara walaupun dengan orang yang lebih muda darinya, ustadz Zaki juga udah tahu ustadzah Aisyah menyukai ustadz Abi, namun sekarang ustadz Zaki bisa berjuang dalam artian tidak dengan berpacaran melainkan mendoakannya di sepertiga malam.

"Hmm itu lagi keluar," ucap ustadz Zaki grogi.

"Kalau gitu Aisyah pamit dulu ustadz Zaki Assalamu'alaikum," ucap ustadzah Aisyah.

"Wa'alaikumussalam."

Kepergian ustadzah Aisyah ia langsung memegang dada nya yang berdetak lebih cepat dari biasanya. Jika dia jodoh hamba dekatkan kami, kalau bukan dia hilangkan lah rasa yang telah hadir dihati ini, untuk seseorang yang  halal nanti, batin ustadz Zaki.

Ustadz Zaki kembali berkeliling untuk  melihat keadaan pesantren, banyak santriwati yang sekedar menyapa atau tersenyum. Siapa yang tak terpesona melihat ustadz Zaki selain ganteng ia juga pinter sebelas dua belas dari ustadz Abi.

...

"Mau pesan apa?" tanya ustadz Abi pada Shaqira.

"Hm mau mie ayam sama es teh."

"Disamain bang," ucap ustadz Abi.

"Mohon tunggu sebentar ya dek!" ucap Abang penjual.

Mereka berdua hanya tersenyum sebagai jawaban. Tidak ada yang memulai percakapan hanya sibuk dengan handphone masing-masing, sampai makanan mereka datang.

"Lagi marahan ya pada diam-diam aja," ucap Abang penjual.

Shaqira yang mendengar itu hanya tersenyum, sedangkan ustadz Abi menatap Shaqira datar. Karena lapar Shaqira langsung ingin menyuap mie ayam tanpa membaca do'a, melihat itu ustadz Abi menahan tangan Shaqira.

"Baca do'a!" ucap ustadz Abi.

Shaqira cengengesan lalu membaca doa.
اَللّٰهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْمَا رَزَقْتَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

artinya Ya Allah berkahilah apa yang Engkau rezekikan kepada kami dan jauhkanlah kami dari api nereka).

Setelah berdo'a Shaqira langsung melahap makanannya tanpa ada pembicaraan sampai makanan mereka tak tersisa. Tanpa tahu malu Shaqira sendawa dengan suara yang cukup keras. Ustadz langsung menatap Shaqira datar, ia hanya cengengesan.

"Tak tahu malu!" ucap ustadz Abi dengan suara dingin.

"Ya maaf," jawabnya langsung pergi meninggalkan ustadz Abi tanpa berpamitan.

Assalamu'alaikum, Ust Galak! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang