My Cool Enemy (END)

By IchiraSherry

218K 12.2K 4.2K

[Follow Dulu Sebelum Membaca] "Baiklah, persiapkan diri kalian, dua hari lagi kalian menikah!" "APA?" "APA?" ... More

1. Blue Devil
2. Clarisa Anastasia
3. Cast
4. Numpang
5. Tentang Revan
6. Masih tentang Revan
7. Kesialan Risa
8. Rindi dan Revan
9. Es Krim
10. Kemarahan Revan
11. Teman Baru
12. Menemukan Fakta (1)
13. Perubahan Revan
14. Menemukan Fakta (2)
15. Sebelum Liburan (1)
16. Sebelum Liburan (2)
17. Liburan
18. Malam Kita
19. Malam yang Panjang
20. Satu Kamar
21. Jalan-Jalan
22. Penguntit?
23. Kembali ke Rutinitas
24. Suka
25. Dismenorea
26. Perut
27. Ricuh
28. Gosip lagi
29. Kepo
30. Kejadian tak Terduga
31. Janji Revan
32. Pernikahan Kilat
33. First Night
34. Pindahan
35. Bertemu Alfa
36. Nasi Goreng
37. Alfaroz dan Gerion
38. Kagum
39. Bertengkar
40. Salah paham
41. Menjauh
42. Ketahuan
44. Bodoh?
45. Ulah Gerion
46. Strategi (17+)
47. Misi Pertama
48. Misi Kedua
49. Musnahkan Gerion
50. Galau
51. Bioskop
52. Apartemen Kevin
53. Kebenaran Terungkap
54. Karma
55. Hamil?
56. Kecewa & Khawatir
57. Mencari Revan
58. Don't Cry
59. I Love You
60. Kembali Sekolah
61. Posesif
62. Ngambek
63. Kencan
64. Papa?
65. Sarga
66. Marmut Dan Es Batu
67. Ngidam Ala Risa
68. Hukuman
69. Bingung
70. Hilang?
71. Untuk Sarga
72. Sebuah Keputusan
73. Lulus
74. Makasih Risa (END)
75. Extra Part 1
76. Extra Part 2
Tambahan
Judul Baru

43. Jujur

2.7K 158 33
By IchiraSherry

🍃🍃

"Kurang ajar!"

Alfa menghampiri Revan dan menarik kaosnya hendak memukul. Kevin mencoba menghentikan Alfa. Sementara Arsen menatap Risa tak percaya.

"Lo apain Risa, hah?" Alfa mengepalkan tangannya.

"Alfa, udah, jangan bikin keributan di rumah Arsen." Kevin menengahi.

Revan tersenyum, "Lepasin tangan lo!" Revan menarik tangan Alfa dan menghempaskannya.

"Jelasin Ris!" Arsen menatap Risa.

"Sorry." Risa sedikit menunduk.

"Bukan jawaban itu yang pengen kita dengar, lo ada hubungan sama Revan?" Arsen menahan emosinya. Ia kecewa dengan Risa.

"Gue suami Risa," ucap Revan membuat Arsen, Alfa dan Kevin terkejut.

"Apa? Kalian sudah menikah? Ini gila!" Alfa menghela napas kasar.

"Lo serius Van?" tanya Kevin. Revan mengangguk.

"Ris, ini semua benar?" tanya Arsen.

"Iya, gue udah nikah sama Revan," jawab Risa lirih.

Suasana menjadi hening. Baik Arsen, Alfa dan Kevin masih tak percaya dengan kenyataan yang baru saja mereka dengar. Terlebih Arsen dan Alfa, mereka sangat kecewa.

"Gue minta maaf," ucap Risa.

"Untuk apa? Lo udah nikah kan, terserah lo mau ngapain aja sama Revan," jawab Arsen agak ketus.

"Lo marah Ar?" tanya Risa.

"Menurut lo Ris?" Arsen pergi.

Maaf Ar, gue bikin lo kecewa, batin Risa.

"Jadi, kenyataan ini, yang waktu itu belum siap lo ceritakan?" tanya Kevin.

