About Barra 2 [TAMAT]

By najeealee

27.5K 2.2K 452

Kembali lagi bertemu dengan pria dingin Barra Sebastian Alexander dan perempuan yang selalu ceria, siapa lagi... More

6 November 2020
berbeda dari yang lain
pinter katanya
hamster baru
penguat
cuma sama Alisha
'sha'
12 panggilan
sakit
cemburu ceritanya
kupu-kupu
soal Biel
baikan sama Maudy!
tunangan Biel
pingsan beneran
kelas akselerasi
pasti ada alasannya
marahan
ala Barra
the reason is
perkara i love you
ape nih...
cara Barra
bukan Barra
see you Kevin!
keluh kesah
jangan ambil punya aku
quality time!!
perkara foto
kecelakaan
resikonya
overthinking
ribut lagi ribut lagi
disalahkan, lagi
putus....?
bagi capenya
gagal
dibalik gagal dinner
pinjem peluk
lucuan kue Barra
barra's effort
kura-kura
who?
lagi jenuh katanya
kejutan-kejutan pertama
terlalu semangat
beberapa fakta lainnya
first meet
masa lalunya (?)
fakta sebenarnya
rahasia pertama
rahasia kedua
deep talk
juara dua
Barra saying 'sayang'
Alisha mode PMS
Barra ngilangin gengsi
tiba-tiba?
semua punya alasannya
gelang edelweis
after broke up
it's too hard
let her go
acara kelulusan
alasan kuliah di Berlin
Gabriel and Ferra's wedding
keberangkatan Barra
memperlambat perpisahan
time flies
a letter from Alisha
setelah enam tahun
Nanda, si masih sama
reuni
satu kantor
satu apartemen
ketemu bunda!
kebongkar
rahasia berikutnya
the only truth 1
the only truth 2
Kavindra
istirahat ya
kembali
masih ada?
pdkt beneran
lahir kembali+Maudy's wedding
pemenangnya
dua minggu pertama
deep talk #2
pulang kepada-Nya
pemakaman
Maudy's Pregnant
fiancé
finally, the ending
extra part
iklan

nama kontak

330 26 1
By najeealee

Tetep jadi Alishanya Barra oke?”

Tunangan Biel kemarin lusa berlangsung lancar. Tapi sampai hari ini Alisha belum tau kalo Maudy jalan sama Aldo di waktu yang sama saat Biel tunangan. Maudy mengira hal itu sebaiknya di simpan olehnya saja.

Alisha juga sudah ke rumah gurunya kemarin. Hamster guru fisikanya itu sangat lucu, tapi memang harganya lebih mahal sih. Barra yang nemenin Alisha kemarin meskipun pria itu sangat bosan karena Alisha dan guru fisika itu sangat asik berbicara dengan hamster mereka.

"Penilaian akhir semester akan diadakan Minggu depan. Artinya sebentar lagi kalian kelas dua belas, ibu minta tolong banget perilaku yang buruk dibuang, kalian sudah bertambah dewasa, kelas dua belas bukannya waktu buat cekikikan, bukan waktunya buat main-main lagi. Tentuin masa depan kalian, pikirin mau ngelanjutin kuliah dimana, ibu mohon banget ya sama kalian" ujar wali kelas Alisha.

"Nilainya juga dinaikin, bisa kesempatan masuk SNMPTN. Oke? Ibu percaya kalian bakalan jadi anak-anak yang sukses"

"Aamiin" sahut murid di dalam kelas.

"Kenapa, Nanda?" Tanya guru itu melihat Nanda mengangkat tangan.

"Kelas dua belas, kelasnya ganti ngga Bu?"

"Kurikulum bilang sih engga ya, berdoa aja semoga masih kelas yang sama"

"Yes" kata Alisha. "Kita tiga tahun yang"

"Yang yang, matamu yang" cibir Maudy.

"Yaudah silahkan pulang, jangan lupa belajar dari sekarang. Inget yang mau masuk ke perguruan tinggi negeri ngga cuma murid Pelita aja, tapi semua SMA"

"Baik Buu"

"Kalo gitu ibu duluan. Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Kalo dipikir-pikir cepet juga ya Alisha udah mau kelas dua belas. Kayak ngga kerasa aja, tapi jujur aja agak takut sih. Takutnya Alisha ngga bisa menuhin ekspektasi orang-orang terhadapnya.

"Ngapa melamun lo?" Tegur Maudy.

"Cepet ngga sih kita udah mau kelas dua belas, Dy?"

Maudy mengangguk. "Takut juga si"



Maudy yang pinter aja takut, apalagi Alisha...

