About Barra 2 [TAMAT]

By najeealee

26.9K 2.2K 452

Kembali lagi bertemu dengan pria dingin Barra Sebastian Alexander dan perempuan yang selalu ceria, siapa lagi... More

6 November 2020
berbeda dari yang lain
pinter katanya
hamster baru
penguat
cuma sama Alisha
'sha'
12 panggilan
sakit
cemburu ceritanya
kupu-kupu
soal Biel
baikan sama Maudy!
tunangan Biel
nama kontak
pingsan beneran
kelas akselerasi
pasti ada alasannya
marahan
ala Barra
the reason is
perkara i love you
ape nih...
cara Barra
bukan Barra
see you Kevin!
keluh kesah
jangan ambil punya aku
quality time!!
perkara foto
kecelakaan
resikonya
overthinking
ribut lagi ribut lagi
disalahkan, lagi
putus....?
bagi capenya
gagal
dibalik gagal dinner
pinjem peluk
lucuan kue Barra
barra's effort
kura-kura
who?
lagi jenuh katanya
kejutan-kejutan pertama
terlalu semangat
beberapa fakta lainnya
first meet
masa lalunya (?)
fakta sebenarnya
rahasia pertama
rahasia kedua
deep talk
juara dua
Barra saying 'sayang'
Alisha mode PMS
Barra ngilangin gengsi
tiba-tiba?
semua punya alasannya
gelang edelweis
after broke up
it's too hard
let her go
acara kelulusan
alasan kuliah di Berlin
Gabriel and Ferra's wedding
keberangkatan Barra
memperlambat perpisahan
time flies
a letter from Alisha
setelah enam tahun
Nanda, si masih sama
reuni
satu kantor
satu apartemen
ketemu bunda!
kebongkar
rahasia berikutnya
the only truth 1
the only truth 2
Kavindra
istirahat ya
kembali
masih ada?
pdkt beneran
lahir kembali+Maudy's wedding
pemenangnya
dua minggu pertama
deep talk #2
pulang kepada-Nya
pemakaman
Maudy's Pregnant
fiancé
extra part
iklan

finally, the ending

337 20 13
By najeealee


⚠️⚠️MATURE SCENE, HARAP BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN⚠️⚠️

Tempat beribadah yang bertempatan di Jalan Taman Wijaya Kusuma, berhadapan dengan gereja Katedral sebagai bentuk toleransi di Indonesia itu dipenuhi beberapa mobil. Hari ini tepatnya pada tanggal 20 Mei 2029 tepatnya hari Sabtu akan diberlangsungkan ijab qobul Barra Sebastian Alexander dan Alisha Nadhira Marteen.

Pernikahan dengan persiapan super cepat itu akan dilaksanakan hari ini. Beberapa mobil berjejer di depan, juga dengan beberapa karangan bunga. Kedua belah pihak keluarga datang, kerabat terdekat dari pengantin juga datang. Maudy, Aldo, Tania, Altaf, Darren, Callista, Ferra, Biel, Kevin dan Queen Aqeela.

Alisha menarik nafasnya. Melihat wajahnya yang sudah selesai dengan riasan yang tebal membuat beberapa orang yang sudah melihatnya pangling. Alisha dan Barra mengenakan adat jawa dengan baju berwarna putih bersih.

Rambut Alisha dibuat konde besar, dipakaikan centhung di bagian belakang serta ditambahkan kain selendang berwarna merah yang dijadikan gesper untuk membuat perutnya ramping.

"Sudah siap?"

Alisha menoleh. Ia tersenyum lalu mengangguk. Mamahnya menyediakan tangan untuk memegang anak bungsunya itu. Alisha dituntun oleh Tiara sampai ke depan pintu besar. Tiara menoleh, "Udah?"

Alisha menghembuskan nafas panjangnya, ia mengangguk setelah membaca basmallah dalam hati. Pintu besar itu dibuka dari dalam, sorot perhatian semua orang menuju ke arahnya. Alisha bersama Tiara berjalan pelan menuju depan. Sesekali ia menyapa temannya yang tersenyum lebar pada Alisha. Lalu pandangannya bertemu dengan pandangan Barra yang sedang menghapus air matanya.

Alisha dan Barra duduk sebelahan. Tak lama kepala keduanya diberi sebuah kain sebagai tanda ijab qobul akan disegerakan. Saksi-saksi juga sudah ada di meja, Alex bersama Marteen sebagai wali duduk berdepanan. Di hadapan Barra dan Alisha ada penghulu.

"Sudah siap?"