"Iya, Kev."

"Lo sadar gak Van, lo udah ngebawa masalah lo semakin rumit. Lo punya istri, tapi lo menjalin hubungan dengan gadis lain, apa lo gak mikirin perasaan Risa? Apa lo gak mikirin Rindi kalau dia tau yang sebenarnya?" Kevin menggeleng, kemudian ia pergi.

"Kalian berdua gila!" Alfa ikut pergi dan pamit pulang ke Arsen. Moodnya buruk, ia hanya ingin pergi dari rumah Arsen.

Di ruangan itu tinggal Risa dan Revan. Mereka diam tanpa mengucap apapun. Risa merasa bersalah pada banyak pihak termasuk Arsen, Alfa dan Rindi. Sementara Revan, ia melirik Risa yang terdiam, ia tahu semua salahnya. Ia yang telah membuatnya semakin rumit.

"Ris, maaf.. "

"Maaf lo gak bisa merubah semua yang terjadi." Risa berjalan menuju rooftop diikuti Revan.

Sesampainya di rooftop suasana berubah canggung. Arsen dan Kevin mendadak diam. Revan berjalan mendekati Rindi, sementara Risa duduk di sebelah Vanya.

"Lo kenapa Van?" tanya Rindi.

"Gue? Gakpapa kok, emang kenapa Rin?"

"Raut muka lo beda, ada yang terjadi?" Rindi memperhatikan mata Revan.

"Gue gakpapa, sini gue aja, lo duduk ya, istirahat." Revan tersenyum. Rindi merasa ada yang aneh, Revan sedang berbohong. Tapi ia memilih untuk diam.

"Untung si Alessa itu pulang, gak ribet deh, heh lo dari mana?" tanya Vanya.

"Bang Gavin telepon." Vanya mengangguk.

"Kalian kenapa?" tanyanya lagi.

"Siapa?"

"Lo, Revan, Arsen, Kevin setelah dari bawah jadi aneh dan diam aja, apalagi Alfa malah pamit pulang, ntar kita pulang gimana dong?"

"Nanti aja deh gue cerita. Pusing, lapar mau makan." Risa memegang perutnya.

"Urusan perut aja nomer satu," ucap Vanya kesal.

Risa nyengir. Ia melirik ke Arsen dan Revan, mereka berusaha untuk biasa. Suasana menjadi agak canggung, untung ada Deo, Daffa dan Galih yang meramaikan suasana.

Kegiatan barbeque-an selesai, karena sudah malam semua pamit untuk pulang.

"Rindi, lo gue anter ya, gue ada urusan searah rumah lo, Revan biar antar Risa pulang," ucap Arsen.

Rindi menoleh ke arah Revan, setelah mendapat anggukan dari Revan, Rindi segera mengangguk pada Arsen.

"Ris, gue gimana? Masa gue jalan kaki?" Vanya mengerucutkan bibirnya.

"Sama gue aja." Deo mendahului Galih bicara. Galih langsung diam.

"Ogah, nanti lo gak antar gue pulang, lo mau turunin gue di jalan kan?"

"Gue serius Vanya, jangan negatif terus dong pikirannya. Gue kan juga baik hati," ucap Deo.

"Najis!" Vanya mendengus kesal. Deo terkekeh geli.

"Mau gak?"

"Iya, iya, tapi janji lo beneran antar gue pulang dan lo gak ngapa-ngapain gue," ujar Vanya.

"Bawel, gak ada yang menarik yang bisa di apa-apain," celetuk Deo.

"Deo setaaan," teriak Vanya.

Semua tertawa melihat kekonyolan Deo dan Vanya. Mereka memang sering tidak akur, entah kenapa hari ini Deo baik kepada Vanya.

****

Risa pulang bersama Revan. Ia tak punya pilihan lain. Sepanjang perjalanan mereka diam. Risa tak tahu harus bicara apa. Semuanya terasa rumit, apalagi setelah Arsen, Alfa dan Kevin tahu statusnya dengan Revan.

"Lo mau kemana? Kenapa bukan arah pulang?"

