My Cool Enemy (END)

By IchiraSherry

218K 12.2K 4.2K

[Follow Dulu Sebelum Membaca] "Baiklah, persiapkan diri kalian, dua hari lagi kalian menikah!" "APA?" "APA?" ... More

1. Blue Devil
2. Clarisa Anastasia
3. Cast
4. Numpang
5. Tentang Revan
6. Masih tentang Revan
7. Kesialan Risa
8. Rindi dan Revan
9. Es Krim
10. Kemarahan Revan
11. Teman Baru
12. Menemukan Fakta (1)
13. Perubahan Revan
14. Menemukan Fakta (2)
15. Sebelum Liburan (1)
16. Sebelum Liburan (2)
17. Liburan
18. Malam Kita
19. Malam yang Panjang
20. Satu Kamar
21. Jalan-Jalan
22. Penguntit?
23. Kembali ke Rutinitas
24. Suka
25. Dismenorea
26. Perut
27. Ricuh
28. Gosip lagi
29. Kepo
30. Kejadian tak Terduga
31. Janji Revan
32. Pernikahan Kilat
33. First Night
34. Pindahan
35. Bertemu Alfa
36. Nasi Goreng
37. Alfaroz dan Gerion
38. Kagum
39. Bertengkar
40. Salah paham
41. Menjauh
42. Ketahuan
43. Jujur
44. Bodoh?
45. Ulah Gerion
46. Strategi (17+)
47. Misi Pertama
48. Misi Kedua
49. Musnahkan Gerion
50. Galau
51. Bioskop
52. Apartemen Kevin
53. Kebenaran Terungkap
54. Karma
55. Hamil?
56. Kecewa & Khawatir
57. Mencari Revan
58. Don't Cry
59. I Love You
61. Posesif
62. Ngambek
63. Kencan
64. Papa?
65. Sarga
66. Marmut Dan Es Batu
67. Ngidam Ala Risa
68. Hukuman
69. Bingung
70. Hilang?
71. Untuk Sarga
72. Sebuah Keputusan
73. Lulus
74. Makasih Risa (END)
75. Extra Part 1
76. Extra Part 2
Tambahan
Judul Baru

60. Kembali Sekolah

3K 143 59
By IchiraSherry

🍃🍃

Setelah kejadian itu, papa Rindi dan kelompoknya di bawa ke kepolisian Bogor. Gavin meminta Juned untuk tidak melibatkan Revan dan lainnya karena kondisi mereka yang belum baik, hanya Rindi dan mamanya yang di minta untuk menjadi saksi dalam kasus itu.

Setelah 3 hari di rawat di rumah sakit Bogor, Revan di perbolehkan pulang. Kondisinya sudah membaik, namun tangannya yang patah masih harus di gips. Selama 3 hari di rumah sakit, Risa menemani Revan dan ijin tidak masuk sekolah. Hubungan keduanya semakin baik. Mereka terlihat seperti pasangan suami istri pada umumnya dan tidak lagi harus berpura-pura di depan umum.

"Ibu nginap di sini ya, biar Risa ada temannya buat jaga kamu, Van, " ucap Rani saat mereka sudah sampai di rumah Risa dan Revan.

"Iya Ris, maaf ya ibu gak bisa nemani kalian, ibu harus ke luar kota lagi sama ayah," ucap Regina.

"Iya, gakpapa Ibu Ayah, ada Risa dan ibu Rani," ucap Risa.

"Gak usah bu, ibu pulang aja, ibu istirahat, Revan gakpapa."

"Hm, bilang aja lo mau kangen-kangenan sama Risa, gak mau di ganggu, iya kan?" cetus Gavin.

"Tau aja bang, cenayang?" tanya Revan sambil tertawa.

"Udah ke baca otak lo, beberapa hari kan gak dapat jatah."

"Abang kalau ngomong di filter dulu kek, ih lambenya pengen gue lakban deh, gemes." Risa menarik telinga Gavin.

"Aduduuuh, lepasin dek!"

"Iya, yaudah sana pulang," ucap Risa sembari melepaskan tangannya dari telinga Gavin.

"Adek durhaka." Gavin merengut sambil mengusap telinganya. Risa hanya terkekeh geli.

"Ayo pulang Vin, ngoceh terus dari tadi, ibu coret dari KK kalau lama." ibu dan ayah Imran pamit pulang duluan dan berjalan menuju mobil.

"Hadeh, ini emak juga ngeselin," gerutu Gavin.

"Ibu coret beneran lo, ganti sama nama kucing tetangga!" teriak Regina dari kejauhan.

"Iya, ampun ibunda ratu, Gavin meluncur."

"Eh Van, lo masih sakit, gak usah main kasar, ingat Risa lagi hamil, " ucap Gavin kemudian berjalan menuju mobil.

Revan tersenyum, kemudian ia melirik Risa yang berdiri di sampingnya.

"Apa?" tanya Risa.

"Gakpapa sayang, aku haus."

"Eh Ris, Van, ibu pulang aja ya, Nadia gak jadi nginep di rumah temannya. Kasihan dia sendirian di rumah, kalian gakpapa?" kata Ibu Rani setelah selesai dari kamar mandi.

"Gakpapa bu, ibu pulang---"

"Ibu sudah pesan taksi online, kalian istirahat saja."

Risa dan Revan menunggu ibu sampai naik ke dalam taksi. Setelah itu mereka masuk ke dalam rumah.

"Aku ambil minum." Risa menuju dapur mengambil segelas air putih.

Risa berhenti di depan dapur, ia mengamati suaminya yang duduk di sofa depan televisi. Bahagia, lega dan entahlah, perasaan lain yang tak bisa di ungkapkan dengan kata-kata. Intinya Risa sangat bahagia. Penantian bodohnya selama ini terbayar sudah. Beberapa hari lalu, saat ia belum menemukan jawaban apapun dari Revan, ia merasa menjadi orang bodoh yang mengharap sesorang yang jelas pasti memilih orang lain. Dan seseorang itu kini memilihnya. Ya, memilihnya dan menjadikannya istri yang sesungguhnya.

"Aku haus, kamu mau berdiri di situ terus, hm?"

Lamunan Risa buyar, ia melihat Revan menatapnya penuh tanya.

"Eh maaf, jadi melamun." Risa memberikan air putih kepada Revan.

"Duduk sini!" perintah Revan.

"Selain tangan, apanya yang masih sakit?" tanya Risa sembari duduk di sebelah suaminya.

"Gak ada, cuma tangan ini kok, dokter bilang 3 minggu lagi udah sembuh. Tadi ngelamun apa?" Revan memperhatikan wajah istrinya.

"Oh, inget sama kita yang dulu aja. Hidup emang lucu ya? Coba deh pikir, kita dulu marmut dan es batu yang gak pernah akur, sekarang kita jadi suami istri." Risa terkekeh mengingat kejadian dulu, dimana ia dan Revan tak pernah akur, selalu ada yang di perdebatkan. Kelas mereka hanya berjarak dua kelas. Intensitas bertemu yang sering membuat keduanya menjadi musuh bebuyutan. Adu mulut bahkan adu fisik sudah menjadi makanan tiap hari.

"Iya, aku heran, ada gitu cewek kaya kamu, petakilanan, absurd, dan aneh, tapi sekarang aku gak lihat itu semua, yang aku lihat kamu, istri dan calon ibu dari anakku dan aku menyukai semua yang ada di kamu," Ucap Revan sembari menyelipkan rambut Risa di belakang telinganya.

"Lagi nge-gombal yah?" Risa menoleh menatap suaminya.

"Enggak, Ini tulus ngomongnya."

"Masa sih?" Risa terkekeh, ia gemas ingin menggoda suaminya.

"Jangan mancing deh Ris." Revan mulai tak tahan dengan ekspresi istrinya.

"Mancing apa? Orang aku nanya doang," sanggah Risa.

"Iya, tapi muka kamu nggemesin, jadi pengen ku---"

"Jangan aneh-aneh masih sakit." Risa berusaha menyembunyikan semburat malu di pipinya.

"Sini, lebih dekat!"

"Mau ngapain?" tanya Risa.

"Mau nurut sama suami gak?"

Risa langsung mendekat suaminya. Revan menarik pinggang Risa agar menempel di tubuhnya. Ia arahkan kepala Risa agar bersandar di dadanya yang bidang.

"Gimanapun juga suamimu ini laki-laki normal, jadi mudah kepancing, kamu jangan godain terus."

"Aku gak mancing kok, kamu aja yang mudah kepancing, jadi bukan salahku!"

"Emm itu, jangan gituan dulu ya. Kamu belum sembuh dan inikan masih trimester pertama, nanti kalau udah lewat itu ya." Risa mendongak melihat suaminya.

"Sampai kapan?" tanya Revan.

"Usianya 4 bulan."

"Lama dong puasanya?"

"Sebentar, ini kan udah mau jalan 2 bulan."

"Itu lama Ris."

"Demi dedek bayinya, sayang." Risa mengelus dada bidang suaminya.

"Iya, papa kuat-kuatin deh, tapi kalau gak kuat nanti papa tengokin ya?" Revan mengelus perut Risa dengan tangan kanannya.

