My Cool Enemy (END)

By IchiraSherry

212K 12.2K 4.2K

[Follow Dulu Sebelum Membaca] "Baiklah, persiapkan diri kalian, dua hari lagi kalian menikah!" "APA?" "APA?" ... More

1. Blue Devil
2. Clarisa Anastasia
3. Cast
4. Numpang
5. Tentang Revan
6. Masih tentang Revan
7. Kesialan Risa
8. Rindi dan Revan
9. Es Krim
10. Kemarahan Revan
11. Teman Baru
12. Menemukan Fakta (1)
13. Perubahan Revan
14. Menemukan Fakta (2)
15. Sebelum Liburan (1)
16. Sebelum Liburan (2)
17. Liburan
18. Malam Kita
19. Malam yang Panjang
20. Satu Kamar
21. Jalan-Jalan
22. Penguntit?
23. Kembali ke Rutinitas
24. Suka
25. Dismenorea
26. Perut
27. Ricuh
28. Gosip lagi
29. Kepo
30. Kejadian tak Terduga
31. Janji Revan
32. Pernikahan Kilat
33. First Night
34. Pindahan
35. Bertemu Alfa
36. Nasi Goreng
37. Alfaroz dan Gerion
38. Kagum
39. Bertengkar
40. Salah paham
41. Menjauh
42. Ketahuan
43. Jujur
44. Bodoh?
45. Ulah Gerion
46. Strategi (17+)
47. Misi Pertama
48. Misi Kedua
49. Musnahkan Gerion
50. Galau
51. Bioskop
52. Apartemen Kevin
53. Kebenaran Terungkap
54. Karma
55. Hamil?
56. Kecewa & Khawatir
57. Mencari Revan
58. Don't Cry
59. I Love You
60. Kembali Sekolah
61. Posesif
62. Ngambek
63. Kencan
64. Papa?
65. Sarga
66. Marmut Dan Es Batu
67. Ngidam Ala Risa
68. Hukuman
69. Bingung
71. Untuk Sarga
72. Sebuah Keputusan
73. Lulus
74. Makasih Risa (END)
75. Extra Part 1
76. Extra Part 2
Tambahan
Judul Baru

70. Hilang?

1.8K 111 166
By IchiraSherry

🍃🍃

"Ris.."

"Ris.."

Revan mengamati istrinya, sudah dipanggilnya beberapa kali tapi tak ada jawaban. Risa memperhatikan televisi didepannya, tapi Revan yakin pikirannya sedang melalang buana entah kemana.

Sebuah ide gila muncul di otak Revan. Entahlah akhir-akhir ini ia suka sekali mengerjai dan menggoda istrinya itu. Semenjak hamil, Risa terlihat lebih cantik dan manis di mata Revan. Ia ambil kain putih untuk menutupi tubuhnya, lalu mengambil wig Nadia yang ketinggalan, ia pakai untuk menutupi mukanya.

Revan mengendap-endap mendekati Risa. Dan benar saja, Risa tak menyadari kehadirannya. Ia duduk di sebelah Risa dan berniat mengagetkannya.

Revan mendekati Risa dan mengendus Risa dengan rambut yang menutupi hidungnya. Mau nakutin tapi kenapa mengendus kayak anak anjing sih, Van!

Lamunan Risa buyar, ia risih dengan sesuatu yang menyentuh kulit tangannya. Ia menoleh dan,

"Aaaahhhhh setaaaannn... " tanpa sadar Risa menendang muka Revan dan membuat suaminya itu terpental jatuh dari sofa. Risa mengambil bantal di sofa dan melemparkannya pada Revan.

"Aduuuh, Ris ini suamimu!" teriak Revan. Ia segera menyingkirkan rambut yang ada di mukanya dan membuangnya asal.

"Kamu ngapain sih! Aku kaget, Astagfirullah! Untung saja belum aku cekek, Van!" ketus Risa.

Risa menghampiri suaminya dan membantu Revan duduk di sofa.

"Sadis amat ibu hamil satu ini," ucap Revan setelah duduk di sofa.

"Lagian kamu aneh-aneh sih, udah tau aku takut begituan, gimana coba kalau aku terlalu kaget dan auto brojol anak kamu?" Risa mencubit pinggang suaminya dan sukses membuat laki-laki itu melotot karena sakit.

"Kamu bengong sih, aku kan jadi---"

"Hiks.. Hiks.. Hiks.."

Revan kaget melihat istrinya tiba-tiba menangis. Apa bercandanya sudah keterlaluan sampai Risa menangis? Revan mendekat ke arah Risa dan menenangkannya. Ia merasa bersalah.

