My Cool Enemy (END)

By IchiraSherry

218K 12.2K 4.2K

[Follow Dulu Sebelum Membaca] "Baiklah, persiapkan diri kalian, dua hari lagi kalian menikah!" "APA?" "APA?" ... More

1. Blue Devil
2. Clarisa Anastasia
3. Cast
4. Numpang
5. Tentang Revan
6. Masih tentang Revan
7. Kesialan Risa
8. Rindi dan Revan
9. Es Krim
10. Kemarahan Revan
11. Teman Baru
12. Menemukan Fakta (1)
13. Perubahan Revan
14. Menemukan Fakta (2)
15. Sebelum Liburan (1)
16. Sebelum Liburan (2)
17. Liburan
18. Malam Kita
19. Malam yang Panjang
20. Satu Kamar
21. Jalan-Jalan
22. Penguntit?
23. Kembali ke Rutinitas
24. Suka
25. Dismenorea
26. Perut
27. Ricuh
28. Gosip lagi
29. Kepo
30. Kejadian tak Terduga
31. Janji Revan
32. Pernikahan Kilat
33. First Night
34. Pindahan
35. Bertemu Alfa
36. Nasi Goreng
37. Alfaroz dan Gerion
38. Kagum
39. Bertengkar
40. Salah paham
41. Menjauh
43. Jujur
44. Bodoh?
45. Ulah Gerion
46. Strategi (17+)
47. Misi Pertama
48. Misi Kedua
49. Musnahkan Gerion
50. Galau
51. Bioskop
52. Apartemen Kevin
53. Kebenaran Terungkap
54. Karma
55. Hamil?
56. Kecewa & Khawatir
57. Mencari Revan
58. Don't Cry
59. I Love You
60. Kembali Sekolah
61. Posesif
62. Ngambek
63. Kencan
64. Papa?
65. Sarga
66. Marmut Dan Es Batu
67. Ngidam Ala Risa
68. Hukuman
69. Bingung
70. Hilang?
71. Untuk Sarga
72. Sebuah Keputusan
73. Lulus
74. Makasih Risa (END)
75. Extra Part 1
76. Extra Part 2
Tambahan
Judul Baru

42. Ketahuan

2.8K 162 21
By IchiraSherry

🍃🍃

Seminggu berlalu. Risa masih bertahan menghindari Revan. Ia jarang berinteraksi dengan suaminya itu di rumah atau di sekolah. Risa merasa lelah, apalagi saat di rumah, ia berusaha menahan diri untuk tidak satu ruangan dengan Revan bahkan berbicara dengannya. Tentu saja ia bosan karena mereka hanya tinggal berdua. Tiba-tiba Risa rindu dengan sosok Revan, pertengkaran, perhatian dan kekonyolan mereka.

"Ris."

Lamunan Risa buyar, ia menoleh, mendapati Arsen yang tersenyum padanya. Kenapa dia?

"Lo lagi bahagia?" Risa mendekat ke tempat Arsen.

"Gue dan Rindi dapat juara."

"Benarkah? Gue ikut senang Ar, Selamat, hebat lo." Risa menepuk pundak Arsen.

"Makasih Ris, Gue dan Rindi mau ngadain acara syukuran, di rumah gue nanti malam. Lo dan Vanya datang ya?"

Syukuran? Arsen dan Rindi? Berati ada Blue Devil juga, Apa harus gue tolak? batin Risa.

"Oke, nanti gue bilang Vanya."

"Mau gue jemput?"

"Eh gak usah, share location aja, nanti Vanya bawa motor." Risa belum memberitahukan Arsen kalau ia pindah rumah. Sudah lama Risa tidak berangkat bareng Arsen, semenjak gosip mereka beredar.

"Gue tunggu Ris, lo harus datang, nanti gue chat." Arsen melambaikan tangannya.

🍃🍃

Risa selesai berpakaian. Ia keluar kamar, begitu juga Revan.

"Ke rumah Arsen juga?" tanya Revan.

"Iya."

