About Barra 2 [TAMAT]

By najeealee

27K 2.2K 452

Kembali lagi bertemu dengan pria dingin Barra Sebastian Alexander dan perempuan yang selalu ceria, siapa lagi... More

6 November 2020
berbeda dari yang lain
pinter katanya
hamster baru
penguat
cuma sama Alisha
'sha'
12 panggilan
sakit
cemburu ceritanya
kupu-kupu
soal Biel
baikan sama Maudy!
tunangan Biel
nama kontak
pingsan beneran
kelas akselerasi
pasti ada alasannya
marahan
ala Barra
the reason is
perkara i love you
ape nih...
cara Barra
bukan Barra
see you Kevin!
keluh kesah
quality time!!
perkara foto
kecelakaan
resikonya
overthinking
ribut lagi ribut lagi
disalahkan, lagi
putus....?
bagi capenya
gagal
dibalik gagal dinner
pinjem peluk
lucuan kue Barra
barra's effort
kura-kura
who?
lagi jenuh katanya
kejutan-kejutan pertama
terlalu semangat
beberapa fakta lainnya
first meet
masa lalunya (?)
fakta sebenarnya
rahasia pertama
rahasia kedua
deep talk
juara dua
Barra saying 'sayang'
Alisha mode PMS
Barra ngilangin gengsi
tiba-tiba?
semua punya alasannya
gelang edelweis
after broke up
it's too hard
let her go
acara kelulusan
alasan kuliah di Berlin
Gabriel and Ferra's wedding
keberangkatan Barra
memperlambat perpisahan
time flies
a letter from Alisha
setelah enam tahun
Nanda, si masih sama
reuni
satu kantor
satu apartemen
ketemu bunda!
kebongkar
rahasia berikutnya
the only truth 1
the only truth 2
Kavindra
istirahat ya
kembali
masih ada?
pdkt beneran
lahir kembali+Maudy's wedding
pemenangnya
dua minggu pertama
deep talk #2
pulang kepada-Nya
pemakaman
Maudy's Pregnant
fiancé
finally, the ending
extra part
iklan

jangan ambil punya aku

257 24 4
By najeealee

jgn lupa votenya bestie....😔🙏

JGN LUPA JUGA FOLLOW @wattpad.njl  WOIIII

Dua belas MIPA 3 saat ini sedang digerakkan menuju lab praktik. Padahal ini baru hari kedua masuk sekolah tapi sudah melakukan praktik saja.

"Jangan ada yang bawa hp, tinggal di kelas. Pintu di kunci" perintah guru tersebut.

Alisha membawa jas lab di tangannya lalu keluar bersama teman-teman yang lain. Sejauh ini ia sudah kenal beberapa diantara mereka, bahkan sempat mengobrol. Kalo soal sosialisasi Alisha emang jago, gadis itu cepat berbaur bahkan kadang bersifat sok akrab demi dapat teman. Sementara Maudy, gadis itu cenderung ingin di dekatkan atau diajak ngobrol lebih dulu.

"Lo bawa tanahnya kan?"

"Lah, Nanda yang bawa"

Maudy memutar bola matanya. "Lo tanya gih,"

Alisha mengangguk. Perempuan itu berlari ke depan agar sebaris dengan Nanda.

"Lo bawa tanahnya ngga?"

Nanda menunjukkan dua kantung kresek yang ia bawa di tangannya. "Kacang ijo dimana?"

"Gue. Lo bawa kan? Gian bawa ngga?"

Gian yang berada di samping Nanda mengangguk. "Nih,"

Alisha mengangguk. Ia kembali ke Maudy sambil memakai jas lab dan menguncir rambutnya seperti ekor kuda. "Btw, lo belom kasih pajak jadian" tagihnya.

"Ngga ah. Kalo ngasih pajak jadian ngga langgeng" tolak Maudy sambil terkekeh.

"Gue ngasih langgeng tuh sampe sekarang" ucap Alisha bangga.

"Liat aja nanti"

Alisha melototkan matanya. "AUDYYYY!"

Maudy sukses tertawa. "Bercanda elah, takut ya putus sama Barra?"

"Diem deh lo,"

Lab di pelita ditambah satu. Satunya depan lapangan untuk upacara dan yang baru ini dekat kelas Barra. Katanya sih lebih besar dibanding lab yang dulu.

Dan ternyata benar. Ruangannya berwarna putih dengan lampu seperti yang ada di rumah sakit. Kursinya pun berbeda, tidak menggunakan kursi kayu. Dilengkapi dua AC, satu infocus, dua lemari yang berisi alat-alat biologi dan masih banyak lagi. Rata-rata masih terbungkus plastik.

