EXTRA PART III

Mulai dari awal
                                    

Perlahan wanita mulai tenang, lelah memberontak. Mengapa ia tidak bisa marah lebih lama pada Devan?

"Devan jahat." rengek Amel beralih memeluknya. "Harusnya kamu ga bentak aku kaya tadi,"

"Iya sayang, maaf ya. Bumil mau apa hari ini aku turutin semuanya." ucap Devan sembari mencium kening istrinya.

Amel mendongak-mengerucutkan bibirnya. Devan tau wanitanya sedang merajuk, baru sadar semenjak hamil auranya berbeda jadi lebih cantik gitu. Menuntun Amel untuk duduk pangkuannya, Amel melingkarkan lengan di leher dan menyandarkan kepala dada Devan.

"Engga boleh ke kantor, temenin aku."

"Iya sayang."

Amel membawa tangan Devan menyentuh perut membucit. Tubuhnya berdesir merasakan betapa halusnya kulit Amel, memperhatikan Amel memejamkan mata menikmati sentuhannya. Usia kandungannya 5 bulan, ia ingat betul trimester pertama masa tersulit bagi keduanya. Amel mengalami morning sickness cukup parah, setiap Devan menyuruhnya untuk makan Amel selalu menolak akan muntab setelahnya, belum lagi permintaan wanita cukup aneh.

Amel pernah menyuruhnya untuk membelikan bubur di jam 1 malam tak hanya itu Devan harus menahan malu Amel menyuruhnya pakai daster sambil menyanyikan baby shark parahnya melakukan itu di Mall. Sedangkan Amel tertawa-merekamnya dan mengupload instagram, bagaimana reaksi teman-temannya?

Karena kejadian itu Devan mogok bicara, tapi namanya juga bumil bukanya minta maaf malah marah-marah dan menyalahkan Devan beperan. Untung aja suami yang sabar ya.

Dia mengesek hidungnya membuat Amel tertawa geli. Rutinitas setelah bangun tidur pasti Amel minta Devan mengelus perutnya dan mengajak bicara calon anak mereka. Amel mengelus rambut Devan tidak berhenti mengoceh depan perutnya. Sangat lucu.

"Baby boy,"

Kening Amel berkerut. "Kamu yakin anak kita cowok?"

"Feelling,"

Sejak awal mereka sepakat tidak mengetahui jenis kelamin anak mereka, biarkan menjadi rahasia sampai lahir nanti. Bagi Devan yang terpenting ibu dan bayinya sehat.

"Tumbuh sehat ya, papa ga sabar ketemu kamu. Nanti kita main bola bareng, papa ajarin cara mikat cewe seperti mama kamu. Cepet keluar ganteng, nanti kita buat adik buat kamu."

Amel memukul kepala Devan, cowok itu tidak mengontrol ucapannya. "Devan!"

"Bercanda sayang,"

"Aw!" pekik Amel. "Dia denger suara kamu."

Devan tersenyum-mencium perutnya. "Anak papa aktif banget. Jangan nakal ya di sana kasian mama kesakitan." katanya. "Anak papa harus nurut,"

Amel turun dari pangkuan Devan mengikuti. Keduanya keluar dari ruang kerja Devan langsung menuju dapur, ternyata sarapan sudah siap. Devan menarik bangku untuk istrinya.

"Non ini su-"

"Biar saya aja," Devan mengambil gelas susu dari tangan bi Asih pamit, tidak ingin mengganggu waktu majikannya.

"Minum susu dulu," kata Devan.

Amel mendongak-mengerucutkan bibirnya. Bumil mulai lagi. "Engga ada sate padang aku ga mau makan."

"Iya nanti siang aku beliin, sekarang minum susu dulu."

Amel menggeleng cepat. "Aku mau sekarang Devan!"

Devan menghela nafas, menaruh gelas itu di meja lalu berjongkok depan perut Amel. "Hey baby boy, coba bilang sama mama makan sate padang nanti papa beliin. Sekarang kita sarapan dulu ya." kata Devan sambil mencium perut Amel.

Backstreet Of Badboy (COMPLETED)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang