DUA

11.6K 625 28
                                    

Setelah kejadian semalam, Shaqira dan Al semakin lebih dekat seperti sekarang ini Al tengah menunggu Shaqira untuk berangkat ke sekolah bersama. Entah kenapa Shaqira merasa sangat nyaman didekat Al dan untuk masalah perjodohan itu... Shaqira masih memikirkannya namun hanya saja berada di dekat Al membuatnya merasa melupakan itu sementara.

Terlihat pasangan suami istri sedang sarapan di bawah sana dengan sangat tenang."ASSALAMU'ALAIKUM MII PII," ucap seseorang dari atas tangga sambil turun siapa lagi kalau bukan Shaqira suaranya yang cempreng membuat telinga siapa saja akan mengeluh apalagi suaranya dinaikkan huh..

"Wa'alaikumussalam, kamu ini kebiasaan teriak-teriak kayak di hutan, kalau jadi anak cewek itu kalem!"

"Hehe udah kebiasaan Mii, Shaqira langsung berangkat yaa soalnya udah ditungguin sama Al."

"Iya jangan macam-macam, inget batasan." Mami Yuli sudah tau tentang Al bahkan orang tua mereka juga dekat, namun mami Yuli melarang Shaqira terlalu dekat dengan lawan jenis, walaupun mereka tau Al anak yang baik, bahkan sangat jarang dikasih keluar bersama, kalau pun dikasih palingan pergi ke sekolah bareng itu pun tidak untuk setiap harinya. Karena mami Yuli paham dengan batasan-batasan seorang perempuan dengan lawan jenisnya.

Seorang laki-laki terlihat di halaman rumah Shaqira sudah dipastikan itu Al yang sedang menunggunya.

"Hai!" Sambil tersenyum manis pada Al.

Hm manis sekali.

Shaqira melambaikan tangannya didepan wajah Al yang sedang termenung. Tapi tidak ada balasan. Ide jailnya muncul untuk menampar pipi mulusnya Al, ini untuk ketiga kalinya loh namun respon Al hanya senyum dan itu membuat Shaqira kesal kenapa respon nya hanya senyum.

Plak!

Al langsung sadar ada tangan mulus yang menampar pipinya manampar yaa bukan mengelus, huh rasanya sakit panas tapi kalau orang yang disayang yang melakukan itu mah gak ada rasanya alibi Al.

Al mah dasar bucin Yee.

Senyum Al mengembang melihat kelakuan Shaqira, bahkan Shaqira dibuat terkesima melihat senyuman Al yang huh... tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Eaaa Shaqira terpesona.

"Ayo berangkat!" Sambil menyentil dahi Shaqira yang sedang melihatnya tanpa berkedip. "Eh, eh ayok." Shaqira kelabakan sendiri.

Al memasangkan helm ke kepala Shaqira. "Eh, tunggu dulu, kita Poto ya," ucap Shaqira. Dan hanya dibalas anggukan oleh Al.

Setelah berfoto mereka langsung menaiki motor dan segera berangkat ke sekolah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setelah berfoto mereka langsung menaiki motor dan segera berangkat ke sekolah.

...

Di rumah Shaqira kedatangan tamu dari pesantren Al-Fattah yang ingin menyampaikan niat anak dari pemilik pondok pesantren siapa lagi kalau bukan Abiyan Habibie atau sering dipanggil dengan ustadz Abi yang mengajar adik Shaqira. Ustadz Abi berbicara langsung dengan papi Irfan yang ingin mengkhitbah Shaqira. Ini kedua kalinya ustadz Abi membicarakan hal tersebut, papi Irfan mengatakan kalau kamu serius bawa orang tua kamu kesini, dan yah mereka datang. Adik Shaqira tidak muncul kemarin karena dia pergi sama ustadz Abi ke pesantren milik ayahnya yang bernama Al-Fattah di Bandung. Sedangkan ustadz Abi ke Jakarta untuk menyelesaikan S1 dan tinggal dua bulan lagi ustadz Abi mendapatkan gelar S1. Kost Ustadz Abi berdekatan dengan rumah Shaqira, sehingga mami Yuli meminta tolong kepada ustadz Abi untuk mengajar anaknya mengaji, mami Yuli mendengar bacaan Al-Qur'an Abi ketika menjadi imam di masjid kebetulan mami Yuli berada pada barisan makmum, so mami Yuli mencari informasi dan yah Abi itu seorang anak ustadz di Bandung dan bacaan Al-Qur'an nya masyaallah. Sehingga mami Yuli meminta bantuan untuk mengajar adiknya Shaqira.