Barra mengangguk.

"Jika terulang tiga kali maka pernikahan ditunda, paham?"

"Paham"


"Jabat tangan saya"

Tiga kata itu adalah tiga kata paling ampuh membuat jantung Barra berdegup kencang dibanding apapun. Tangannya bergerak sesuai arahan.

"Jangan tegang, tarik nafas lalu buang"

Alisha melirik kedua tangan yang sudah berjabat itu.

"Bismillahirrahmanirrahim. Saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan Alisha Nadhira Marteen binti Marteen dengan seperangkat alat shalat, uang sebesar dua juta rupiah serta sepuluh gram logam mulia dibayar tunai"

"Saya terima nikah dan kawinnya Alisha Nadhira Marteen binti Marteen dengan maskawin tersebut dibayar tunai"

"Bagaimana saksi?"

"Sah"

"Alhamdulilah"

Semuanya bernafas lega disana. Mereka mengangkat kedua tangan untuk mendoakan pasangan supaya menjadi pasangan yang sakinah, mawadah dan warahmah. Barra memasangkan cincin manis kepada Alisha begitupun sebaliknya. Mereka menandatangani buku nikah lalu menghadap kamera untuk foto.

Acara akad nikah hanya berlangsung tiga jam. Setelah itu rombongan serta tamu undangan akan dibawa ke gedung hotel yang sudah disewa. Alisha dan Barra menaiki mobil baru dengan bunga di depannya. "Foto dulu cincinya"

Barra mengikuti apa kata gadis itu. Setelah difoto, ia memegang tangan Alisha erat. "Deg-deg an banget tadi aku sumpah"

"Sama. Aku di ruangan keringet dingin asli"

Hanya butuh sepuluh menit untuk sampai. Alisha dan Barra harus berganti pakaian yang lebih simple, tamu-tamu yang lain juga. Teman dekat Barra dan Alisha diberikan satu baju yang seirama.

"Omg here the baby is?" Tanya Aqeela melihat perut Maudy yang agak buncit.

Maudy tersenyum. "You can touch it"

Aqeela meraba perut itu, ia merasakannya meski tidak begitu terasa. Mulutnya terbuka karena ini kali pertama. "So cutee"

"Is that boy or girl?"

Maudy mengedikan bahu. "We also dont know"

"Vin lo kapan? Gue udah mau jadi bapak, nanti biar anak kita bisa sekolah bareng" kata Aldo, persis sama kayak Maudy dan Alisha.

"Sedikasihnya aja sama Tuhan. Mau pacaran dulu broo" jawab Kevin. Pria itu sudah hampir setahun menikah dengan Queen Aqeela di Paris.

Istrinya itu sedang mengurus kewarganegaraan, karena Aqeela akan menjadi warga negara Indonesia. Sementara itu di sisi lain, percakapan teman-teman Barra yang kebanyakan menggoda Tania.

"Taf cepetan lamar ini kita udah pada nikah ntar keburu kecolongan" ledek Darren yang dihadiahi pukulan oleh Callista.

"Tahun depan datengnya ke nikahan saya ntar kak"

"Widihhh" puji Darren. "Gitu dong, gue tunggu undangannya"

"Yel gamau punya anak lagi?"

"Muka Ferra langsung gitu anjir hahaha" ujar Tania.

"Ini satu aja udah susah ya bapak-bapak" jawab Ferra.

"Tuh ngga boleh sama ibu negara" sahut Biel. "Padahal Afkar mah pengen punya ade lagi"

"Lo aja deh Ren kapan nih ada Darren junior?" Tanya Tania.

"Eh jangan lah, Callista lagi hamil sekarang"

"Lo ngga ngeliat sgnya?" Tanya Biel.

"Demi apa?? Selamatt Call, dijaga yaaa"

Callista mengangguk. "Barengan sama Maudy kayaknya nanti nih"

"Oh iya Maudy lagi hamil ya?" Tanya Ferra.

Darren mengangguk. "Gue kira bakal punya anak barengan kita terus anak kita temenan lagi"

"Tidak seindah itu"

Perayaan kecil resepsi pernikahan juga hanya empat jam. Jadi pada jam tiga sore, Alisha dan Barra sudah bisa pulang. Tapi mereka memutuskan untuk mengobrol terlebih dahulu bersama teman-teman Barra sampai pukul setengah empat sore, gedung sudah harus dikosongkan.

