LIMAPULUHTUJUH

3.5K 314 35
                                    

Ustadz Abi tengah menjelaskan di depan para semua santri, kebetulan ini jadwal ngaji gabungan baik santri putri ataupun santri yang laki bahkan semua ustadz dan ustadzah juga ikut. Ini yang ditunggu-tunggu para santri ngaji gabungan, entah kenapa para santri lebih semangat. Ada dua alasan yang pertama bisa saling kirim surat dan yang kedua emang setiap hari semangat nuntut ilmu. Tapi tenang saja ustadz maupun ustadzah sudah menjaga dengan ketat itupun dibatasi dengan tabir, tapi ada saja yang hoki tidak ketahuan.

"ASSALAMU'ALAIKUM!" ucap seseorang dari belakang santri. Semua pandangan tertuju pada orang itu sampai lupa menjawab salam.

"Wa'alaikumussalam," jawab ustadz Abi dengan microphone yang ia pegang sengaja untuk membuat santri ikut menjawab. Orang itu pergi ke depan ustadz Abi untuk memberikan kabar tidak baik.

"Saya mau menyampaikan bahwa istri dari anak pemilik pesantren ini ditabrak!"

Dengan terkejut ustadz Abi melempar microphone itu yang Alhamdulillah bisa ustadz Zaki tangkap. Ustadz Abi berlari keluar mengambil kunci mobil. Aura tegang sangat terlihat jelas di wajah semua orang yang berada disini.

"Assalamu'alaikum mohon maaf untuk semua santri kajian kali ini, akan digantikan oleh ustadz yang lain berhubung ustadz Abi tidak bisa melanjutkan, Assalamualaikum."

"Wa'alaikumussalam," jawab semua santri. Setelah mengatakan itu ustadz Zaki langsung keluar menyusul ustadz Abi.

Bibir ustadz Zaki tak henti-hentinya beristigfar, bagaimana tidak ustadz Abi mengemudi dengan kecepatan diatas rata-rata. Ini sangat gila! Lebih baik ia beristigfar meminta pertolongan kepada Allah daripada mengeluh pada ustadz Abi yang akan menambah kecepatannya. Ustadz Abi mendapat kabar Shaqira berada di rumah sakit Nanira yang dekat dengan kejadian. Tak perlu lama hanya dengan lima menit ustadz Abi sampai di rumah sakit, langsung menanyakan nama Shaqira pada resepsionis yang diberi tahu di kamar 09.

"Bagaimana bisa terjadi?" tanya ustadz Abi pada ustadzah Ika yang sedang duduk menunggu depan pintu tempat Shaqira. Suara ustadz Abi begitu dingin mimik wajahnya sangat datar membuat ustadzah Ika semakin takut.

"Maaf ustadz sekali lagi saya minta maaf atas kejadian ini," ucap ustadzah Ika terdengar takut.

"Jawab sesuai yang saya tanyakan ustadzah!" ucap ustadz Abi dengan penuh penekanan pada setiap katanya.

"Ee_mm gi__ni us_ta_dz____"

"Jawab dengan benar ustadzah!" Ustadz Zaki yang berada di dekatnya menepuk-nepuk pundak ustadz Abi agar bisa mengontrol emosinya.

Ustadzah Ika menarik nafas. "Kami ditabrak ustadz!"

Mendengar ustadzah Ika mengatakan itu membuat dirinya ingin meninju tembok rumah sakit, tapi bisa ia tahan karena ini bukan rumahnya yang akan merugikan orang lain.

"Istighfar Abi!"

"Semuanya akan baik-baik saja!" Ustadz Abi memberi kode pada ustadz Abi untuk menceritakan kejadian ini pada Banu dan Oneng. Ustadz Zaki mengerti dengan kode itu dan langsung menjauh.

Dokter keluar dari ruangan.

"Bagaimana keadaannya dokter?"

"Kita bicara di ruangan saya!" Ustadz Abi mengikuti langkah dokter menuju ruangannya.

Ustadz Abi tercengang dengan apa yang dikatakan dokter, bagaimana bisa Shaqira mendapatkan luka sebanyak itu sedangkan ustadzah Ika hanya sekedar lecet. Dokter menduga luka yang terjadi di kepala Shaqira bukan akibat dari kecelakaan. Darah yang mengering di pelipisnya berbeda dengan luka baru yang masih mengeluarkan darah segar. Tapi untungnya calon anaknya kuat jadi tidak terjadi apa-apa pada calon anaknya.

Assalamu'alaikum, Ust Galak! (END)Where stories live. Discover now