"Kok  nangis? maaf ya, aku cuma bercanda tadi, udah.. Jangan nangis." Revan membawa kepala Risa menuju dada bidangnya. Ia merasa bersalah, padahal sebelumnya ia janji sebisa mungkin tidak membuat istri tercintanya itu menangis.

"Udah dong nangisnya..." ucap Revan sambil mengelus rambut Risa.

"Hiks.. Hiks.."

"Aku minta maaf ya.." Revan menangkup pipi Risa dan mengusap air mata yang menetes di pipinya.

"Gendong...," rengek Risa.

"Hah?" Revan agak heran, gak biasanya istrinya jadi manja begini.

"Gendong!"

"Yaudah, di gendong kemana?"

"Mau mandi," ucap Risa. Ia sudah berhenti menangis.

"Yaudah, sini ku gendong ke kamar!"

"Kamar mandi, Van!"

Revan cengar-cengir kemudian mengangkat tubuh Risa, ia gendong bridal style menuju kamar mandi.

"Sampe sini aja," ucap Risa setelah sampai di depan pintu kamar mandi. Revan dengan hati-hati menurunkan istrinya.

"Kenapa gak sampe dalam? Aku mandiin sekalian?" Revan menaik turunkan kedua alisnya.

"Ogah! Gak kelar-kelar nanti mandinya! Kamu udah mandi kan? Siap-siap, kan mau ke dokter sekalian ajak Sarga jalan-jalan."

"Yaudah aku ganti baju dulu."

Risa masuk ke kamar mandi. Ia geli sendiri dengan tingkahnya. Tak biasanya ia semanja ini pada Revan. Biasanya ia bisa melakukan apapun sendiri. Entahlah hari ini menye sekali, pengen nangis dan di manja. Duh, kemana Risa yang katanya angkuh dan cuek? Eh enggak! Risa manis, cantik dan menggemaskan!

****

Risa sudah selesai bersiap, begitu pula Revan. Mereka menuju rumah ibu Rani untuk menjemput Sarga. Beberapa hari belakangan ini Revan dan Risa membiarkan Sarga menginap disana, itu juga atas permintaan ibu Rani.

"Sarga...."

"Mama.." Sarga berlari untuk memeluk Risa.

Risa memeluk erat Sarga. Ia kangen sekali dengan anak ini. Walaupun baru mengenal beberapa hari yang lalu, rasanya seperti sudah sangat lama dan dekat. Sarga anak yang penurut dan manis, bahkan ibu Rani dan Nadia sangat sayang padanya.

"Bu, aku sama Risa mau ke dokter, sekalian bawa Sarga jalan-jalan," ucap Revan kepada ibunya.

"Iya, jagain cucu-cucu ibu, Van!"

"Aye, Aye, captain!"

"Ai ai kapcen!" Sarga menirukan kata-kata dan gerakan Revan.

"Niru aja lo bocah!" Revan tertawa dan mengusap gemas rambut Sarga. Sementara Sarga tersenyum, lalu memeluk Revan.

"Papa."

Revan memeluk Sarga. Ia terdiam untuk beberapa saat. Ada sensasi hangat yang ditularkan Sarga ke tubuhnya.

Begini ya rasanya di peluk anak? Gue secepat ini sayang sama Sarga. Apa karena mau punya anak juga? Batin Revan.

"Cie, yang mau jadi bapak, mendalami banget," ejek Nadia.

"Diem lo, Nad! Nikah sana, biar segera jadi ibu," balas Revan dengan menaik turunkan alisnya.

"OTW.. Hahaha."

Hubungan kakak dan adik ini semakin hangat. Revan menjadi lebih terbuka dan tidak sekaku dulu saat berbicara dengan Nadia.

"Gue bersyukur, Ris. Adik gue jadi hangat lagi seperti waktu kecil, ah semua berkat adik ipar gue tercinta ini," ucap Nadia sambil merangkul Risa.

"Bukan karena gue kak, tapi kalian sendiri yang mau mencoba," balas Risa sambil tersenyum pada Nadia.

"Sebenarnya karena keseringan masuk microwave juga sih kak, es batunya mencair dengan cepat, hahaha," canda Risa.

Nadia tertawa, sementara Revan yang sejak tadi fokus dengan Sarga menatap aneh pada dua wanita yang disayanginya itu.

"Udah ketawanya? Kalau udah, ayo berangkat!" ajak Revan.