"Jagain anak mamah ya Barra. Kalo suka bangun siang diteriakin aja"

Barra mengangguk, menyalimi tangan mertuanya. "Siap mah, hati-hati yaa"

Tiara mengangguk, ia memeluk Alisha. Anak bungsunya yang selama ini dianggap anak kecil sekarang sudah memiliki kehidupan baru dengan pria yang sudah dipilih.

Begitu juga Marteen, pria itu paling sering mengeluarkan air mata. "Harus tetep sering main ke rumah ya? Papah tungguin"

"Pasti. Papah sehat-sehat, diminum obatnya"

Marteen mengangguk. Sisa Barra dan Alisha yang sedang menunggu jemputan mobil. Untuk kali pertama, keduanya satu rumah. Ini adalah rumah yang Barra beli hasil dari kerja kerasnya. Berwarna putih yang dicampur oleh abu dan hitam serta garasi yang lumayan besar. Mereka juga patungan untuk membeli satu mobil dan satu motor.

Rumah ini siap tinggal meskipun banyak yang perlu dibeli, setidaknya tidak terlalu sepi.

Alisha menjatuhkan dirinya ke sofa. "Ngga kebayang orang yang nikah seharian terus pake adat Padang yang di kepalanya pake ituan apa ngga cape ya"

"Yang tadi pagi di kepala kamu itu berat ngga sih Sha?" Tanya Barra sambil membuka jasnya. Pria itu juga duduk dengan Alisha.

"Engga, biasa aja. Kondenya berat banget kaget"

Alisha berdiri. "Mandi dulu aku"

Barra mengangguk. Keduanya memutuskan untuk dirumah karena sama-sama sudah lelah, bahkan makanan saja mereka pesan online. Mereka juga sampai memanggil pijat ke rumah, maklum Alisha dan Barra termasuk orang dewasa yang jompo.

"Nanti kalo aku masak kamu terima yang gosong kan?" Tanya Alisha di meja makan.

"Telur mentah juga aku makan"

Alisha tertawa. "Bener ya? Aku bekelin telur mentah nanti"

Barra mengangguk. "Kamu masih mau tetep kerja aja?"

"Iyaa, buat nabung"

"Yaudahh, hari ini ada yang dikerjain ga?"

Alisha menggeleng. "Lusa kayaknya aku bakal lembur sih"

"Gapapa kan aku jemput"

Setelah makan, Alisha memutuskan untuk menonton film sementara Barra harus mengurus beberapa pekerjaan. Lihat? Di hari pernikahannya saja ia masih bisa mengerjakan tugasnya. Alisha juga ngga marah sih karena dia ngerti gimana susahnya buat mempertahankan sebuah kantor.

Rumah mereka terdiri dari dua lantai. Lantai bawah terdapat ruang tamu, ruang keluarga, satu kamar tamu, dapur bersih dan kotor. Di lantai dua juga ada ruang keluarga dan dua kamar, satu kamar utama, satu kamar anak.

Pintu kamar terbuka, Alisha menjeda film yang ia putar. "Udah?"

"Pinjem laptop kamu bentar boleh?"

Alisha mengangguk, menepuk Barra untuk duduk disampingnya. Ia memperhatikan apa yang Barra kerjakan sambil menyender di pundak pria itu. "Mau makan lagi? Atau kopi lagi?"

Barra menggeleng. "Kayak gini aja"

Alisha tersenyum, ia kadang memberi saran soal kerjaan Barra. Hingga akhirnya pekerjaan pria itu selesai. "Mandi dulu" suruh Alisha.

Barra mengangguk. "Ambilin anduk yaa"

"Iyaa"

Alisha keluar dari kamar dengan piyama yang membalut tubuhnya. Ia menaruh handuk itu di depan pintu kamar mandi lalu menyeduh kopi untuknya dan Barra. Mereka berencana untuk menonton film bersama.





Barra keluar dari kamar mandi, ia melihat Alisha yang sedang bercermin. "Kegedean bajunya?"

Alisha menoleh. "Iya ternyata, gapapa sih lucu" ia kembali bercermin.

Barra mendekat lalu tangannya dikalungkan diantara leher Alisha. Perempuan itu berbalik, melihat Barra yang rambutnya masih basah. Tangan Barra menyampingkan anak rambut Alisha ke telinga belakang. Ia memegang bibir ranum itu. "May i?"

Alisha tak menjawab. Perempuan itu maju untuk mengecup bibir Barra. Saat ingin melepaskan kecupannya, Barra menahan dagu perempuan itu. Tapi perlahan terlepas. Barra memiringkan kepalanya. Kedua bibir itu bertemu saling bersautan. Barra menggendong Alisha, ia meletakan perempuan itu di atas meja dekat TV.

