Perpindahan Dimensi Sang Penu...

By jeongsa14

3.7M 242K 13.5K

Selama 28 tahun hidup, Rene sama sekali tidak memiliki pikiran untuk menikah apalagi sampai memiliki anak. Di... More

01 - Sang Penulis
02 - Lompatan Waktu
03 - Dimensi Kedua
04 - Sama Tapi Berbeda
05 - Suami Yang Tampan
06 - Tugas Seorang Istri
07 - Ibu Yang Patah Hati
08 - Opsi Kedua
09 - Keahlian Sang Penulis
10 - Kelemahan
11 - Pelayan Lancang
12 - Iel Sayang Mama
13 - Menjenguk Sekretaris
14 - Pendamping Acara
15 - Acara Di selenggarakan
16 - Hilangnya Rene
17 - Adik Yang Malang
18 - Kecemburuan
19 - Di Permalukan
20 - Terciduk
21 - Keraguan
22 - Aku Mencintainya
23 - Permainan Dimensi
24 - Teman Ghibah
25 - Tidak Pernah Akur
26 - Menikah Lagi
27 - Giorgio La Elguerro
28 - Wanita Sombong
29 - Wanita Kedua
30 - Kebanggaan Berselingkuh
31 - Ulah Duton
32 - Dia Pria Normal
33 - Cemburunya Lucas
34 - Irene Jossi
35 - Hidup Abadi
36 - Fakta Terkuat
37 - Pemimpin Baru
38 - Hilangnya Duton
39 - Memori Yang Hilang (1)
40 - Memori Yang Hilang (2)
41 - Memori Yang Hilang (3)
42 - Memori Yang Hilang (4)
43 - Mereka Berbeda
44 - Kebencian Terpendam
45 - Pengkhianatan
Menjadi Selingkuhan Sang Mafia
47 - Berhasil
48 - Cara Kembali
49 - Menginginkan Kematiannya
50 - Menyusahkan
51 - Dunia Yang Sebenarnya
52 - Pertemuan
53 - Keindahan Di Kapal Pesiar
54 - Perbedaan
55 - Birmingham
56 - Pertemuan Kedua
57 - Mobil Bergoyang
58 - Tiga Minggu
59 - Kedatangan Ezekiel
60 - Lucas Vs Ezekiel
61 - Papa Viona
62 - Dia Harus Menikah!
63 - Bantuan Dari Rene
64 - Terciduk
65 - Mama Baru, Menantu Baru
66 - Hasil Tes DNA
67 - Yang Di Sembunyikan
68 - Gerbang Obfuscate
69 - Di Gerebek Part Dua
Tersedia Versi Pdf
70 - Pernikahan Mendadak
71 - Ending
Perpindahan Jiwa Gadis Penggoda
Daftar Harga Pdf
Jerat Takdir Dua Masa
Beli 2 Pdf Gratis 1

46 - Keberangkatan

28.5K 2K 73
By jeongsa14

"Bagaimana kondisi anakku?"

Harry Jossi tidak akan membiarkan orang-orang yang membuat putrinya terluka bisa hidup tenang, semua itu terbukti dengan jurang yang menjadi saksi tumpukan mayat mengerikan dengan beberapa bagian tubuh terpisah. Harry tidak menyangka, jika Laudya Walter akan dengan penuh ambisi merencanakan penyerangan untuk putri semata wayang seorang Harry Jossi.

"Nyonya La Elguerro baik-baik saja, sempat membutuhkan transfusi darah tapi sudah kami lakukan dan masa kritis juga sudah Nyonya La Elguerro lalui dengan baik."

"Baguslah, kalian boleh pergi." Harry Jossi bergantian menemui tangan kanan putrinya, "Bagaimana dengan menantu dan cucuku?"

"Ponsel Tuan Lucas tidak bisa dihubungi, mereka pasti sudah melakukan penerbangan menuju perbatasan Size."

Harry Jossi mengangguk, "Biarkan saja. Jangan memberi kabar yang membuat konsentrasi mereka pecah, terutama konsentrasi cucuku. Saat ini, dia sedang di training oleh Buyutnya sendiri dengan cara terjun langsung ke sebuah pertumpahan darah. Pria tua sialan itu memang gila! Aku akan membuat perhitungan dengannya setelah anakku membuka mata,"

Luke hanya bisa tersenyum sungkan mendengar segala macam omelan Harry Jossi yang tertuju pada Bramasta La Elguerro, berbeda dengan Ezekiel yang saat ini tengah mematut dirinya sendiri di depan sebuah cermin besar. "Mama, aku janji akan baik-baik saja. Setelah ini, aku sendiri yang akan menebas kepala pria tua itu, Mama tidak perlu mewakiliku."