"Sama siapa?" tanya Revan.

"Vanya."

"Gue berangkat duluan."

Risa tak menjawab, ia kesal, sangat kesal. Ingin rasanya ia tak pergi ke rumah Arsen. Tapi ia tak bisa menolak. Arsen sudah begitu baik padanya.

Risa berangkat naik motor bareng Vanya. Dan sialnya motor Vanya mogok dan berhenti di tengah jalan.

"Dasar motor butut!" Vanya menendang motornya.

"Kasihan motor lo Nya." Risa terkekeh geli.

"Trus gimana dong?" Vanya kesal.

Risa hanya mengangkat bahu. Tiba-tiba sebuah mobil berhenti di samping mereka. Risa mengernyit melihat sosok yang baru saja turun dari mobil itu.

"Butuh tumpangan?" ucap pemilik mobil.

Risa tersenyum, kemudian mengangguk.

****

Tok.. Tok.. Tok..

Risa mengetuk pintu rumah Arsen. Beberapa detik kemudian pintu terbuka. Arsen terkejut, Risa dan Vanya membawa seseorang yang tak diundangnya.

"Lo sama dia Ris?" tanya Arsen.

"Ah iya, maaf Ar, tadi motor kita mogok, untung ada Alfa, dia nebengin kita," jawab Risa.

Arsen mengangguk dan mempersilahkan ketiganya masuk. Risa kagum saat memasuki rumah Arsen. Rumah mewah dan luas bergaya Eropa. Arsen orang kaya, mungkin lebih kaya dari Alfa.

"Rumah lo luas banget Ar," ucap Risa kagum.

"Rumah orang tua gue, bukan rumah gue." Arsen tersenyum.

"Lo tajir melintir ya, boleh nih gabung sama geng gue, biar ada yang bayarin kalau makan." Alfa tertawa.

"Gak minat," jawab Arsen ketus.

"Bercanda kali, tampang baik-baik kayak lo mana mau jadi berandalan." Alfa tertawa lagi, sementara Arsen malas menanggapi ocehan Alfa.

"Gila Ris, Arsen mah paket lengkap, baru tau gue dia setajir ini." Vanya menatap takjup rumah Arsen.

"Bener Nya, padahal tajir gini, tapi Arsen sederhana ya, gak kebanyakan gaya." Risa bicara pelan.

"Makanya lo sama dia aja sih, makmur sejahtera hidup lo." Vanya terkekeh.

"Gue sadar diri kali Nya, gue udah bersuami." Risa tersenyum miris. Suami yang bahkan tak peduli padanya, atau bahkan tak menganggapnya sebagai istri.

"Suami lo kan selingkuh, lo selingkuh juga dong."

"Mulut lo Nya, jangan ngadi-ngadi deh." ucap Risa sambil mencubit pipi Vanya.

Arsen membawa mereka ke rooftop garden di belakang rumahnya. Bangunan itu terpisah dari bangunan utama. Tempat itu memang di desain untuk kumpul-kumpul dan acara keluarga. Disana sudah ada Blue Devil lengkap, Rindi, Alessa dan Galih. Revan terkejut Alfa datang bersama Risa. Ia memilih untuk diam, meskipun daritadi ia memperhatikan Risa.

Arsen mempersilahkan mereka duduk. Risa duduk diantara Alfa dan Arsen. Alessa langsung berpindah tempat duduk di samping Arsen.

"Gak usah genit ya lo." Alessa menatap sinis ke arah Risa.

"Gak deh, gue gak genit, yang ada lo tu yang kegenitan." Risa menatap malas pada Alessa.

"Mulut lo di loundry dulu kek biar bersih," ucap Vanya ngegas.

"Gak usah ikut campur deh lo. Eh gue lupa lo kan sama genitnya kaya--"

"Alessa udah ya, gue gak mau lo bikin masalah di sini." Arsen menatap kesal pada Alessa.

"Ar, kok lo gak belain gue?" Alessa menarik lengan Arsen manja membuat Risa dan Vanya muak.