Alisha melingkarkan tangannya di leher Barra. Ciuman itu berlanjut tetapi tidak cepat menyiksa. Barra sangat hati-hati bagaikan Alisha adalah gelas yang akan pecah. Pria itu kembali menggendong Alisha, ia menaruh perlahan gadis itu di kasur.

Alisha duduk. Barra lebih menunduk menatap istrinya itu. Tangan Alisha terarah untuk membuka piyama yang Barra kenakan secara perlahan. Barra sudah lepas dari bajunya, terlihat jelas perut kotak itu sampai membuat Alisha terkejut. Bahu pria itu lebar.

Barra kembali mencium bibir Alisha sampai perempuan itu kembali dalam posisi tidur. Malam itu, dibawah bulan purnama yang bersinar keduanya melakukan hubungan yang dianjurkan dalam pernikahan.


Inilah akhir kisah cinta Alisha dan Barra. Akhir kisah seorang perempuan yang dengan tekadnya mengejar pria seribu kulkas. Dan inilah akhir dari cerita Barra yang awalnya mempunyai perasaan pada Alisha karena perempuan itu mirip dengan bundanya.

Di hidupnya, Barra hanya mencintai dua perempuan. Bundanya dan Alisha. Sementara untuk Alisha, cinta sejatinya tetap pada Barra Sebastian Alexander dan cinta pertamanya untuk Marteen.

Setelah beragam kejadian dan peristiwa yang dilalui keduanya akhirnya menemukan titik akhir yang indah. Kisah ini dikemas secara rapih melalui bahasa yang mudah dimengerti dengan latar yang terkadang tidak jelas.





Keesokan paginya...

Barra membuka matanya perlahan akibat sinar matahari yang masuk ke sela kamarnya. Ia melihat jam dinding yang menunjukkan pukul sepuluh siang. Ia menatap Alisha yang masih ada di pelukannya.

Barra mengecup kepala gadis itu. "Pagi"

Alisha menyipitkan mata. "Udah siang ya?"

"Jam sepuluh" jawab Barra. "Tidur nyenyak?"

Alisha memukul dada Barra. "Kamu yang bikin ngga nyenyak"

Barra terkekeh. "Aku buatin sarapan dulu mau?"

Alisha hanya mengangguk. Ia membiarkan Barra keluar sementara dirinya harus mengumpulkan nyawa di kasur. Ia menata bantal untuk duduk dan mengecek ponselnya. Niatnya ingin ke kamar mandi ia urungkan karena suatu hal.

"Mau makan disini atau dibawah?" Tanya Barra.

Alisha menoleh. "Bar..."

Barra berjalan mendekat takut Alisha sakit. "Kenapa?"






"Aku ngga bisa jalan..."




ENDING

AKHIRNYA YA TUHAN SELESAI JUGA CERITA INIIII.

asal lo pada tau ya ini About Barra 2 paling banyak part-nya dan paling lama juga pengerjaannya. 15 bulan gue nulis cerita ini cuy....

dan yapp akhirnya selesai. first of all i wanna say thank you so much gaisss, makasih udah baca ceritaku, makasih udah komen, udah suruh aku update, udah support cerita ini sampe aku bisa mau nulis terus. dan maaf, aku minta maaf karena penulisan cerita ini kurang rapi, kadang gajelas, ga sesuai sama apa yang kalian mau, i really sorry.

anyway happy new year! semoga di tahun selanjutnya kita bisa berpetualang lagi di cerita aku yang lain yaa! semoga kalian tetep suka sama apa yang aku buat meskipun ngga ada lagi cerita Barra dan Alisha yang paling disukain orang-orang. let's get another adventure with another story too!

cek ig @wattpad.njl yaa ada announcement sama konten perayaan pernikahan Barra dan Alisha di Lombok!

see youuu:>>>

Sg mereka:



anyway kalian mau extra part kah?

Continue Reading

You'll Also Like

251K 11.5K 17
Level tertinggi dalam cinta adalah ketika kamu melihat seseorang dengan keadaan terburuknya dan tetap memutuskan untuk mencintainya. -𝓽𝓾𝓵𝓲𝓼𝓪𝓷�...
1.3M 95.7K 43
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
2.6M 151K 42
Kanaya Tabitha, tiba tiba terbangun di tubuh seorang figuran di novel yang pernah ia baca, Kanaya Alandra Calash figuran dingin yang irit bicara dan...
2.5M 136K 62
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...