Kadang kala, ucapan Ezekiel seperti lelucon padahal kenyataannya, apa yang dia ucapkan adalah suatu hal yang serius. Ezekiel tidak akan sulit untuk menebas leher Bramasta, sosok pria tua yang membuat hidupnya jungkir balik di usia belia. Sekarang, di usia yang bahkan baru 11 tahun, Ezekiel sudah di tekan untuk turun langsung dalam pertumpahan darah.

"Tuan muda, perbatasan Size di kelilingi oleh lautan. Anda harus tetap berada di dekat saya," Ezekiel memutar bola matanya malas mendengar ucapan asisten Ben yang seperti tidak mengenal bagaimana tabiat buruknya. "Kau di dekat Papa saja, pastikan Papa tidak tergores atau Mamaku akan menangis nantinya."

"Nyonya akan menikam jantung saya jika saya membiarkan Anda yang tergores dan lalai dari jangkauan mata saya," Asisten Ben tersenyum sekilas ke arah Ezekiel yang kini menatapnya tajam. "Aku muak terus di perhatikan, biarkan aku bergerak sesuka hatiku."

"Tidak ada yang melarang, Tuan muda. Silakan lakukan semua yang Anda inginkan dengan tetap dalam pengawasan kami," Ezekiel pun mengangguk. Dia menarik resleting jaketnya, memakai topi hitam lalu berjalan beriringan dengan asisten Ben memasuki lift menuju rooftop gedung.

"Dari sini, kita akan memakai helikopter dan berpindah ke pesawat pribadi Tuan Lucas di penerbangan Yale,"

"Ya, lakukan saja lah, aku malas mendengarnya."

Helikopter yang membawa Ezekiel dan asisten Ben akhirnya tiba di bandar udara bisnis Yale, Ezekiel turun yang langsung di sambut tundukan hormat dari seluruh anggota Mors. Ezekiel melihat Papanya yang berdiri tegak nan tegap dengan raut wajah datarnya, tidak lupa tatapannya yang selalu setajam bilah pedang.

"Hormat kami, Tuan muda!"

Ezekiel mengangguk sekilas dan mendekati Ayahnya, "Kau harus kembali tanpa goresan atau Mama akan menangisimu." Lucas terkekeh, dia mengusap kepala putranya tapi di tepis dengan wajah menyebalkan. "Jangan menyentuh anggota tubuhku, kau ini penyebab alergi!"

"Mulutmu! Kau ini anak siapa sih?"

"Anak Mama!"

"Anakku juga!"

"Sorry, tidak Sudi."

"Hei! Aku yang membuatmu!"

"Mama yang melahirkanku!"

"Aku─"

Asisten Ben menatap keanehan dan kebingungan semua anggota Mors yang melihat perdebatan antara sang pimpinan dengan calon pimpinan di masa depan, "─ Tuan, semua anggota menatap Anda dan Tuan muda." Lucas langsung menunda omelannya, dia menatap sekeliling yang ternyata benar, semua anggota tengah menatap dirinya dan Ezekiel dengan pandangan bermacam-macam.

"Ekhem! Kita berangkat, sekarang─"

"Tunggu! Sorry, aku terlambat."

Dia datang dengan pakaian serba hitam juga rambut yang di kuncir kuda, dengan wajah dingin, dia mengecup pipi Ezekiel yang tentu saja pria kecil itu usap pipinya dengan kasar berkali-kali. "Kau melukai hatiku, Ezekiel."

"Diamlah,"

"Kau sekarang sudah tidak sopan padaku,"

"Diam!"

"Ezekiel, aku patah hati dengan sikapmu loh."

Ezekiel mengumpat dalam hati, dia meraih tangan si wanita dan mengecup punggung tangannya, yang berhasil membuat wanita itu tersenyum tipis. "Ini baru anakku," dia pun mengusap kepala Ezekiel, beralih menatap Lucas dengan tatapan dinginnya. "Aku tidak menerima kekalahan malam ini,"

"Kau meragukan aku, Cathleen?"

Wanita bernama Cathleen atau yang lebih sering di sapa Kath, terkekeh pelan. "Aku tidak pernah meragukan, hanya menghawatirkan jika kekuatan dan ketangguhanmu mulai berkurang sekarang."