Acara di rumah Arsen adalah barbeque-an. Para cowok menyiapkan perlengkapan untuk barbeque, entah bagaimana mereka cepat sekali akrab, termasuk Alfa yang beda sekolah. Sementara para cewek menyiapkan bahan untuk barbeque. Risa, Vanya, Rindi dan Alessa mengikuti bik Surti, ART Arsen, mengambil bahan-bahan di lantai bawah.

"Ris." Rindi memanggil Risa yang sama-sama mengambil daging sapi.

"Eh iya Rin, ada apa?" Risa terasa canggung berbicara dengan gadis kalem seperti Rindi.

"Gue minta maaf ya, Revan udah nuduh lo, gue percaya bukan lo orangnya."

Risa tersenyum, "Gakpapa Rin, gue udah gak mikirin itu."

"Lo gimana?" tanya Risa.

"Gue udah gakpapa, udah gak ada yang neror lagi, Revan juga janji akan melindungi gue." Rindi tersenyum manis, manis sekali.

"Oh, baguslah." Risa tersenyum kaku. Dadanya kembali sesak, ia cemburu. Bagaimanapun juga Revan itu suaminya, hatinya sakit saat suaminya lebih peduli pada orang lain.

Risa dan Rindi berjalan ke rooftop garden, di ikuti Vanya dan Alessa. Vanya begitu jengkel dengan kelakuan Alessa yang super manja. Ia banyak menyuruh daripada membantu. Vanya sempat bertanya pada bik Surti kenapa Alessa selalu ada di sekitar Arsen, ternyata Alessa dan Arsen teman sejak kecil dan rumah Alessa tepat di samping rumah Arsen. Dasar genit, batin Vanya.

"De, bantuin Vanya dong, lihat tuh bawa banyak barang." Daffa menunjuk ke arah Vanya yang agak kesusahan membawa bahan-bahan dan alat panggang.

"Vanya, mau gue bantuin?" Deo berteriak agak keras, membuat semua pandangan terarah padanya.

"Gak usah bacot, niat bantu ya ke sini lah," ucap Vanya ketus.

"Mau di bantuin banget?" Deo tertawa.

"Gak usah, muka lo ngeselin, gue males."

Deo tersenyum kemudian berjalan ke arah Vanya, tanpa permisi ia langsung mengambil semua barang yang dibawa Vanya. Vanya melongo. Kesambet apa tu bocah? batin Vanya.

Rindi melihat Revan, Arsen dan Kevin sedang menyiapkan alat pemanggang. Rindi menghampiri Revan dan menawarkan bantuan. Arsen dan Kevin segera mencari kesibukan lain.

"Cie pasangan baru, beri ruang dan waktu saudara-saudara," ucap deo semangat.

"Yang lain minggir, jangan ganggu!" Daffa menimpali.

Rindi dan Revan tersenyum, mereka memilih untuk memulai memanggang daging. Risa tersenyum kecut melihat kedekatan Revan dan Rindi. Ia memilih mendekati Alfa yang sedang bermain gitar di sofa.

"Gue duduk di sini ya?" Risa melihat Alfa.

"Boleh."

"Lo bisa main gitar?"

"Bisa lah, lo mau nyanyi?" tanya Alfa.

Risa tampak berfikir, "Boleh, lagunya terserah lo."

"Lagu lama ya." Alfa memainkan gitar dan Risa langsung tahu judul lagunya.

Well, you done done me in, you bet I felt it
I tried to be chill, but you're so hot that I melted
I fell right through the cracks
Now I'm trying to get back
Before the cool done run out
I'll be giving it my bestest
And nothing's gonna stop me but divine intervention
I reckon it's again my turn
To win some or learn some

But I won't hesitate no more, no more
It cannot wait, I'm yours
Hmm (hey, hey)
.............................................

(I'm yours-Jason Mraz)

Semua mata tertuju pada Risa dan Alfa yang bernyanyi bersama. Mereka tampak begitu luwes dan menikmati lagunya.