"Gue mau bicara sama lo."

"Ck, kenapa gak di rumah aja?"

"Nanggung."

"Ck."

Revan membawa Risa di sebuah taman. Karena sudah malam, taman itu sepi. Risa duduk di kursi sementara Revan di batu besar depan kursi itu. Posisi mereka saling berhadapan.

"Gue mau jujur sama lo."

Risa mengerutkan keningnya, "Mau ngomong apa?"

"Rindi."

"Oke."

"Gue mulai dekat dengan Rindi sekitar 4 bulan lalu. Saat itu gue nyelametin dia dari seseorang yang mau bawa dia. Lalu tanpa sadar kita dekat begitu saja." Revan menerawang ke atas.

"Dia itu memiliki masalah yang berat. Lo pernah lihat tangannya terluka kan? Itu semua perbuatan papanya. Dia dan mamanya sering mendapat perlakuan kasar dari papanya. Papanya jarang pulang, sekali pulang ia akan menyiksa Rindi. Dia dan mamanya hanya diam."

"Rindi tak pernah tau apa pekerjaan papanya, yang ia tahu papanya punya banyak anak buah dan markas. Beberapa kali dia di minta paksa untuk ke markas papanya, tapi Rindi berhasil kabur. Dia takut dengan papanya. Sementara mamanya tak bisa berbuat apa-apa."

"Kenapa gak lapor polisi?" tanya Risa.

"Gue gak tau, setiap gue minta untuk lapor polisi, ia punya alasan yang tak pernah dia ceritakan."

"Lalu?"

"Dia sering ketakutan, gue janji akan selalu ada buat dia, gue janji untuk melindunginya."

"Kenapa lo ngomong gini ke gue?" Hati Risa sesak. Ingin rasanya ia pergi saja.

"Gue tau gue salah, gue sayang sama dia, tapi gue juga sayang sama lo, Ris."

"Lo gak bisa egois Van. Kalau lo kaya gini sama aja lo nyakitin gue, juga Rindi."

"Gue tau, gue minta maaf, tapi gue belum bisa ambil keputusan apapun."

"Ih, gue kesel sama lo, rasanya gue pengen hajar lo sampe babak belur." Risa memalingkan muka. Ia tak kuat menahan air matanya lagi.

Revan duduk di sebelah Risa. Ia memperhatikan Risa, "Nangis aja kalau mau nangis."

"Gue gak cengeng!" Masih tanpa menatap Revan, Risa berusaha menahan air matanya agar tak jatuh.

"Gakpapa kok." Revan memegang pundak Risa, memutar tubuh mungilnya hingga menghadap ke arah Revan.

"Gue benci banget sama lo." Risa menunduk, ia tak bisa menahannya lagi. Air matanya benar-benar terjatuh.

"Gue tau, gue banyak salah sama lo, gue laki-laki brengsek, gue bukan suami yang baik." Revan menarik tubuh Risa ke pelukannya.

"Gue minta maaf," ucap Revan Lirih, ia mengeratkan pelukannya.

Dalam pelukan Revan, Risa menangis. Risa benar-benar benci harus jadi begini.




Tbc

Continue Reading

You'll Also Like

1.3M 70.8K 55
Ada baiknya kalian follow dulu akun aku ya^^ Dipublikasikan: 24-04-2021 Tamat: 03-09-2021 Bagaimana jadinya jika seorang Abel feranika gadis yang di...
296K 6.4K 52
Cerita ini hanya bercerita tentang perjodohan biasa. perjodohan ini tidak memaksa dan tidak ada paksaan. Kedua belah pihak setuju. Hanya karena satu...
17.5K 737 28
Perjodohan? Terdengar kuno di telinga gadis yang bernama Raenzia. Zia tidak dapat menolak perjodohan disaat kedua orang tuanya sudah memohon. Disini...
448K 27.5K 61
Terpaksa menerima perjodohan, terpaksa pula menikah demi melunasi hutang kedua orang tua. apa bisa Aurora hidup bersama Askara? pria songong, sombong...