Dari lab ini, Alisha dapat melihat kelas Barra. Ternyata tampilan kelas akselerasi tidak jauh beda dengan kelas reguler. "B aja kelasnya ya, Dy"

Maudy melirik kelas akselerasi lalu mengangguk sambil membereskan peralatan yang ingin dipakai. Lalu mereka mendengarkan arahan guru membentuk sebuah kelompok. Alisha bersama Maudy, Nanda dan Gian. Ini pertama kali sih walaupun mereka sekelas sudah setahun lebih. Ternyata Nanda tidak semalas kelihatannya.

Praktek pun di mulai. Awal praktek ini mereka diminta untuk membawa tiga jenis tanah yang berbeda lalu menaruhkan beberapa biji kacang hijau disana. Nantinya, setiap hari perwakilan anggota kelompok diwajibkan untuk melihat bagaimana perkembangannya karena tentu saja akan menghasilkan tinggi yang berbeda.

Gelas berisi kacang hijau itu ditaruh di dekat jendela agar terkena sinar matahari walau sedikit. Mereka langsung disuruh membuat tabel laporan untuk nanti.

"Ian"

"Jangan panggil gitu anjir" sahut Gian merasa aneh dipanggil dengan sebutan itu. Alisha terkekeh. "Gi malah aneh tau,"

"Btw, Nichols Zey itu pinter ya?"

"Tengil bocahnya" samber Nanda yang sedang membuat garis.

"Emang iya?"

Gian mengangguk. "Katanya dulu ngga punya temen"

"Dia dulu kelas berapa deh?" Tanya Maudy tertarik pada obrolan.

"Sebelas IPA 7"

"Eh anjir gue baru sadar lo sekelas sama mantan ya," kata Nanda menatap tiga temannya lalu kembali menulis.

"Kenapa emang?" Ketus Maudy yang merasa perkataan Nanda ditunjukkan untuknya.

"Denger-denger dia mau nikah kan?" Tanya Gian.

"Tanya aja sono" suruh Maudy lalu gadis itu mendekati Nanda untuk membuat laporan praktikum. Sementara Alisha bersama Gian mengobrol lebih banyak. Dulu pas kelas sebelas ia sangat jarang atau bahkan tidak pernah mengobrol dengan pria satu ini.

🌼🌼🌼

Barra membawakan beberapa buku yang disuruh oleh guru Kimia bersama Chandra dan dua perempuan di belakang. Jam istirahat mereka berbeda dengan anak reguler. Itu adalah perbedaan yang Barra sangat tidak suka.

Kenapa harus di bedain? Padahal dulu kepala sekolah tidak berbicara soal ini. Tapi mau gimana juga, ini udah ketentuan sekolah. Tadi Barra juga sempat melihat kelas Alisha berada di lab yang baru. Pria itu dapat menyimpulkan kenapa Alisha belum membaca pesan yang ia kirim.

Soal pengirim tidak diketahui, belum Barra balas. Hanya ia baca saja. Pesan seperti itu memang tidak jarang Barra dapatkan, tapi ia masih merasa risih jika ada yang seperti itu padahal dulu biasa-biasa saja, apa karena saat ini ia mengerti kalau sudah punya Alisha?

"Makasih yaa, silahkan ke kelas lagi"

Di pertengahan jalan, dari jauh Barra melihat anak-anak keluar dari lab baru itu. Memang sudah bel istirahat. Pria itu tersenyum pada Alisha yang melambaikan tangan padanya.

Btw...

Sepertinya Barra bisa menerima kondisi bahwa mamahnya hamil. Artinya ia menerima kondisi kalau nanti akan mempunyai seorang adik. Benar kata Alisha, ia harus mencobanya.

🌼🌼🌼

Tidak ada yang lebih nikmat selain suapan pertama saat perut sedang keroncongan. Terlebih, Alisha tadi tidak sarapan apapun karena kesiangan.

"Al, lo yakin pesen dua?" Tanya Maudy melihat satu bungkus nasi yang sudah banyak. Gimana kalo dua bungkus?

"Gue laperrr banget asliii" kata Alisha setelah menelan makanannya. Sangking laparnya, mereka tidak ke kelas dahulu. Tapi langsung ke kantin dengan memakai jas lab. Sebenernya ngga boleh sih, karena takut kotor kenapa apa-apa, cuman ya namanya laper kan...

"Kapan lo bakal first date?"

Maudy menatap Alisha. "Kenapa? Mau double date?"

Alisha terkekeh sambil mengaduk minumannya. "Bisa sama Ferra sama Biel"

"Sama ka Kevin juga bisa"

"AHHHH JADI INGET KA KEVIN!"

Maudy menghela nafas kasar.

"Lo bisa ngga sih, ngga usah dramatis?"

"Ngga bisa" jawab Alisha sambil menjulurkan lidah. "Tapi ka Kevin..."

