LIMAPULUHDUA

4.9K 360 25
                                    

Uwek

Uwek

Uwek

Sudah hampir setengah jam Shaqira berada di kamar mandi. Rasa mual yang tak kunjung berhenti ditambah kepalanya sangat pusing. Dengan setia ustadz Abi menemani Shaqira, memijit tengkuk Shaqira.

"Sayang kepala ku pusing!" Ustadz Abi beralih memijit kepala Shaqira.

"Jangan disentuh!"

"AAAA sakit!"

Uwek

Uwek

Ustadz Abi semakin bingung harus melakukan apa. Umi juga belum pulang. Tanpa pikir panjang ustadz Abi menelpon nomor umi untuk meminta bantuan untuk pulang lebih awal. Untung saja umi mengiyakan ustadz Abi.

"Tunggu sebentar umi akan pulang," ucap ustadz Abi menenangkan Shaqira.

"Sabar yaa," sambung ustadz Abi.

"Sabar-sabar sakit nih Abi!" ucap Shaqira tidak sopan. Tapi ustadz Abi maklumi.

"Mau minum?"

"Atau makan?" ucap ustadz Abi. Bisa-bisanya menawarkan makan disaat waktu yang tidak tepat. Tapi saking bingungnya jadi kata itu yang keluar.

"Diam!"

"Cerewet banget jadi orang!" Ustadz Abi hanya mengelus dada mendengar jawaban Shaqira.

"Abi! Shaqira!" panggil umi dengan cemas. Pasalnya tadi di luar umi mengucapkan salam tapi tak ada sahutan untung saja pintunya tidak di kunci.

"Iya umi. Di kamar mandi!"

"Kenapa ini?"

"Shaqira muntah-muntah umi sama pusing," jelas ustadz Abi.

"Umi kepala Shaqira pusing!"

"Kita ke rumah sakit yaa?"

"Abi siapkan mobil!"

"Iya umi."

Shaqira sudah ditangani dokter sekitar 10 menit lamanya, namun sang dokter belum keluar, membuat ustadz Abi semakin cemas. Bukan hanya dia tapi umi juga merasa cemas.

"Abi mending duduk, umi pusing liat kamu mondar-mandir!" Mendengar itu ustadz Abi duduk di samping umi.

"Pasti Shaqira baik-baik saja, tenangkan diri mu, Allah itu sesuai prasangka hamba-nya, seperti penggalan hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim yang bunyinya "أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِى بِى" yang artinya aku sesuai persangkaan hamba-Ku."

"Iya umi, do'akan Shaqira."

"Pasti!"

Tak lama dari itu, dokter keluar dari ruangan yang Shaqira tempati. "Bagaimana dokter? Apa istri saya baik-baik saja?"

"Selamat anda menjadi calon bapak!" ucap dokter itu tersenyum simpul.

"Hah!"

"Alhamdulillah," ucap umi.

"Serius dokter?" tanya ustadz Abi tak percaya.

"Serius! Dijaga istrinya, ini juga kehamilan pertama ya?"

"Iya dokter."

"Makasih dokter," sambung ustadz Abi. Dokter itu hanya tersenyum sebagai jawaban lalu pergi.

"Cie jadi calon baba nih!" ledek umi.

"Do'akan Shaqira sama anak Abi ya umi," pinta ustadz Abi.

"Iya. Ayok kita liat Shaqira." Umi dengan ustadz Abi masuk melihat keadaan Shaqira dan akan memberitahu kabar bahagia ini.

Assalamu'alaikum, Ust Galak! (END)Where stories live. Discover now