Setelah lagu selesai, semua bertepuk tangan kecuali Revan dan Arsen.

"Bagus suara lo Ris, kereen." Galih mengacungkan jempolnya.

"Siapa dulu dong, sahabat gue." Vanya berteriak bangga.

"Bagus juga suara lo," Puji Alfa.

"Lo juga pandai main gitar nya." Risa nyengir.

Alfa tersenyum kemudian mengusap rambut Risa gemas, membuat Risa melotot. Alfa segera memainkan gitarnya lagi, sebelum gadis di sampingnya mengamuk.

Risa mengambil handphone nya, ada panggilan dari Gavin. Namun, suara Gavin tidak terdengar jelas. Ia mencari tempat yang sinyalnya bagus, terpaksa ia turun ke lantai bawah.

"Gue ke toilet dulu ya Rin, De gantiin gue dong." Revan menyerahkan tugasnya pada Deo. Rindi mengeryit, ia melihat perubahan ekspresi wajah Revan.

****

Risa selesai menerima panggilan dari Gavin. Ia melangkah, namun terkejut ketika hendak menabrak seseorang.

"Maaf, gue---"

"Revan?" ucap Risa lirih.

Revan berjalan mendekati Risa dengan wajah datarnya. Risa berjalan mundur sampai tubuhnya menabrak dinding. Jarak mereka begitu dekat.

"Lo mau apa?" ucap Risa ketus.

"Seberapa dekat lo sama Alfa?"

"Bukan urusan lo." Risa memalingkan muka.

"Gue suami lo Ris!" Revan emosi, ia tak menghiraukan lagi perjanjian yang mereka buat sebelumnya.

"Memangnya lo nganggep gue istri? ck, bukankah itu hanya status di buku nikah aja?" Risa ikut emosi, ia menatap tajam Revan dengan marah.

"Terserah, gue gak suka lo dekat dengan Alfa."

"Bukan urusan lo Van, kita udah sepakat tidak mengganggu privasi masing-masing!"

"Gue----" Revan menahan emosinya.

"Lo juga dekat dengan Rindi gue gak protes!" ucap Risa kesal.

"Lo cemburu?"

"Gak, gue akan dekat dengan siapapun, gue gak pe----"

Revan menarik tengkuk Risa dan menempelkan bibirnya pada bibir Risa. Entah apa yang merasuki tubuh Risa, ia membuka bibirnya dan membiarkan Revan mendominasi permainan itu. Risa terbuai, emosi dan rindu bercampur jadi satu. Ia membalas lumatan Revan pada bibirnya. Dua remaja yang berstatus sebagai suami istri itu mencurahkan perasaan masing-masing.

"Risa."

"Revan."

Risa dan Revan mendengar suara memanggil nama mereka. Risa segera melepaskan bibirnya dan menjauh, ia menoleh dan melihat Arsen, Alfa dan Kevin berdiri syok menatap kearah mereka.








Tbc

Hai, jangan lupa tinggalkan jejak ya, tekan bintangnya..

Continue Reading

You'll Also Like

766K 43K 61
Siapa yang tidak kenal dengan Aksara William? Laki-laki yang dijuluki 'master gombal' ini memang lah laki-laki tampan. Tapi, ini bukan cerita Badboy...
330K 17.1K 77
❝Bunda minta cucu, ayo bikin.❞ -Reivan Xiendra β™›β™›β™› Book (I) Rate 16+ (kissing scene, etc.) [PART LENGKAP & SEBAGIAN DIPRIVATE] So, follow dulu sebelu...
1.9M 50.7K 90
PLEASE, DON'T COPY MY STORY! ... Cantik sih iya, tapi sayang hobinya bikin masalah dengan orang lain. Memiliki dua teman yang selalu menemaninya mamp...
789K 58.2K 53
"Seharusnya aku mati di tangannya, bukan terjerat dengannya." Nasib seorang gadis yang jiwanya berpindah ke tubuh seorang tokoh figuran di novel, ter...