"Mami Reno masuk ke kamar ngantuk nih." Ngomong-ngomong umur Reno sebelas tahun yaa dan Shaqira tujuh belas tahun. Hanya dibalas anggukan oleh mami Yuli.

"Langsung ke intinya apakah pak Irfan menerima khitbah dari nak Abi?" tanya Abi Yusuf.

"Kalau kami sebagai orang tua sangat menerima, siapa yang tidak mau menantu seperti nak Abi udah pinter agama ganteng lagi. "Disertai dengan kekehan papi Irfan. Semua tersenyum mendengar penuturan dari Irfan.

"Tapi kita perlu menanyakan hal ini ke Shaqira, kami sebagai orang tua menyerahkan keputusan pada Shaqira."

"Baiklah kalau begitu kami tunggu dicafe bulan setelah sholat isya," ucap ustadz Yusuf abinya ustadz Abi.

"Iya insyaallah kami akan datang, silahkan dinikmati makanan yang kami hidangkan," ucap mami Yuli. Umi dan Abi mengangguk dan mulai mengambil makanan yang ada diatas meja sedangkan ustadz Abi hanya tersenyum sangat tipis.

"Syukron atas jamuannya Bu Yuli," ucap umi sambil tersenyum manis.

"Iya sama-sama Bu maaf kalau rasanya kurang enak."

"Ini enak lo nanti bagi resepnya yaa," ucap umi sambil cengengesan. Mami Yuli tersipu malu dan hanya mengganguk, semua orang yang berada di meja makan melihat Bu Yuli yang salting.

"Baiklah kami pulang dulu Assalamu'alaikum," ucap Ustadz Yusuf.

"Wa'alaikumussalam."

...

Al sudah menunggu Shaqira di depan pintu untuk mengajaknya ke kantin. Shaqira melihat Al yang sudah berdiri di depan pintu, namun dia akan membereskan buku-buku yang masih di atas meja.

"Shaqira yuk," ajak Kinanti dan Raya kompak, ini sahabatnya Shaqira sejak masuk SMA dua tahun yang lalu bye the way Shaqira kelas tiga SMA yaa, walaupun begitu mereka sudah menjadi sahabat bahkan seperti saudara.

"Yukk Al juga udah di depan tuh." Tunjuk Shaqira dengan dagunya. Al juga dekat dengan Kinanti dan Raya. Sahabat Al juga sering berkumpul untuk makan di kantin bersama namun sekarang ini mereka berada di perpustakaan.

"Al yukk," ajak Shaqira yang udah di depan pintu. Al hanya tersenyum sebagai jawaban. Al Murah senyum yaa gaess.

Saat ini mereka berada di kantin dan menunggu pesanan nya.
"Shaqira?" panggil Al.

"Iya."

"Nanti pulang bareng yaa," ucap Al setelah itu tersenyum. Kinanti dan Raya melihat senyum Al dan mereka salting. Oh no! Hobi banget nih si Al buat orang salting.

"Jangan senyum-senyum gitu tuh, liat!" Sambil menunjuk Kinanti dan Raya yang kagum melihat Al. Shaqira hanya berdecak melihat tingkah mereka.

"Kinanti Raya jangan lihat-lihat itu punya gue!" ucap Shaqira dengan wajah kesalnya. Dan itu mampu membuat Al senang berarti itu tandanya Shaqira cemburu.

"Hehe maaf," ucap mereka sambil cengengesan. Makanan datang namun Shaqira belum menyentuh makanan yang dipesannya hanya dilihat.

"Aaa biar gue suapin," ucap Al. Dan itu membuat mood Shaqira berubah drastis menjadi lebih senang rasa kesalnya hilang.

"Manja banget sih Lo," ucap Kinanti. Dengan raut wajah yang kesal.

"Iri bilang Kinanti!" jawab Shaqira. Raya hanya tertawa melihat ekspresi Kinanti yang terlihat lucu saat kesal.

Sedikit dikit aja dulu biar nggak bosen. Ini cerita pertama aku mohon kritik dan sarannya yaaa😁

Assalamu'alaikum, Ust Galak! (END)Where stories live. Discover now