"Shut up! Kalian berisik!" Ezekiel berlalu dengan wajah datar, membuat Kath mendengus dan mengikuti dari belakang dengan Lucas. Di selingi langkah, Kath berbicara tanpa menoleh ke arah Lucas. "Bagaimana kondisi Irene?"

"Selalu baik dan bahagia bersamaku,"

"Kapan kau lelah percaya diri?"

"Tidak akan lelah,"

"Kau selalu menyebalkan, Lucas. Seharusnya, aku memonopoli sepenuhnya Ezekiel dari asuhan dirimu dan istrimu."

"Lehermu akan aku tebas!"

"Duh, takut." Kath memasang wajah meledek, membuat Lucas menggeleng pelan dan meninggalkannya di belakang. Kath mengambil kesempatan untuk mendekati asisten Ben, "Apa Kakak ipar baik-baik saja, Ben?"

"Nyonya Irene selalu baik-baik saja, Nona."

"Baguslah, aku sempat khawatir karena caraku mendidik Ezekiel, terlalu .... Keras, kau menyadarinya kan?"

"Sangat menyadarinya, Nona."

"Nah kan!"

Ingat jika di awal pertemuan, Ezekiel mengatakan jika Ibunya bukan Irene? Dan Ibu yang saat itu Ezekiel maksud adalah Cathleen, sosok gadis dewasa yang sekarang telah memasuki usia kepala tiga akhir. Kath yang mendidik Ezekiel di pantau oleh Bramasta secara langsung, maka tidak kaget, jika Ezekiel tumbuh menjadi sosok yang kejam karena yang mendidiknya pun sangat kejam.

Cathleen duduk bersama dengan Lucas yang memilih memejamkan matanya, gadis itu menghela napas dengan berat. "Aku seperti memiliki dua tanggung jawab,"

"Tidak perlu merasa terbebani, aku dan anakku lebih dari mampu untuk mengamankan diri kami sendiri."

"Kau selalu begitu, Lucas. Tapi kau lupa jika ada masanya kau lengah, hanya aku yang menyadari semua itu."

"Kau merasa bersalah pada istriku?"

"Kata siapa jika aku tidak merasa bersalah?" Kath meraih tangan besar Lucas. "Tangan ini, tangan ini sudah membunuh ratusan nyawa entah musuh atau orang tidak bersalah. Dan tangan ini," Kath menatap tangannya sendiri. "Turut menjadi pencabut nyawa banyak orang, kita sama-sama keji, Lucas. Apa kau tidak merasa bersalah pada Irene?"

"Apa maksudmu?"

"Kau menyeret gadis baik sepertinya ke dunia kriminalitas yang kau sukai, kau membuatnya terancam setiap saat."

"Ucapanmu pasti memiliki arti, langsung intinya, Kath!"

"Kembali, hentikan perjalanan kalian. Biar aku yang menyelesaikan semuanya sendirian,"

"Kau bodoh?!" Lucas mencengkram dagu Kath, "Aku tidak akan pernah membiarkanmu pergi sendirian!"

"Apa kau lebih rela mati bersamaku? Atau melihat istrimu mati bersamaku?"

"Kath!"

"Kembali, Lucas. Semua ini belum terlambat, sesuatu terjadi pada istrimu."

"Kau pandai berbohong,"

Kath menyerah, dia tahu apa yang Irene alami saat ini tapi Lucas terlalu keras kepala. "Terserah dirimu, jika kau menyesal kelak, jangan sangkut pautkan aku."

***

Spam koment untuk selanjutnya!!

Continue Reading

You'll Also Like

1.6M 86.3K 39
Menjadi istri dari protagonis pria kedua? Bahkan memiliki anak dengannya? ________ Risa namanya, seorang gadis yang suka mengkhayal memasuki dunia N...
3.5K 203 33
Banyak orang berkata, tidak ada yang abadi di dunia. Apakah cinta juga termasuk dalam sesuatu yang akan sirna? Start, 1 Feb 2023 Finish, 10 Mei 2023
2.7M 193K 53
Menjadi seorang pelayam bukanlah cita-cita si manja Derisa. Yah.... Tapi Apa jadinya jika ia mati dan jiwanya menepati tubuh salah satu pelayan di r...
994K 93.6K 30
Kaylan Saputra anak polos berumur 12 tahun yang tidak mengerti arti kasih sayang. Anak yang selalu menerima perlakuan kasar dari orangtuanya. Ia sel...