EMPATPULUHDUA

5.2K 392 17
                                    

Setengah perjalanan sudah mereka lewati. Cacing-cacing di perut Shaqira sudah tak bisa ia kontrol lagi. Bahkan suara perut Shaqira bisa didengar dengan jelas oleh ustadz Abi.

"Mau makan apa?"

"Nasi goreng aja."

Ustadz Abi menghentikan mobilnya di dekat warung makan nasgor. Ustadz Abi turun duluan baru Shaqira menyusul keluar. Keadaan warung itu cukup ramai, banyak anak sekolah yang mampir untuk sekedar sarapan untuk mengganjal perut. Bukan hanya anak sekolah banyak juga orang-orang yang berpakaian rapi seperti kerja kantoran. Mungkin nasgor disini enak. Mereka hanya menunggu sekitar 10 menit pesanan nasi goreng yang dipesan sudah datang. Jangan tanyakan gimana Shaqira memandang nasi goreng itu. Selain lapar nasi goreng ini cukup menarik di mata Shaqira sangat menggoda dengan potongan daging ditambah kerupuk. Siapapun yang melihatnya pasti ngiler. Ditambah es teh tawar dingin kesukaan Shaqira. Entah kenapa ia lebih suka itu daripada yang manis.

 Entah kenapa ia lebih suka itu daripada yang manis

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tanpa bicara Shaqira terus memasukkan nasi goreng ke mulutnya, ini terasa pas di lidah tidak pedas dan tidak manis juga

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tanpa bicara Shaqira terus memasukkan nasi goreng ke mulutnya, ini terasa pas di lidah tidak pedas dan tidak manis juga. Saking nikmatnya makan nasi goreng, ia tersedak. Andai saja ia bisa masak seenak ini.

Uhuk

Uhuk

Ustadz Abi menyodorkan es teh pada Shaqira. "Bisa pelan gak?"

Shaqira cengengesan melihat ekspresi wajah ustadz Abi yang kesal dicampur khawatir. "Ini bukan es teh Shaqira."

"Tapi kamu habisin!"

"Hehe abisnya keselek tadi," jawab Shaqira cengengesan.

"Ustadz Abi mau pesen lagi, soalnya punya Shaqira es teh tawar," sambungnya lagi.

"Iya, Shaqira pesenin dulu." Shaqira bangun dari duduknya.

"Makan! Biar aku aja."

"Gak papa ustadz Abi, Shaqira aja yang pesen."

"Bisa nurut?" tanya ustadz Abi menatap mata Shaqira dingin. Bukan apa-apa, setidaknya ia bisa melayani ustadz Abi makan sebagai istri Sholehah pikirnya.

Assalamu'alaikum, Ust Galak! (END)Where stories live. Discover now