"Apa gue chat ya?"

"Al, makan dulu deh cepet. Ini rame banget makin lama" suruh Maudy kesal. Makanan belum habis tapi sudah banyak bicara, cibirnya dalam hati.










"Well, bokap lo ngga ngapa-ngapain sih, cuman nanya soal Alisha"

Barra mengangkat alisnya. Menatap Tania dengan tatapan meminta penjelasan lebih lanjut.

"Yaaa kayak Alisha tuh orangnya gimana, gue jawab baik aja. Gue sebenernya agak kaget si Bar pas bokap lo tau tentang Alisha" lanjut Tania tanpa menatap Barra.

Barra tidak tau kalau papah ke rumah Tania saat pria itu menginap di hotel. Terkejut lagi ternyata papah nanya-nanya soal Alisha. Pantas saja waktu itu Alexander mengirimkan pesan katanya Barra dicariin Alisha.

"Gue kira lo udah tau"

"Ada yang ngechat suka ke gue," Barra memberi tau.

Tania melirik tetapi lanjut menulis. Merasa tidak kaget dengan pernyataan Barra barusan. "Lo ngga pertama kali dapet chat kayak gitu kan?"

"Gue cuma ngasih tau"

Tania menganggukkan kepala. Melihat ke papan tulis dengan mata menyipit membuat Barra berkomentar. "Minus lo nambah kayaknya, Tan"

"Kayaknya deh, gue udah agak burem. Coba liat catetan lo aja sini" kata Tania mengambil buku Barra. Barra yang meminta gadis itu untuk duduk sebentar, karena kata Tania kemarin ia mau memberitahukan sesuatu.

Sesuatu itu ternyata tentang pernikahan Biel yang benar-benar diadakan setelah kelulusan.

"Eh tapi lo udah bilang Alisha soal ada yang ngechat kan?" Tanya Tania memastikan.

Barra mengangguk meskipun tidak terlihat oleh Tania.

"Perasaan lo gimana si Bar? Sebagai cowo nih ya, yang dapet confes kayak gitu?"

"Kenapa nanyain gitu dah?"

Tania mengedikan bahu. "Gue kepo aja"

"Biasa aja. Gue juga ngga pernah nanggepin dari dulu"

Tania tersenyum miring. "Iya deh si paling cuekkkk" ledeknya.

"Lo ama Kevin aman?"

"Aman banget ngga sih?"

Barra kadang tidak mengerti dengan jawaban Tania. Perempuan itu kadang tidak mau memberikan jawaban dengan cara melontarkan pertanyaan yang akan membuat bingung. "Menurut lo, diantara kita nih ya, siapa yang bakal paling langgeng?"

"Kita?" Barra tak paham.

"Ya gue, elo, Darren, Biel"

"Dalam hal?"

Tania berdecak sebal lalu menatap Barra. "Langgeng? Lo ngga denger?"


"Oh" kata Barra. "Mungkin Biel? Karena dia nikah"

Tania refleks terkekeh dan memukul Barra. Jawaban macam apa itu?

"Lah bener dong" ujar Barra yang merasa tidak bersalah.

"Bisa aja divorced?"

"Parah lo, Tan" balas Barra.

Tania tertawa. Sudah lama mereka tidak bercanda seperti itu. Bisa dibilang, Tania dulu deket banget sama Barra. Bukan. Bukan karena Alisha. Tapi Tania tau bagaimana sikapnya kepada Barra yang notabenenya sudah mempunyai pacar.

"Kalo nanti kita udah kerja, kita masih sahabatan ngga ya?" Tanya Tania.

"Kejauhan" cibir Barra.

"Semuanya aja kejauhan. Lo tuh manusia tidak berpikir panjang" balas Tania menaruh buku Barra kembali di meja pria itu. "Makasih anyway" ucapnya lalu kembali ke bangku tempat duduk semula.

Barra menyalakan ponsel. Melihat pesan yang belum dibaca oleh Alisha.

🌼🌼🌼

Alisha melipat jas lab lalu ia taruh di loker belakang miliknya. Loker yang sangat mencolok dari yang lain. Padahal mereka baru dua hari di kelas ini, tapi perempuan itu sudah menghias lokernya kembali seperti kelas sebelas.

Ada stiker bergambar gajah berwarna hijau yang Alisha beli waktu itu, ada juga note yang ia buat bertuliskan huruf-huruf dari namanya dengan warna yang sangat bervariasi. Dari kelas sepuluh, Alisha selalu menandai lokernya seperti itu. Tak peduli pada ocehan guru yang katanya merusak fasilitas sekolah. Toh jelas-jelas itu hanya stiker yang nantinya bisa di copot kembali, kenapa harus ribet?

