My Cool Enemy (END)

De IchiraSherry

212K 12.2K 4.2K

[Follow Dulu Sebelum Membaca] "Baiklah, persiapkan diri kalian, dua hari lagi kalian menikah!" "APA?" "APA?" ... Mais

1. Blue Devil
2. Clarisa Anastasia
3. Cast
4. Numpang
5. Tentang Revan
6. Masih tentang Revan
7. Kesialan Risa
8. Rindi dan Revan
9. Es Krim
10. Kemarahan Revan
11. Teman Baru
12. Menemukan Fakta (1)
13. Perubahan Revan
14. Menemukan Fakta (2)
15. Sebelum Liburan (1)
16. Sebelum Liburan (2)
17. Liburan
18. Malam Kita
19. Malam yang Panjang
20. Satu Kamar
21. Jalan-Jalan
22. Penguntit?
23. Kembali ke Rutinitas
24. Suka
25. Dismenorea
26. Perut
27. Ricuh
28. Gosip lagi
29. Kepo
30. Kejadian tak Terduga
31. Janji Revan
32. Pernikahan Kilat
33. First Night
34. Pindahan
35. Bertemu Alfa
36. Nasi Goreng
37. Alfaroz dan Gerion
39. Bertengkar
40. Salah paham
41. Menjauh
42. Ketahuan
43. Jujur
44. Bodoh?
45. Ulah Gerion
46. Strategi (17+)
47. Misi Pertama
48. Misi Kedua
49. Musnahkan Gerion
50. Galau
51. Bioskop
52. Apartemen Kevin
53. Kebenaran Terungkap
54. Karma
55. Hamil?
56. Kecewa & Khawatir
57. Mencari Revan
58. Don't Cry
59. I Love You
60. Kembali Sekolah
61. Posesif
62. Ngambek
63. Kencan
64. Papa?
65. Sarga
66. Marmut Dan Es Batu
67. Ngidam Ala Risa
68. Hukuman
69. Bingung
70. Hilang?
71. Untuk Sarga
72. Sebuah Keputusan
73. Lulus
74. Makasih Risa (END)
75. Extra Part 1
76. Extra Part 2
Tambahan
Judul Baru

38. Kagum

2.1K 159 14
De IchiraSherry

Hai...
Apa kabar?..

Oh iyaa, chapter sebelumnya Revan di uji banget imannya. Tapi tenang aja,  Revan masih kuat kok, hehe..

Jangan lupa vote dan comment ya ka.. Selamat membaca..

🍃🍃

Risa membuka matanya perlahan, tubuhnya seakan enggan untuk di gerakkan. Tubuhnya sakit semua, rasanya seperti remuk. Risa meringis saat mencoba untuk duduk, ia menoleh ke kiri, Revan sudah tidak ada di sampingnya. Laki-laki itu sepertinya sedang mandi karena terdengar suara gemercik air.

Revan keluar kamar mandi sudah dengan seragam sekolahnya. Ia menatap Risa yang sedang berusaha untuk beranjak dari kasur.

"Lo mau ngapain?" Revan menghampiri Risa.

"Mandi, dari semalam kan belum mandi."

"Duduk! gak usah berdiri. Badan lo masih sakit."

"Tapi---"

"Ris." Revan menatap tajam ke arah gadis di depannya. Risa tahu arti tatapan itu.

"Oke, gue duduk aja." Risa membenarkan posisi duduknya.

"Gue buatin surat ijin, lo gak usah masuk sekolah." Revan menyisir rambutnya dan membenarkan seragamnya.

"Van, lo kok tau gue disana tadi malam?"

"Gue kebetulan lewat."

"Benarkah?"

Revan menoleh menatap Risa, "Kenapa?"

"Oh gakpapa." Risa masih penasaran, namun ia memilih diam.

"Satu lagi, jangan temui Alfa, harusnya lo tau dia itu berbahaya."

"Iya, dia juga janji kok, gak akan bikin ricuh di sekolah."

"Hm."

Revan belum bisa mengatakan bagaimana ia bisa tahu keberadaan Risa tadi malam. Sehari sebelum kejadian itu, saat Risa sedang mandi, Revan sengaja mengambil handphone Risa dan mengeceknya. Ia melihat chat masuk yang tenyata adalah Alfa. Risa bahkan berbohong dengan mengatakan bahwa hari itu ia janjian pergi dengan Vanya. Untung saja sebelumnya Revan sudah memasang aplikasi pelacak melalui GPS yang di hubungkan ke handphone Risa. Revan dengan mudah menemukan keberadaan Risa. Entahlah, saat itu insting Revan mengatakan ia harus mengikuti istrinya itu.