"Lo mau berangkat bareng siapa ntar?"

"Barra ajaa"

Maudy mengangguk. "Gue duluan deh ya,"

"Okeyy"

Inget kan kalo Alisha ada les setiap hari Senin dan Kamis.

Seharian ini Alisha cuma berangkat doang sama Barra. Tadi pas istirahat mereka ngga bareng, tapi Barra bilang di chat dia mau basket hari ini soalnya diajakin sama guru buat ikutan lomba antar kelas sehabis ulangan semester genap.

"Oy! Sombong lu" sapa Aldo bertemu Alisha di koridor.

"Siapa ya yang sombong"

"Mana temen lu?"

"Modus ah males" kata Alisha bergurau. "Eh kak, bentar lagi lulus nichhh"

"Kagak enak anying, abis lo pada UAS gue kesiksa sama UN" balas Aldo.

"Mau ambil univ mana ka?" Tanya Alisha.

"Rencananya sih mau negeri Jakarta. UI takut ngga bisa gue"

Alisha mengangguk. "Semangat ya, tahun depan giliran aku"

"Jangan terlalu di pikirin, ntar lo jadinya ngga nikmatin SMA" saran Aldo.

"Okeyy. Btw ka Kevin mana?"

"Biasalah"

"Bingung banget kan udah kelas dua belas kenapa seneng banget di sekre"

Aldo mengedikan bahu. "Ada pelet di sekre OSIS kayaknya"

Alisha terkekeh lalu melihat pria yang ada di pinggir lapangan sedang menatapnya. "Samperin, ntar dikira gue ngapa-ngapain elo lagi" kata Aldo.

"Yaudah duluan kaaaa" pamit Alisha lalu berjalan ke arah Barra.

"Lama ngobrolnya" cibir Barra.

"Sosialisasi Bar namanya" cibir Darren di belakang.

"Cemburu bilang kek, Bar" kata Darren lagi.

"Balik sono lu rusuh" suruh Barra ngegas membuat Darren tertawa.

"Temen lu semenjak ada Alisha jadi sensi, Yel" ucap Darren ke Biel.

"Udah ayo balik" ajak Biel.

Darren pun berdiri. Ia membisikkan sesuatu ke Alisha yang bisa di dengar Barra. "Cemburu tuh Barra" ucap Darren lalu lari sebelum kena sembur.

Alisha terkekeh. "Sini aku bawain tasnya, duduk disana kan?"

"Aku ganti baju dulu" ucap Barra menyerahkan tasnya pada Alisha.

Alisha membawa tas Barra ke tribun. Lalu membuka tas itu dan mengambil ponsel Barra karena tadi berbunyi. Ternyata notifikasi dari game.

Tapi Alisha  malah kebablasan membuka ponsel Barra yang memang Alisha tau apa kata sandinya.

Ia membuka room chat line. Ada dirinya paling atas tapi namanya tetap saja Alisha.

"Kok nama aku ngga diganti?" Tanya Alisha.

Barra melirik ponselnya. "Ganti apa?"


Alisha menghembuskan nafas kasar. Susah ya punya cowok kayak Barra...

"Tadi ngobrolin apa sama Aldo?" Tanya Barra yang sudah duduk.

Alisha menengok. Ia bengong sebentar...

Wangi banget...

"Liatin orang ganteng bisa sembuhin darah tinggi katanya ya, Sha?"

Alisha terkekeh mendengarnya. "Udah lama ngga liat Barra pake baju basket"

"Ngobrolin apa?" Barra tetap pada pertanyaannya yang tadi.

"Kuliah. Ka Aldo mau kuliah di UNJ. Eh, Bar minggu depan udah UAS kamu ngga tambah les?" Tanya Alisha.

Barra mengangguk. "Udah dari dua minggu lalu"

"Nanti les kan?" Tanya Barra menatap Alisha.

Alisha mengangguk. "Takut ngga masuk PTN" ujarnya.

Barra tersenyum kecil. Ia melihat Alisha sedikit menunduk. "Ilangin pikiran kayak gitu, usaha dulu jangan mikir macem-macem"

"Kamu enak pinter, aku?"

Barra mengubah duduknya. "Sha, ngga ada yang bisa nilai gitu. Ngga ada murid bodoh atau pinter ngga ada, semua bisa di bidang mereka masing-masing. Okey?"



"Tetep jadi Alishanya Barra oke?"