Risa mengangguk, menggandeng Sarga dan berpamitan pada ibu Rani dan Nadia. Revan meminjam mobil Nadia, dan segera menuju dokter terlebih dahulu

****

Revan senyum-senyum sendiri. Sekarang mereka sedang ada di mall, Revan dan Risa menemani Sarga di arena bermain anak.

"Ngapain sih? Sejak keluar dari ruang dokter jadi senyum-senyum sendiri?" tanya Risa.

"Oh, senang aja, bisa ngelihat dia, lucu ya masih kecil banget, gak sia-sia usaha yang waktu itu sampai berjam-jam, hahaha. " Revan tertawa sambil menyentuh perut Risa.

"Ahh, iya, apaan sih Van, jadi inget waktu itu kan!"

"Hehehe." Revan hanya tertawa sambil mengacak gemas rambut Risa.

"Eh, aku mau lihat baju-baju bayi di sana, boleh?" Risa menunjuk outlet perlengkapan bayi di dekat area bermain anak.

"Buat apa? Kan masih lama," protes Revan.

"Lihat aja, siapa tau ada yang lucu. Belinya yang unisex," ucap Risa.

"Yaudah, iya."

Risa mengulurkan telapak tangannya di depan Revan, membuat laki-laki itu mengernyit heran.

"Apaan?"

"Duit!" jawab Risa.

Revan mengambil dompetnya dan mengeluarkan kartu ATM.

"Nih! Jangan di habiskan, kalau habis besok kita makan batu," ujar Revan.

"Gakpapa deh, asal makannya sama kamu." Risa tersenyum manis.

"Apaan sih, jangan aneh-aneh!" Revan menyentil dahi Risa pelan.

"Yaudah, aku kesana ya, jagain Sarga."

"Jangan lari-lari, Ris!" teriak Revan.

Risa melambai pada Revan dan berjalan pelan menuju outlet perlengkapan bayi dan anak. Revan tersenyum melihat tingkah istrinya. Lucu sekali.

Tiriiing.. Tiriiiing

Revan mengelurkan handphone nya dari dalam saku. Ia mengernyit melihat nama yang tertera di layar.

Rindi?

Hallo, sebentar gue cari tempat yang gak bising - Revan

................

Revan mencari tempat yang agak sepi, agar bisa mendengar jelas suara Rindi. Arena bermain yang penuh anak kecil tentu sangat berisik.

Beberapa menit kemudian Risa kembali ke arena bermain. Tapi ia tidak menemukan Revan di sana, ia juga tak menemukan Sarga. Risa coba cari dan bertanya pada petugas penjaga, namun mereka tidak tahu. Mungkin karena banyaknya anak yang bermain, petugas tidak memperhatikan.

Kemana mereka?

Risa mengernyit melihat Revan berjalan ke arahnya. Tanpa Sarga. Perasaan Risa mulai tidak enak.

"Revan, darimana?"

"Angkat telepon, terlalu berisik, aku kesana sebentar," jawab Revan.

"Sarga, dimana?"

"Hah? Bukanya masih di tempat bermain?"

"Gak ada, aku udah cari dan nanya, gak ada yang tau!" Risa gelisah dan khawatir.

Revan terkejut dan segera mengecek arena bermain dan sekitarnya. Benar saja, Sarga tidak ada.

"Sarga, Hilang?"





Tbc

Sarga kemana, si bocah ucul?

Semoga suka ya kak, jangan lupa vote dan comment. Tekan bintangnya gak susah kok!

Semangat buat hari ini!

Semoga hari kalian menyenangkan!

Jangan lupa jaga kesehatan.

Thankyou❤️

Continue Reading

You'll Also Like

268K 7K 54
PLAGIAT DILARANG MENDEKAT!!! AWAS... PENULIS GALAK :v SILAKAN DIBACA CERITANYA, BUKAN DICOPY! BELUM DIREVISI, HARAP MAKLUM KALAU ADA TYPO BERTEBARAN...
5.8M 207K 64
[Sebagian part telah dihapus] Kisah dua anak manusia yang harus menikah diusia 17 tahun karena perjodohan. Menentang, tentu saja itu yang mereka ingi...
626K 27.4K 64
[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] 15+ Ketika mempertahankan terlalu egois, merelakan terlalu sakit. Berulang kali rapuh, patah hati telah aku lewati. Unt...
153K 15.4K 39
" Pada akhirnya akan selalu ada hal baik yang menerpa kita setiap harinya, biarlah takdir yang mengubah dan biarkan waktu yang menentukan , jangan ka...