Chapter 32 ( Memori )

3.3K 230 26
                                    

Kini malam telah berganti menjadi pagi. Sepasang suami istri yang saling mencintai masih terlelap dengan Mimpi indahnya.

Tapi tidak lama kemudian Andin membuka matanya.

Hal pertama yang Andin lihat saat membuka matanya adalah wajah aldebaran yang terlihat begitu lelah.

Andin terus menatap wajah Aldebaran dan pandangan nya pun terhenti ketika melihat tangan aldebaran terus menggenggam tangan nya.

"Entah kenapa setiap melihat wajah nya dan berada di samping nya hati aku begitu hangat dan nyaman.." ujar Andin sambil menatap Aldebaran.

"Apa mungkin dia beneran suami aku?.."

'Ya Allah kalau memang dia benar suami aku, Ingat kan lah hamba ya Allah tentang memori-memori yang indah saat bersama nya, hamba tidak mau durhaka kepada suami hamba ya Allah..' Batin Andin sambil terus menatap wajah Aldebaran.

Tiba-tiba saja Aldebaran membuka matanya. Dia pun terkejut ketika melihat Andin sedang menatap wajahnya.

"Andin.." ujar Aldebaran kepada Andin dengan lembut.

Tapi Andin masih belum sadar kalau Aldebaran sudah bangun.

"Andin..".

"Din.." ujar Aldebaran sambil menyentuh tangan Andin.

Andin yang merasa tangan nya di Sentuh seseorang lantas langsung tersadar dari lamunan nya.

"Kamu?.."

"Kamu kenapa kok bengong?." Tanya Aldebaran kepada Andin .

"Hahh?.."

"Kamu kapan bangun nya?." Tanya Andin kepada Aldebaran dengan polos nya.

Aldebaran tersenyum.

"Saya bangun dari tadi loh, eh kamu malah bengong gitu.." ujar Aldebaran kepada Andin.

"Terus kenapa liatin aku kaya gitu?." Tanya andin kepada Aldebaran dengan muka polos nya.

"Emang nya ga boleh liatin Istri saya sendiri?." Ujar Aldebaran menatap wajah Andin lekat.

Andin tergugup mendengar ucapan Aldebaran.

"Ak-u mau ke ka-mar mandi.." ujar Andin terbata-bata karna gugup.

"Yaudah saya antar.."

Aldebaran lantas menggenggam tangan Andin.

Pada saat turun dari tempat tidur kaki Andin tidak sengaja keseleo dan akhirnya di tangkap oleh Aldebaran.

"Bisa hati-hati ga kalau turun.." ujar Aldebaran kepada Andin.

"Masih pusing kepala nya.." ujar Andin kepada Aldebaran.

"Mau saya gendong?."

"Engga usah.."

Setelah itu aldebaran lantas mengantar Andin sampai depan toilet.

"Saya antar ke dalam yah.." ujar Aldebaran kepada Andin karna takut Andin kenapa-kenapa.

"Engga usah gapapa.." jawab Andin kepada Aldebaran.

"Yaudah hati-hati.."

Kemudian Andin lantas masuk ke dalam toilet nya.

Tiba-tiba..

"Aaaaaa..." Teriak Andin dari dalam toilet.

Aldebaran yang mendengar suara teriakan Andin langsung panik.

"Andin kenapa?.." tanya Aldebaran sambil mengetuk pintu kamar mandi nya.

"Andin.."

Andin masih belum menjawab ucapan Aldebaran.

You Are Everything To MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang