About Barra 2 [TAMAT]

By najeealee

27K 2.2K 452

Kembali lagi bertemu dengan pria dingin Barra Sebastian Alexander dan perempuan yang selalu ceria, siapa lagi... More

6 November 2020
berbeda dari yang lain
pinter katanya
hamster baru
penguat
'sha'
12 panggilan
sakit
cemburu ceritanya
kupu-kupu
soal Biel
baikan sama Maudy!
tunangan Biel
nama kontak
pingsan beneran
kelas akselerasi
pasti ada alasannya
marahan
ala Barra
the reason is
perkara i love you
ape nih...
cara Barra
bukan Barra
see you Kevin!
keluh kesah
jangan ambil punya aku
quality time!!
perkara foto
kecelakaan
resikonya
overthinking
ribut lagi ribut lagi
disalahkan, lagi
putus....?
bagi capenya
gagal
dibalik gagal dinner
pinjem peluk
lucuan kue Barra
barra's effort
kura-kura
who?
lagi jenuh katanya
kejutan-kejutan pertama
terlalu semangat
beberapa fakta lainnya
first meet
masa lalunya (?)
fakta sebenarnya
rahasia pertama
rahasia kedua
deep talk
juara dua
Barra saying 'sayang'
Alisha mode PMS
Barra ngilangin gengsi
tiba-tiba?
semua punya alasannya
gelang edelweis
after broke up
it's too hard
let her go
acara kelulusan
alasan kuliah di Berlin
Gabriel and Ferra's wedding
keberangkatan Barra
memperlambat perpisahan
time flies
a letter from Alisha
setelah enam tahun
Nanda, si masih sama
reuni
satu kantor
satu apartemen
ketemu bunda!
kebongkar
rahasia berikutnya
the only truth 1
the only truth 2
Kavindra
istirahat ya
kembali
masih ada?
pdkt beneran
lahir kembali+Maudy's wedding
pemenangnya
dua minggu pertama
deep talk #2
pulang kepada-Nya
pemakaman
Maudy's Pregnant
fiancé
finally, the ending
extra part
iklan

cuma sama Alisha

426 35 1
By najeealee

tandai kalo ada yg typo ya gess
happy reading

"Nih kamu harus coba ini sih, enak banget" kata Alisha mengambilkan Barra satu roti yang mamahnya buat.

Barra malah membuka mulutnya tanpa mengambil roti itu membuat Alisha mengerutkan keningnya.

"Suapin"

Kayaknya Barra cuma begini sama Alisha deh. Satu tahun temenan sama Tania aja dia ngga semanja ini sampai minta suapin segala.

Alisha terkekeh. "Nih aaaaa"

Barra menerima roti itu dan mengunyahnya. "Enakk"

"Yakan. Mamah yang buat, aku lagi belajar bikin roti-rotian gini"

"Itu juga mamah yang buat?" Tanya Barra menunjuk pasta carbonara.

Alisha mengangguk. "Katanya mau nyenengin yang udah beliin Berlin,"

"Makasihh" ucap Barra.

Alisha mengangguk. Ia menuangkan segelas soda pada gelas Barra dan dirinya. "Cheers?"

Barra mengetukan gelasnya dengan gelas Alisha.

"Berat aku naik tau"

"Berapa?"

"Dua kilo. Tadinya kan empat lima sekarang jadi empat tujuh"

"Gapapa. Berisi juga bagus" kata Barra.

"Yakin? Nanti kalo aku gendut jangan di ledekin ya?"

Barra mengangguk. "Enak kalo gendut kayak roti"

Alisha tertawa. Roti?

"Dua bulan kerasa cepet ya," ujar Barra.

Alisha mengangguk. "Udah mau masuk tiga bulan malah,"

"Tetep kayak gini ya, Al" pinta Barra serius.

Alisha menyenderkan kepalanya di bahu Barra dengan tangan kanan yang masih memegang minuman.

Barra mengeluarkan tangan kanannya yang Alisha kira pria itu tidak mau dipeluk. Tapi malah Barra merangkul Alisha mengeratkannya.

"Jangan galak-galak sama mamah," kata Alisha.

"Mungkin dia emang ngga berani ngebantah papah kamu. Namanya juga istri"

Barra memiringkan kepalanya menaruh di atas kepala Alisha sambil tangan yang mengelus pundak pacarnya ini.

"Bisa ngga ya?" Kata Barra ragu.

Alisha mendongak. Lalu mengangguk. "Bisaa. Pasti bisa"

Sebenarnya Barra mau menerima ibu sambungnya itu. Tapi di hatinya masih ada rasa yang menjanggal entah apa.

"Btw ngga ke bunda lagi?" Tanya Alisha mendongak lagi.

"Belum. Rencananya lusa. Mau ikut?"

Alisha menggeleng. "Kamu juga perlu kan waktu berdua sama bunda"

Barra mengendurkan pelukannya karena ponselnya yang berbunyi.

"Papah" ucap Barra.

Alisha melepaskan tangannya.

'Lagi beli makan'

'Udah baru selesai'

'Ya'

Barra menyimpan kembali ponselnya.

"Papah kamu tuh sayang banget tau sama kamu. Lewat perhatian kecil gitu, di telpon. Walaupun kadang nanya soal akademik mulu" Alisha memberikan pendapat.

"Tapi nanyain kabar anak itu bukan suatu kasih sayang, Al. Itu tanggung jawab orang tua"

"Iya sihh. Tapi mungkin cara papah kamu yang salah,"

🌼🌼🌼

Maudy memarkirkan motornya. Setelah itu merapihkan rambutnya lewat dari spion. Lalu ia mencabut kunci motor, dan masuk ke sekolah lewat gerbang belakang.

Begitu melihat ke arah koridor jantungnya berdetak melihat Gabriel yang sudah masuk sekolah. Pria itu juga menatap Maudy.

Maudy memutuskan kontak mata. Kalo Gabriel bisa terlihat sangat baik, begitu juga Maudy kan?

"AUDYYYY!"

Teriakan temannya itu sudah menggema pagi-pagi ini di koridor.

"Lu tuh ya gausah ganggu pagi-pagi deh," omel Maudy.

Alisha memutar bola matanya. "Ayo ke kelas ka Kevin" ajak Alisha.

"Dih ngapain?"

"Gatau dia suruh kita kesana"

"Gamau ah"

"Dihh"

"Males"

Alisha tersenyum. "Males atau malu ada ka Aldo?"

Maudy melototkan matanya. Ia memukul tangan Alisha kencang membuat Alisha meringis.

"Astaga sakit anjir,"

"Makannya gausah berisik lu" balas Maudy.

Alisha akhirnya menarik paksa tangan Maudy. Jujur aja Alisha kaget kalo Biel udah masuk. Cuma ya, Alisha biasa aja sih. Kan yang punya masalah sama Biel tuh Maudy bukan dirinya.

"Nah tuh bocahnya" ujar Aldo.

"Halo kembali lagi dengan Alisha dan Ody" sapa Alisha ramah.

"Abis balik sekolah langsung mau ngga?" Tanya Kevin.

"Bolehhh aja sih. Lo gimana, Dy?" Tanya Alisha menatap Maudy.

"Bisa"

"Kenapa dah di gandeng gitu" cibir Aldo melihat tangan Alisha yang menggandengi tangan Maudy.

"Sirik aja. Gabisa ya?" Goda Alisha.

Kevin melirik Aldo. "Kalah lu sama bocil,"

"Eh tapi motornya 3? Gapapa?" Tanya Alisha.

"Oh iya. Lo bisa ngga taro dulu, Dy?" Tanya Kevin.

"Rumah gue agak jauh. Di rumah Alisha kali ya?"

"Bukannya rumah ka Aldo lebih deket ya?" Tanya Alisha melihat mereka satu persatu.

"Mau?" Tanya Aldo menaikan alisnya.

"Iya rumah dia aja. Deket banget"

Maudy mengangguk. "Di traktir kan?"

"Iyeeee" jawab Kevin.

"Udah kan? Mau balik nih" kata Alisha.

"Dih songong lu bocil" cibir Aldo.

"Apasih sirik banget sama saya kayaknya" balas Alisha.

"Kak? Udah kan?" Tanya Alisha pada Kevin.

Kevin mengangguk. "Ketemuan di sekre OSIS aja ntar,"

"Okeyy. Bye!" Kata Alisha menarik tangan Maudy lagi.

Aldo melihat itu sambil berbicara. "Padahal udah pacaran sama Barra, tapi ngga ada bedanya"

"Ah elu juga udah ditolak Maudy ngga ada bedanya" balas Kevin.

"Anjing lu" kesal Also.

Gini-gini Kevin cukup bagus dalam hal roasting. Didikan Alisha sih awalnya, waktu mereka awal-awal kenal. Keren ngga tuh Alisha? Baru kenal udah ngajarin ketua OSIS roasting.








"Yel, beneran bisa kan ntar?" Tanya Tania memastikan.

Gabriel mengangguk. "Mau kemana deh emang?"

"Ya main aja sih. Itung-itung kita juga udah jarang main"

Darren mengangguk setuju atas pernyataan Tania tadi.

"Bar, tumben ngga minum cappuccino. Sudah pensiun kah?" Ledek Darren.

"Gue lempar saos lu" balas Barra.

"Buset" cibir Darren. "Gue lempar kecap lu" balasnya.

"Lah ngelawan" balas Barra memegang botol saos.

Tania melihat Gabriel tersenyum akibat ulah Barra dan Darren. Ini memang sudah di rencanakan karena dari tadi pagi Biel hanya menekuk wajahnya tanpa senyuman.

"Lah ayo!" Tantang Darren memegang botol kecap.

Bugh

"ANJIR BENERAN" kaget Tania melihatnya.

Darren meringis sakit memegang kepala kanannya. "Anj, padahal ini cuma gimik" ucap Darren pelan.

Gabriel terkekeh. "Pada kenapa anjir tumben-tumbenan lo berdua,"

"Untung lo temen sebangku gue" kata Darren.

"Tapi sakit bangsat" umpatnya.

Tania tertawa diantara teman-temannya ini. "Panggil Calista ngga sih?"

"Gue lagi marahan,"

"Ya emang kapan lu baikan sama dia" sahut Barra.

"Wah bener-bener udah ada ajaran Alisha nih anying"

"Lagian, Ren. Lo tuh marahan mulu deh sama dia, ngalah kali-kali gitu lohhh" ujar Tania.

"Jangan. Ngalah ngga enak" Biel bersuara.

"Ngalah ngga selalu soal kalah. Tapi soal pendewasaan diri" balas Barra.

"Bokap gue selalu bilang. Kalo tuhan ngga buka pintu, dia buka pasti buka jendela" kata Tania dengan senyuman.

"Thanks" kata Biel. "Semoga gue bisa nerima"

"Aaaa peluk siniii" kata Tania memeluk Gabriel. Ingat ini bukanlah hal yang gimana-gimana bagi murid Pelita. Karena emang dari kelas sepuluh mereka sedekat itu.

"Mau meluk takut disangka gay" ucap Darren.

"Lempar lagi?"

"Anj lu" balas Darren pada Barra yang sudah memegang botol saos.

🌼🌼🌼

Alisha melihat Nanda malas. "Udah nomor berapa dia?" Tanya Alisha pada Abid, teman sebangku Nanda.

Abid mengangkat jarinya membentuk angka tiga.

Alisha menghembuskan nafas. "Lama banget lagi dia, Dy"

Maudy melihat ke arah Nanda. "Tunggu aja"

Alisha mengomel dalam hatinya. Ini sudah lewat lima menit dari jam pulang. Kelasnya di hukum oleh guru bahasa Indonesia karena tadi Nanda ketauan cabut di kantin.

"Ayo saya tungguin. Gausah buru-buru. Salah juga ngulang lagi" kata guru itu.

"Apaansih anjir. Ini udah lewat berapa menit" omel Alisha.

Ponsel Alisha berdering. Ia menolak panggilan dari Barra.

Barraaa: blm selesai?

Barraaa: aku dibawah ya

Alisha: belummm, eh kamu mau jalan juga kan?

Alisha: duluan ajaa, gapapa nanti yg lain nunggu

Barraaa: gamau

Barraaa: biarin aja nunggu

Barraaa: tania juga masih pacaran sama kevin

Alisha: iya dong masih pacaran😭

Alisha: kan belum putus

Barraaa: maksudnya masih ngobrol

Barraaa: udah jangan main hp nanti makin lama pulangnya

Alisha: iyaa okee

Read

"Kak Kevin?" Tanya Maudy.

Alisha menggeleng. "Pacar aku lah"

"Y" Acuh Maudy.

"Nanda kamu kelamaan, silahkan yang lain pulang kecuali Nanda"

"Akhirnya" Alisha bernafas lega.

Alisha dan Maudy pun buru-buru ke bawah. Sebenarnya Alisha saja sih yang buru-buru. Maudy buru-buru juga mau lihat siapa emang?

Alisha lari menghampiri Barra yang sedang menatapnya.

"Akhirnya selesaii. Nyebelin banget Bu Chara"

"Jangan lari mulu. Ntar jatoh aja"

Alisha mengangguk. "Loh Darren sama Biel ngga disini?"

"Mereka ambil mobil. Kamu mau ke mall atau kemana?" Tanya Barra.

Alisha mengedikan bahu. "Ngga tau sih aku, kayaknya mall deh"

"Kamu ke mall juga emang?"

Barra menggeleng. "All you can eat deket SMA Ananda"

"Ohhh" kata Alisha.

"Gue tunggu parkiran, Bar. Darren dah dateng. Al duluan ya!" Kata Tania ramah.

Alisha tersenyum juga. "Dah sanaa udah di tungguin"

"Ngga dadah?"

Alisha terkekeh. "Dadahhhhh"

"Jangan pulang malem-malem. Kabarin kalo udah sampe rumah ya"

"Siapp!"

Alisha pun melihat ke belakang. "Kibirin kili idi simpi rimih yi" ledek Maudy.

Alisha menyenggol lengan Maudy. "Iri aja lo"

"Dah? Ayo. Ke rumah lu dulu kan, Do?" Tanya Kevin.

Aldo mengangguk. "Motor lo oke kan di taro dirumah gue, Dy?"

Maudy mengangguk. "Oke aja kak"

Sesuai planning awal ya mereka ke rumah Aldo dulu. Ini pertama kali sih Alisha ke rumah Aldo ternyata emang beneran deket.

"Ka Aldo tuh anak tunggal, ka?" Tanya Alisha.

Kevin menggeleng. "Dia punya kakak di luar negeri"

"Ohhh. Dia non muslim?" Tanya Alisha karena melihat ada seekor anjing di halaman Aldo.

Kevin tertawa sedikit. "Muslim dia. Buat nakutin doang"

"Ohhh. Makannya perasaan waktu di sekolah aku liat ka Aldo shalat deh,"

Aldo memang mempunyai satu anjing. Dan kalo kalian mau tau, memang orang tua Aldo adalah seorang mualaf. Bahkan katanya pas umur satu sampai tiga tahun agama Aldo tuh Kristen.

Setelah berbincang-bincang dan diskusi mau kemana akhirnya mereka sampai di mall. Yang pasti mereka mau makan dulu sih karena ya udah laper.

"Emang disini ada yosinoya ya?" Tanya Maudy.

"Kan. Ngga ada Al. Gue bilang juga apa" ujar Kevin.

"Adaaa sumpah baruu. Udah ikut saya aja deh,"

Kevin dan Aldo pun membututi dua orang perempuan ini di depannya.

"Ka Aldo ngajak ngobrol?"

"Jangan bahas disini anj" kata Maudy hampir ngegas.

"Nah ada kan" kata Alisha sampai di restoran yosinoya ini.

"Lah?"

"Itu bukannya Barra ya?" Tanya Alisha.

"Lah iya itu juga Tania,"

"Lahhh ketemu disini kitaaaa" kata Darren.

"Jangan bilang mau makan yosinoya juga?" Tanya Tania.

"Demi apa..." Ujar Alisha.

"Yaudah bareng ajaa ayoo"

Alisha, Kevin dan Aldo sih ngga keberatan kalo bareng. Tapi Maudy...

"Aduh kita mau main dulu nih" ucap Alisha.

Barra melihat hal itu membisikkan suatu kata pada Tania. "Jangan dipaksa ada Maudy soalnya"

"Ohh yaudah have fun ya guysss" ujar Tania setelah mendengar perkataan Barra.

Alisha melewati Barra sambil dadah-dadah. Sementara Aldo melayangkan tatapan sinis pada Gabriel yang juga menatapnya.



Diluar dugaan, Aldo merangkul bahu Maudy di hadapan Biel.

"Kalo dia keliatan baik-baik aja, lo juga harus keliatan baik-baik aja" ucap Aldo pada Maudy.

Jujur aja perlakuan kakak kelasnya ini bikin Maudy deg-deg an.

tbc

perut Maudy:

Continue Reading

You'll Also Like

1M 15.2K 26
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

5.9M 329K 36
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
4.1M 317K 52
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
609K 23.9K 36
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...