Revan keluar kamar, kemudian kembali lagi dengan semangkok bubur yang sudah dibuatnya tadi. Ia menyerahkan bubur kepada Risa.

"Makan! lo bisa obatin luka sendiri kan? Gue pulang telat. Gue mau ketemu Rindi."

"Ya, oke."

Risa tersenyum kaku. Entah kenapa hatinya sedikit sesak mendengar perkataan Revan barusan. Apa Risa cemburu? Entahlah, yang jelas kini ia merasa sedih saat dirinya sakit Revan lebih memilih menemui pacarnya itu. Tapi berhak apa dirinya? Toh gadis yang di sukai Revan itu Rindi bukan dirinya. Risa tidak bisa melarang Revan ataupun meminta Revan tetap di sisinya. Memang siapa dirinya? Istri? Ya, mungkin hanya sekedar tulisan istri di atas kertas buku nikah, bukan istri yang sesungguhnya. Risa menghela napas berat. Tubuhnya sakit, hatinya sakit, benar-benar paket komplit.

🍃🍃

Risa tidak tahan, tubuhnya sangat lengket. Ini membuatnya tidak nyaman. Dengan terpaksa ia mengambil air hangat, melepas pakaiannya dengan hati-hati dan mandi kilat. Ia berganti dengan atasan kemeja dan celana panjang. Risa bosan di dalam kamar terus, akhirnya ia memilih untuk menyalakan televisi di ruang keluarga.

Tiriiing.. Tiriiinggg

Vanya
Lo sakit?

Risa
Iya.

Vanya
Parah? biasanya lo kuat aja kalau sakitnya ringan.

Risa
Beneran sakit gue Nya 😰

Vanya
Lo di sakitin Revan?

Risa
Maksudnya?

Vanya
Ya kali aja si Revan terlalu brutal sampe lo gak bisa berdiri.
Hahahaa

Risa
Lo mikir apa dah..😑
sini gue tabok lambemu.

Vanya
Yaudah cepat sembuh, gue mau jenguk lo tapi takut sama Revan.
Bye cepat sembuh ya cintaku😘

Risa
Najis😤

Vanya
Heh, didoain malah gitu.
Merajuk nih.

Risa
Aamiin Ya Allah,
semoga sahabat gue tetap normal.

Vanya
Bacot, tidur sana😡

Risa
😴

Risa tersenyum. Ah kangen Vanya. Risa merebahkan dirinya di sofa. Ia harus segera sembuh dan sekolah lagi. Ia juga takut kalau tiba-tiba orang tua atau mertuanya datang dan mendapati dirinya yang babak belur. Ia melamun sebentar, kemudian teringat dengan Alfa. Bagaimana keadaan cowok itu? Bagaimana reaksi papanya tau Alfa babak belur? Ahh Risa tak ingin peduli tapi ada rasa iba dalam dirinya.

****

Sudah tiga hari Risa tertahan di rumahnya. Ia tidak masuk sekolah dan tidak diijinkan pula untuk pergi kemana pun oleh Revan. Risa melihat Revan duduk di sofa menonton televisi. Ia menghampiri suaminya itu.

"Van."

"Apa?" Revan tetap fokus menghadap televisi.

"Gue kan udah lumayan sehat, gue besok masuk sekolah ya?" Risa menatap Revan dengan mata berbinar.

Revan menoleh, mengamati Risa.

"Iya," jawabnya singkat.

"Ah akhirnya sekolah juga. Lo tau, tiga hari di rumah terus, gak ngapa-ngapain, sangat membosankan, udah kayak makan gaji buta gue."

"Oh."

Risa menoleh menatap Revan. Suaminya itu sedang bermain dengan handphone nya. Sesekali ia mengetik, kemudian men-scroll kebawah dan kembali ke atas lagi.

"Lo ngapain sih?" tanya Risa penasaran.

"Kerja."

"Hah? Kerja apaan?"

"Kepo."

Risa mendengus kesal. Benar-benar menyebalkan.

"Lo kerja apaan? Gue curiga." Risa mendekati Revan berusaha mengintip handphone Revan.

"Apaan sih dekat-dekat." Revan menjauhkan kepala Risa,  membuat gadis itu manyun.

"Lo mau tau gue kerja apa?" tanya Revan. Risa mengangguk.

"Nih.. " Revan menunjukkan handphone nya pada Risa.