"Noh, dedek bayinya bilang iyaa, dia ngijinin," imbuhnya.

"Apaan sih, itu mah pengennya kamu aja, bukan dedek bayinya, jangan ngawur." Risa terkekeh.

"Tuh kan, mama kamu tega banget sama papa."

"Udah deh Van, geli tau kamu ngomong begitu," ucap Risa.

"Enak dong."

"Apanya?"

"Enggak."

"Dih, aneh banget sumpah."

"Udah diem, mulut ngomong terus dari tadi."

"Mulut emang buat ngomong Van, sama buat makan."

"Iya, sama buat ini." Revan menarik dagu Risa keatas dan mencium sekilas bibir Risa.

"Baru berhenti ngomong kan?" Revan terkekeh.

"Apaan sih!" Risa memukul dada suaminya.

🍃🍃

Risa siap-siap berangkat sekolah. Ia sedang memakai seragam dan merapaikan dirinya di cermin.

"Yakin masuk sekolah hari ini?"

"Iya, udah ijin 3 hari, nanti ibu kesini nemenin kamu."

"Di sekolah pasti heboh berita Rindi."

Risa berhenti dari aktivitasnya menyisir rambut. Ia teringat gadis itu. Rindi diperbolehkan pulang setelah 2 hari di rawat di rumah sakit. Ia dan mamanya memutuskan untuk tinggal sementara di Bogor sambil menunggu panggilan dari kepolisian. Ia dan mamanya di jadikan saksi untuk kasus papanya.

"Van, gimana keadaan Rindi sekarang ya? Aku khawatir, apa dia akan baik-baik saja?" rasa bersalah mulai menyelimuti hati Risa.

"Dia pasti masih syok dan terluka. Dia itu gak gampang menghadapi masalah, pasti dipikir terus."

Risa menoleh pada Revan, ia menghampiri suaminya.

"Makanya kemarin-kemarin kamu susah ya bilang jujur ke Rindi tentang hubungan kita?"

Revan mengangguk. Ia sekarang juga khawatir dengan keadaan Rindi. Bagaimanapun Revan sayang pada gadis itu. Ia sudah menganggapnya sebagai adik.

"Kita doain, semoga Rindi dan mamanya kuat. Semoga dia bisa kembali beraktivitas dan melupakan semuanya. Dia bilang, dia ingin pindah dari Jakarta dan memulai hidup baru setelah lulus nanti."

"Iya, dia juga bilang begitu. Yaudah siap-siap sana, aku mau tidur aja."

Risa mengangguk dan kembali siap-siap. Ia berangkat sekolah setelah ibu Rani datang.

Risa sampai di sekolah. Ia langsung disambut oleh sahabatnya, Vanya. Gadis itu terus nyerocos bertanya banyak hal. Padahal Risa yakin Deo sudah cerita kepada Vanya sebelumnya. Namanya juga Vanya, ya begitulah orangnya.

Risa juga mendengar murid-murid yang membicarakan berita papa Rindi. Tentu semua sudah tahu karena beritanya langsung keluar saat papa Rindi dan kelompoknya di bekuk polisi. Gavin meminta Juned untuk tidak melibatkan Risa dll dengan kasus ini, termasuk media.

Risa dan Revan juga berniat mengumumkan hubungan mereka kepada pihak sekolah setelah Revan sembuh. Bagaimanapun mereka tidak bisa menutupi lagi semuanya. Sudah saatnya untuk terbuka. Kehamilan Risa juga pasti kelihatan seiring bertambahnya usia dan keadaan perutnya yang membesar. Masih banyak hal yang harus Risa dan Revan lalui.





Tbc

Yuk, dukung author ya dengan vote dan comment.. Gak susah kok, tinggal klik bintangnya.

Continue Reading

You'll Also Like

494K 24.3K 49
[Sudah tersedia di shopee] Maharani dan Mahardika dijodohkan, lalu menikah selepas wisuda kelas 12. Kehidupan setelah menikah, dilalui keduanya denga...
1.9M 50.7K 90
PLEASE, DON'T COPY MY STORY! ... Cantik sih iya, tapi sayang hobinya bikin masalah dengan orang lain. Memiliki dua teman yang selalu menemaninya mamp...
800K 58.7K 53
"Seharusnya aku mati di tangannya, bukan terjerat dengannya." Nasib seorang gadis yang jiwanya berpindah ke tubuh seorang tokoh figuran di novel, ter...
95.9K 12.1K 37
Jake, dia adalah seorang profesional player mendadak melemah ketika mengetahui jika dirinya adalah seorang omega. Demi membuatnya bangkit, Jake harus...