Barra mengelus rambut Alisha. "Nanti aku ajarin, nanti kelas dua belas setiap pulang sekolah kalo ada yang susah aku ajarin yaa"

Alisha mengangguk. Alisha tuh tetep moody an. Malah sekarang kayak kalo lagi ngomongin pendidikan pasti dia langsung kepikiran tapi kalo lagi ngga ngomongin pendidikan Alisha bodo amat.

"Udah gausah dipikirin. Main hp aku aja tuh" kata Barra.

"Emang ada gamenya?"

"Yang download cooking Mama siapa?"

Alisha terkekeh atas ulahnya waktu itu. "Semangat mainnya"

"Pasti semangat lah, Al. Kan ditemenin elo" cibir anak basket dari samping.

"Turun dulu aku ya" pamit Barra yang diangguki oleh Alisha.

Nonton Barra dari atas sini kayak Dejavu banget...

Inget pas dia deketin Barra, dia nonton disini dengerin sorakan cewek-cewek yang semangatin Barra tanpa bisa melakukan hal yang sama dulu. Dulu Alisha hanya bisa kesal dalam hati saja. Tapi sekarang dia bisa tersenyum dan memberikan semangat kepada Barra secara pribadi.

Inget pas Alisha selalu bawain air minum, dan sering ditolak. Inget waktu pura-pura pingsan kena bola basket demi di gendong Barra...

Wisata masa lalu banget ya....

🌼🌼🌼

Maudy mencibir melihat Alisha yang baru datang mepet mau mulai lesnya. Maudy sama Alisha ngga satu ruangan kebetulan tadi Maudy lagi diluar dan ngeliat Alisha.

Sistem kelas disini tuh berdasarkan kemampuan otak masing-masing, jadi ngga ada yang merasa tertinggal atau bagaimana karena mereka ditempati oleh teman-teman yang kemampuan otaknya hampir mirip.

Alisha baru les disini jadi baru punya satu temen di ruangannya, namanya Nayla.

"Dy lo bawa buku pm sekolah?"

Maudy menggeleng. "Kelas gue hari ini latsol. Lo bahas buku pm emang?"

"Kayaknya sih"

Kalo ditanya enakan mana sama ka Yoga ya jelas enakan ka Yoga cuma mau gimana lagi ya kan...

Barra mencabut kunci motornya melihat ada dua mobil yang terparkir di halaman. Oh, orang tuanya sudah pulang.

"Bar, kemari" suruh Alexander.

Barra mengikuti apa kata papahnya.

"Kenalin ini anak saya, Barra namanya"

"Anak tunggal pak?"

"Engga ada dua"

Barra punya satu kakak tiri. Perempuan. Alias anak dari ibu sambungnya yang sekarang tinggal di Bandung.

"Barra ini sangat patuh dan gampang beradaptasi sama lingkungan baru. Nilainya juga tidak pernah turun, selalu semangat ikut les. Bukan begitu, Bar?"

Barra mengangguk.

"Diluar akademik ada prestasi lain?"

"Tentu. Dulu dia jago menggambar mungkin sampai sekarang, cuman saya kurang mengizinkan karena mau fokus ke akademik saja" jawab Alexander yang sepenuhnya bohong. Barra tidak suka menggambar. Papahnya tidak mau memberi tau hobi Barra karena bunda juga memiliki hobi yang sama yaitu mengoleksi berbagai bunga kering.

"Baik. Laporan ini akan saya usulkan ke pusat semoga ada kabar baik nantinya" ucap pria itu lalu bersalaman dengan papah Barra dan pergi pulang.

"Itu siapa mah?"

"Papah lagi ajuin beasiswa buat kamu kuliah"

"Beasiswa?" Tanya Barra.

Alex mengangguk. "Mereka tertarik sama kamu. Mungkin juga kamu bisa masuk kuliah lebih awal,"

"Maksudnya?"

Alex menatap Barra sebentar. "Kelas akselerasi"

Kelas Akselerasi adalah program yang memungkinkan siswa untuk menyelesaikan sekolahnya lebih cepat jadi dapat lulus di usia muda.

"Darimana saja kamu jam segini baru pulang?"

"Main basket"

Alex menatap Barra dengan tatapan serius. "Ulangi perkataanmu"

"Main basket" jawab Barra.

"Main basket? Sementara Minggu depan sudah UAS, kamu ngga mikir?"

"Itu nilai bisa buat beasiswa kamu. Kamu malah main-main, nanti malem ada guru les kimia yang baru" lanjut Alex.

Barra pergi ke kamarnya.

"Hei denger ngga, Barra??"

Barra tak menjawab. Makin muak lama-lama dirumah ini. Sudah ngga tau deh berapa les yang Barra ikuti. Bahkan main basket saja salah.