"Hah? Lo jadi endorse?" Risa mengamati beberapa foto di IG Revan sedang menunjukkan produk. Benar-benar tampan. Tak kalah dengan artis-artis endorse lainnya, batin Risa.

"Hm, bukan, itu gue... cuma foto buat jualan aja, produknya milik ibu dan beberapa supplier ibu, itu foto lama, Nadia yang maksa."

Risa masih mengamati beberapa foto Revan dan juga komentar di beberapa foto.

"Buset, banyak juga yang order, ini beneran?" Risa menatap Revan.

"Hm."

"Dari kapan lo bikin IG ini?" tanya Risa.

"Sekitar lima hari yang lalu."

"Hah? gila, lo bikin lima hari yang lalu follower lo udah sebanyak ini? Demi apa coba? Gue aja udah ada IG bertahun-tahun follower gue gak sebanyak lo." Risa takjup, heran dan kesal.

"Nasib lo, sini handphone gue!" Risa meberikan handphone pada Revan.

"Kenapa lo kerja?"

Revan menghela napas pelan kemudian ia menatap Risa, "Gue kan udah nikah. Lo bilang mau dikasih nafkah, yaudah gue kerja lah, gimana gue kasih lo duit kalau gue gak kerja, hm?" Revan menyentil dahi Risa, membuat si pemilik dahi meringis.
Risa tersenyum, entah kenapa ia bahagia mendengarnya.

"Lo jangan minta aneh-aneh, gue kan baru kerja, gue juga bukan orang kaya." Revan kembali memperhatikan handphone nya.

"Iya, iya, emang gue minta apaan sih." Risa tersenyum.

"Gue justru lebih suka dengan orang yang bekerja keras kemudian sukses, daripada mereka yang mengandalkan kekayaan orang tuanya dan tidak mau bekerja sama sekali." Risa nyengir menatap Revan.

"Jadi lo suka gue?" Revan menyeringai.

"Ishh, bukan gitu maksudnya bambang!" Risa memalingkan wajahnya.

"Iya, iya" Revan kembali fokus pada handphone nya.

"Van. "

"Hm. "

"Gue mau ini, boleh ya?" Risa menunjukkan handphone nya kepada Revan.

"Apaan?" Revan melihat produk di keranjang belanja online shop Risa.

"Skin care."

"Buat apa?" Revan menaikkan sebelah alisnya.

"Ya buat gue lah, lo lihat kan cuaca akhir-akhir ini panas dan angin, muka gue bersisik, lo mau gue jadi ular?" Risa tertawa.

"Mana?" tanya Revan.

Risa mendekatkan wajahnya ke arah Revan, membuat jantungnya berdetak lebih cepat.

"Udah ah, udah lihat kan?" Risa segera menjauh dari Revan, ia gugup.

"Gak, gak penting!"

"Katanya mau nafkahin gue?" Risa mendengus kesal.

Revan menghela napas pelan, "Lo ngapain sih pakai gituan? Gak penting, biasanya juga gak pakek."

"Penting! muka gue biar gak bersisik, lo mau gue kek gembel?"

"Gak masalah," jawab Revan enteng.

"REVAAAN ih kesel." Risa beranjak dari sofa, berjalan menuju kamar.

"Check out aja, ntar gue bayar."

Risa keluar kamar. "Beneran?"

"Dalam 5 menit lo gak check out, gue batalin kata-kata gue!"

"Eh.. Iya,iya, makasih ya." Risa segera mengambil hanphone nya dan men-check out pesanannya.

Revan tersenyum melihat Risa begitu girang dan bersenandung ria di kamar. Dasar gadis aneh, batin Revan.




Tbc

Continue lendo

Você também vai gostar

4.5M 443K 53
#narendra01 -part lengkap -sudah direvisi tapi revisinya untuk versi novelnya nanti ( sok banget versi novel, soalnya blm ada penerbit yang pas.) Sek...
109K 18.2K 187
Jimin membutuhkan biaya untuk operasi transplantasi ginjal sang bunda namun dia bingung mencari uang kemana dalam waktu kurung 2 bulan. Sementara CEO...
762K 42.8K 61
Siapa yang tidak kenal dengan Aksara William? Laki-laki yang dijuluki 'master gombal' ini memang lah laki-laki tampan. Tapi, ini bukan cerita Badboy...
Cool V Sweet De Frdhxa

Ficção Adolescente

1.4M 70.6K 47
Anastasya Shelyn Maguera yang hangat, cerewet dan lembut harus dipertemukan dengan Elang Dylan Giofani yang dingin, irit bicara dan ketus sekaligus c...