EMPATPULUHSATU

5.5K 442 8
                                    

Shaqira tengah bersiap-siap untuk balik ke pesantren. Sudah habis masa liburan nya. Ah rasanya Shaqira ingin berlama-lama disini. Sambil bercermin ia bernyanyi ia teringat lagu yang pernah ia scroll di tiktok, ia rasa lagu ini ngena dengan kisah percintaan dirinya.

Dan ku bertemu dia temaniku

sepanjang waktu

Sembuhkan lukaku

Mungkinkah ku akan bahagia

Ustadz Abi masuk tanpa permisi membuat Shaqira reflek berhenti bernyanyi. Melihat ustadz Abi dari pantulan cermin membuat Shaqira termenung. Masih belum menyangka yang jadi suami nya sekarang seorang ustadz. Emang benar Allah itu sebaik-baiknya pemberi takdir. Manusia sangat pandai dalam menyusun rencana tapi ia lupa ada Allah yang akan memberi takdir. Tidak ada yang salah dengan kita yang menyusun rencana serapi mungkin, bisa jadi itu sebagai bentuk ikhtiar kita selain dengan berdo'a. Hanya saja kita perlu ingat Allah lah yang akan menentukan takdir terbaik untuk kita. Kita sebagai hamba perlu belajar mengikhlaskan takdir yang diberikan.

"Udah?"

Shaqira terjingkak mendengar suara dari samping kiri. Ustadz Abi sudah siap dengan kaos hitam polos dengan celana jeans yang tidak ketat sampai membentuk kaki lebih ke celana kain. Melihat pantulan ustadz Abi dikaca membuat Shaqira reflek mengucapkan masyaallah. Bukan tak mungkin Shaqira yang cukup nakal ini tidak bisa berubah menjadi lebih baik. Perkataan sehari-hari santri yang biasa melihat keindahan mengucap masyaallah membuat Shaqira terbiasa mengucapkan itu. Shaqira juga sekarang sering beristighfar jika dalam mode kesal ataupun marah. Hal-hal kecil itu Shaqira dulu lakukan dengan berteriak kegirangan jika dalam mode senang, apalagi saat mode kesal atau marah seisi kebun binatang ia absen. Tetapi saat di pesantren pelan-pelan Shaqira hilangkan kebiasaan buruk itu. Pernah waktu itu ia reflek menyebut isi kebun binatang. Ustadz Abi langsung mengecup bibir Shaqira singkat. Lalu memberikan Shaqira siraman rohani sampai dua jam lebih. Shaqira tak permasalahkan itu, ia mengaku dirinya salah. Sudah berulang kali ustadz Abi mengingatkan untuk tidak lagi berkata kotor. Tapi yang namanya manusia tidak jauh dari kata salah dan khilaf. Manusia tidak ada yang sempurna hanya Allah lah yang sempurna. Tapi kita sebagai manusia harus berusaha menjadi lebih baik. Jangan pernah bosan belajar menjadi orang baik dan jangan pernah merasa diri paling baik.

"Belum." Shaqira memberi lipstik pada bibirnya.

"Kayak badut!" ucap ustadz Abi melihat Shaqira yang memakai lipstik dengan warna yang cukup terang.

"Ih masa sih, bagus loh ini, mahal juga!" sewot Shaqira.

Ustadz Abi mengambil lipstik yang tidak terlalu mencolok warna nya.

"Lebih baik pake ini," ucap ustadz Abi menyodorkan lipstik warna pilihan nya.

"Hm!" Shaqira mengambil tisu lalu menghapus lipstik yang ia gunakan tadi. Lalu memakai pilihan warna ustadz Abi yang lebih kalem. Shaqira mengambil handphone memotret dirinya didepan cermin. Biar jadi obat kalau ngerasa kangen dengan kamar miliknya ia bisa melihat poto ini.

 Biar jadi obat kalau ngerasa kangen dengan kamar miliknya ia bisa melihat poto ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Assalamu'alaikum, Ust Galak! (END)Where stories live. Discover now