Kadang Barra iri sama Tania yang tidak dipaksa atau dituntut harus mendapatkan nilai yang sangat bagus. Tania cukup dibebaskan mau main apa aja, bahkan papah Tania sudah tau kalau Tania mempunyai pacar.

Barra melihat foto bundanya yang selalu ia pajang di meja belajar.

"Maaf Bun, belum bisa mampir" ujar Barra.

Lalu ia mengeluarkan sesuatu untuk melihat foto gadis yang tersenyum lebar. Foto itu Barra taruh di buku-bukunya.

Ia tersenyum mengingat tadi Alisha yang menanyakan kenapa nama kontak Alisha masih tetap sama.

Barra mengambil ponselnya dan mengganti nama Alisha disana.

🌼🌼🌼

"Al! Berlin belum kamu kasih makan loh dari tadi" kata mamah.

Alisha yang sedang menonton TV itu bangun. "Mamah emang ngga kasih makan?"

"Ih kamu pikir mamah dirumah ngurus Berlin aja?"

Alisha memutar bola matanya. Mamahnya ini selalu marah-marah sama Alisha tapi giliran sama Zaidan engga. Alisha pun mengambil makanan Berlin dan menghampiri hamster berwarna abu-abu itu.

"Wah kamu tambah gendut ya, betah disini kan sama aku" kata Alisha melihat perkembangan Berlin.

Alisha dengan semangat memberi makan pada Berlin. Apalagi kemarin guru fisikanya memberi semangat supaya hamster Alisha cepat besar.

Video call from Barraaa

Alisha tersenyum ia menggeser tombol hijau lalu duduk diatas rumput.

'HAIIIIII'

Terlihat di layar Barra tersenyum.

'Lagi ngapain diluar?'

Alisha membalikkan kamera ponselnya ke arah Berlin.

'Dia lahap banget makan muluuu'

'Nanti obesitas'

Alisha terkekeh. 'Kamu mau kemana pake jaket gitu?'

'Les'

'Hah? Ngga privat lagi?'

'Nambah lagi'

Alisha tersenyum. Ia menaruh ponselnya di dekat box lalu ia menari-nari di kamera memberikan gerakan semangat membuat Barra cukup terhibur.

'Tadi aku diajarin Maudy, katanya kalo orang pinter lagi cape jangan disuruh istirahat kasih semangat aja'

'Maudy doang yang begitu'

'HAHAHAHA IYA SIHHH BENER'

'Bentar ada yang ngetok pintu' kata Barra menaruh ponselnya diatas kasur dan segera membuka pintu.

"Kenapa?"

"Kamu berangkat sama papah"

"Pulangnya gimana?"

"Papah jemput"

"Ngapain emang dianter jemput segala?" Tanya Barra.

"Sudah ikut saja" kata Alexander lalu pergi duluan. "Cepat siap-siap"

Barra menutup pintunya kembali.

'Sha mau les dulu'

'OKEY SEMANGAT!!!'

'Nanti malem belajar, siapin lks mtk'

'Iyaaa'

Beep

Alisha melihat layar ponselnya. Samar-samar ia tadi mendengar perkataan papah Barra. Sejauh ini sepertinya keluarga Barra belum tau kalau Alisha pacar Barra tapi gapapa juga si, mengingat keluarga Barra yang tidak memiliki hubungan baik dengan Barra, Alisha paham. Oleh sebab itu ia sangat bersyukur mempunyai mamah seperti Tiara dan papah seperti Marteen.

tbc

kemarin abis ketemu pacar jadi lupa update🙏🙏🙏

btw nih pas pesta biel sama ferra;


bonus maudy pas jalan sama aldo dehhhh

kurang baik apa aku...

YUK FOLLOW IG MEREKAAA ADA DI BIOOOOO!

btw..bisa kali ya 100 vote untuk next🤩🤩

Continue Reading

You'll Also Like

2.1M 98.3K 70
Herida dalam bahasa Spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
1M 19.5K 46
Gadis cantik yang masih duduk di bangku SMA terpaksa menjalankan misi misi aneh dari layar transparan di hadapannya, karena kalau tak di jalankan, ma...
2.4M 132K 29
Madava Fanegar itu pria sakit jiwa. Hidupnya berjalan tanpa akal sehat dan perasaan manusiawi. Madava Fanegar itu seorang psikopat keji. Namanya dike...
679K 19.8K 40
Ivander Argantara Alaska, lelaki yang terkenal dingin tak tersentuh, memiliki wajah begitu rupawan namun tanpa ekspresi, berbicara seperlunya saja, k...