Ia kembali ke mejanya. Memperhatikan Maudy dengan wajah yang sulit di deskripsikan. Sahabatnya itu baru saja tersenyum dari ponsel, namun begitu melihat Alisha wajahnya kembali masam.

"Yaelahhhh gue tau kokk lo lagi kasmaran. Lo kayak baru temenan aja sama gueeee" kata Alisha memaklumi. Dia juga dulu gitu kok. Malah lebih parah kalo dapet balesan dari Barra, ia bisa loncat-loncat kegirangan.

Alisha melepas tali ikatan rambut. Ia membiarkan rambutnya tergerai begitu saja dan tak lupa memakai parfum lagi. Lalu ia mengambil ponselnya di kolong meja. Baru melihat notif ia langsung tersenyum. Chat dari siapa lagi kalau bukan Barra?

Namun melihat isi chat itu membuat Alisha sedikit mematung.

                  
                
Barraaa: hai maaf ganggu

Barraaa: aku sebenernya suka sama kamu....

Barraaa: tapi aku sadar diri, aku ngechat kayak gini juga biar lega aja kok

Barraaa: maaf ya ganggu, aku cuma mau nyampein itu aja

Itu pesan terusan. Artinya ada yang mengirim pesan seperti itu pada Barra. Ya, Alisha tau pasti banyak yang suka sama Barra. Tapi ini pertama kali pria itu mengirimkan pesannya. Pesan itu dikirim tadi saat ia berangkat menuju lab sekitar pukul delapan pagi.

"Dy,"

"Hmm"

"Dyy,"

"Apaa"

"Dyyyy,"

"Apaansihhh"

"Aaaaaa Odyyyyy"

Maudy menoleh. "Apaan?"

Alisha menunjukan ponselnya.



"Ohh"




"OHHHH?!"

"Sabar dulu. Jangan kebiasaan teriak-teriak" kata Maudy sambil menunjuk Alisha dengan tangannya.

"Aaaaa ada aja dehhh, baru kemarin gue baikannnnn" desis Alisha.

"Denger ya," kata Maudy. "Ngga mungkin Al modelan kayak Barra tuh ngga ada yang confes, ngga mungkin. Pasti ada aja, kayak pas lo deketin dia. Jessy juga deketin kan? Menurut gue itu hal yang wajar si buat Barra yang emang terkenal ganteng"

"Tapi cowo lo kan ngga nanggepin, dia langsung kirim ke elo kan?"

Alisha mengangguk.

"Udah lo bales?"

Alisha mengangguk lagi. Membiarkan pesannya dibaca oleh Maudy. Lalu Maudy menjawab. "Bagus kok. Udah gausah di pikirin, yang penting Barra kasih tau elo. Dia juga katanya biar lega aja kan nyampein perasaan? Kayak elo dulu, mungkin ngga enak mendem sendiri"

Alisha menarik nafas. Agak kaget aja tadi tapi perempuan itu tidak cemburu. Lebih ke takut si...




Alisha takut Barra—nya diambil.

🌼🌼🌼

Barra: AAAAAAA JANGAN

Barra: JANGAN AMBIL PUNYA AKUUUU

Barra: NANTI BARRA GABISA MINUM CAPPUCINO LAGIIII

Tidak diketahui: :')))

Tidak diketahui: pacar kamu ya?

Barra: ya

Tidak diketahui: hehe maaf yaa

Read

Barra langsung meneruskan pesan yang Alisha jawab pada pengirim itu. Lalu menyimpan ponselnya kembali. Namun sebelum itu ia kembali mengetikan jari di ponsel tersebut.

Alisha hamster: NANTI BARRA NGGA BISA MINUM CAPPUCINO LAGIIII

Barra: nanti pulang sekolah beli ice cream dulu yaaa

Barra: jangan cemburu yaa, aku ngga nanggepin dia

Barra: aku laper

Alisha hamster: AKU KENYANGG

Alisha hamster: jangan main hp barrr, nanti ngga paham pelajarannyaaaa

Barra: udah hafal

Alisha hamster: sombonggg uuuuu

Barra: ngga marah kan?

Alisha hamster: enggaaa barraaa

Barra: yaudahh aku belajar dluu

Alisha hamster: dadahhhh

Barra: iyaaa dadahh

Read

tbc

GABISA INI TERLALU GEMAS 😡😡

AKU YANG BUAT AJA BAPER😩😩

Continue Reading

You'll Also Like

4.1M 318K 52
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1.8M 72.4K 33
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
617K 24.3K 36
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
10.6M 675K 43
Otw terbit di Penerbit LovRinz, silahkan ditunggu. Part sudah tidak lengkap. ~Don't copy my story if you have brain~ CERITA INI HANYA FIKSI! JANGAN D...