TIGA PULUH SATU

5.9K 494 7
                                    

Sepulang dari masjid Shaqira meninggalkan ustadz Abi ke kamar Reno adik yang paling Shaqira sayang walaupun tiap bertemu adu mulut. Reno maupun Shaqira merasakan ada yang kurang ketika mereka tidak adu mulut. Pernah waktu itu Reno sakit sampai tiga hari. Shaqira selalu menggoda Reno untuk adu mulut dengannya tapi tidak ada perlawanan orang sakit diajak berantem malah tambah sakit jadinya. Bahkan saat Reno sakit ia absen dari sekolah sampai Reno masuk sekolah lagi. Tidak mau makan kalau Reno tidak makan, ia juga membantu mami merawat Reno, tidur di kamar Reno sampai-sampai Reno kewalahan dengan kakaknya yang setiap tidur memeluk dirinya. Buat yang punya kakak tapi cuek, kita sama kok, tapi gak papa jangan sedih setiap orang beda-beda cara menunjukkan kasih sayangnya, kita tidak tahu bahwa tahta kita dihatinya tertinggi. So, jangan pernah menyalahkan sifat seseorang yang tak sesuai ekspektasi kita. Eh jadi curhat jadinya hihihi.

"Reno gak boleh tidur di waktu subuh!"

"Kepala gue sakit kak, gue tidur bentar nanti bangunin gue mau sekolah!"

"Iya deh kalau Lo sakit," kata Shaqira naik ke kasur merebahkan dirinya dekat Reno.

"Lo bilang gak boleh tidur, ngapain Lo tidur?"

Shaqira tersenyum kikuk, pasalnya ia sangat ngantuk tak sempat tidur dulu setelah sholat tahajud. "Nemenin Lo dek!"

"Ada udang dibalik batu Lo kak!"

"Shutt! Tidur!" titah Shaqira memeluk Reno.

"Gue sesek kak Lo peluk-peluk gini." Berusaha melepaskan tangan Shaqira dari pinggangnya.

"Lo gak kangen gue ya?" tanya Shaqira yang terdengar lirih melepaskan pelukannya dari Reno.

"Baper amat sih Lo kak, sini-sini gue yang peluk, Lo elus-elus kepala gue biar bisa cepat tidur," kata Reno memeluk pinggang Shaqira.

"SIAAPP!" Shaqira mengelus kepala Reno dengan penuh kasih sayang, Reno juga memeluk Shaqira seolah-olah tidak ada yang boleh menyakiti kakaknya selain dirinya.

Diluar mami dengan ustadz Abi tengah sibuk mencari keberadaan Shaqira yang tak kunjung ketemu. Mulai dari belakang rumah sampai nanya-nanya ke tetangga yang jalan-jalan pagi.

"Mami lagi cari siapa?" tanya papi yang melihat mami celingukan.

"Siapa lagi kalau bukan anakmu!"

"Lah anakmu juga!"

"Mami udah ketemu?" tanya ustadz Abi untuk melerai perdebatan suami istri ini. Jadi tahu kan Shaqira nurunnya dari siapa. Pantes saja Reno sama Shaqira begitu.

"Belum Abi, kemana ya masak pagi-pagi joging, Shaqira mah pagi-pagi tidur," ucap mami terkekeh pelan.

"Ngapain pada bingung, pasti Shaqira ada di kamar Reno," kata papi. Benar kamar Reno yang mereka belum liat. Papi tahu kebiasaan Shaqira, kalau sudah tidak bertemu adiknya pasti lagi nempel-nempel sama Reno. Papi juga bingung dengan mereka berdua tak pernah akur tapi kasih sayang antara mereka sangat kuat.

"Bener kata papi."

"Iya dong papi gitu!" Nah kan sifat narsis Shaqira dari papi batin ustadz Abi tersenyum. Berarti benar kata pepatah buah jatuh tidak jauh dari pohonnya.

Mereka langsung naik ke lantai atas tepatnya pada kamar Reno. Tanpa mengetuk pintu mami membuka pintu dan terlihatlah dua orang yang tertidur Shaqira memegang kepala Reno sedangkan Reno memeluk Shaqira. Semua orang yang melihat itu speechless. Tidak ada Shaqira yang suka ngegas, tidak ada Reno yang tak mau kalah dalam perdebatan, yang ada adalah adik kakak yang saling menyayangi, raut muka Shaqira yang terlihat polos saat tidur membuat ustadz Abi ingin mengelus pipi yang sedikit ranum itu.

Assalamu'alaikum, Ust Galak! (END)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon