My Cool Enemy (END)

By IchiraSherry

212K 12.2K 4.2K

[Follow Dulu Sebelum Membaca] "Baiklah, persiapkan diri kalian, dua hari lagi kalian menikah!" "APA?" "APA?" ... More

1. Blue Devil
2. Clarisa Anastasia
3. Cast
4. Numpang
5. Tentang Revan
6. Masih tentang Revan
7. Kesialan Risa
8. Rindi dan Revan
9. Es Krim
10. Kemarahan Revan
11. Teman Baru
12. Menemukan Fakta (1)
13. Perubahan Revan
14. Menemukan Fakta (2)
16. Sebelum Liburan (2)
17. Liburan
18. Malam Kita
19. Malam yang Panjang
20. Satu Kamar
21. Jalan-Jalan
22. Penguntit?
23. Kembali ke Rutinitas
24. Suka
25. Dismenorea
26. Perut
27. Ricuh
28. Gosip lagi
29. Kepo
30. Kejadian tak Terduga
31. Janji Revan
32. Pernikahan Kilat
33. First Night
34. Pindahan
35. Bertemu Alfa
36. Nasi Goreng
37. Alfaroz dan Gerion
38. Kagum
39. Bertengkar
40. Salah paham
41. Menjauh
42. Ketahuan
43. Jujur
44. Bodoh?
45. Ulah Gerion
46. Strategi (17+)
47. Misi Pertama
48. Misi Kedua
49. Musnahkan Gerion
50. Galau
51. Bioskop
52. Apartemen Kevin
53. Kebenaran Terungkap
54. Karma
55. Hamil?
56. Kecewa & Khawatir
57. Mencari Revan
58. Don't Cry
59. I Love You
60. Kembali Sekolah
61. Posesif
62. Ngambek
63. Kencan
64. Papa?
65. Sarga
66. Marmut Dan Es Batu
67. Ngidam Ala Risa
68. Hukuman
69. Bingung
70. Hilang?
71. Untuk Sarga
72. Sebuah Keputusan
73. Lulus
74. Makasih Risa (END)
75. Extra Part 1
76. Extra Part 2
Tambahan
Judul Baru

15. Sebelum Liburan (1)

2.4K 177 32
By IchiraSherry

Aku harus bisa mengembalikan keadaan seperti sebelumnya, karena aku tahu kita tidak akan pernah bisa menjadi lebih dekat

Clarisa & Revano

🍃🍃

Hari-hari berikutnya, Risa dan Vanya di sibukkan dengan tugas Sejarah. Mencari buku di perpustakaan dan mengerjakan tugas di kafe terdekat menjadi rutinas mereka setelah pulang sekolah.

Saat ini mereka sedang di Albana coffee. Risa membuka lembar demi lembar buku yang baru saja di pinjamnya dari perpustakaan pagi tadi, sementara Vanya menggerakkan jarinya di tombol-tombol berderet huruf abjad pada laptopnya.

"Hasil sidang PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945---"

"Berhenti dulu ya Ris, gue haus, tangan gue juga udah keriting nih." Vanya mengibaskan tangannya. Mereka sudah satu jam di kafe mengerjakan tugas.

"Oke, minum dulu, istirahat, lanjut besok gakpapa deh." Risa menutup bukunya dan mengambil minumnya yang tinggal setengah gelas.

"Ahhh, seger, mata gue ya ampun, capek banget di depan layar mulu, butuh vitamin see nih Ris, coba ada cowok-cowok ganteng kesini." Vanya menutup laptopnya dan mulai berhayal.

"Tuh ada cowok." Risa menunjuk ke salah satu meja yang agak jauh dari meja mereka.

"Sialan!" Vanya mendengus kesal, yang ditunjuk Risa adalah om-om berumur sekitar 45 tahun dan sedang duduk sendiri menikmati secangkir kopi. Risa cekikikan melihat ekspresi kesal Vanya.

Tak lama kemudian pintu kafe terbuka, ada beberapa orang yang akan masuk ke dalam kafe. Vanya tampak semangat.

"Vitamin see Ris," ucap Vanya semangat.

Risa menoleh memperhatikan siapa yang masuk ke kafe.

"Sialan." Vanya mendengus kesal mengetahui Blue Devil yang masuk ke dalam kafe. Risa memperhatikan Revan, padangan mereka bertemu, namun Risa segera memalingkan muka. 4 orang itu duduk tak jauh dari meja Risa dan Vanya.

"Hah, kenapa mereka lagi, jengah gue." Vanya mencebikkan bibirnya.

"Yaudah gak usah perduliin mereka." Risa memandang ke arah lain.

"Psssttt.. Ada Risa dan Vanya." Deo sedikit berbisik.

"Ngapain coba bisik-bisik." Daffa menghela napas.

"Gakpapa sih, ada mereka jadi pengen gue gangguin, udah lama kayaknya gak lihat muka juteknya si Vanya." Deo tersenyum miring. Kevin baru datang dari memesan minuman.

"Udah biarin aja De, gak usah bikin ricuh," Ucap Revan dengan ekspresi datarnya. Deo mengangguk.

"Eh De, lo kemarin jadi deketin anak kelas 10 itu?" Daffa tiba-tiba teringat Deo yang mengincar anak kelas 10.

"Jadi, cantik sih cuma agak jutek, gue suka kok." Deo meringis, memperlihatkan deretan giginya yang putih.

"Jangan aneh-aneh lo De, anak kelas 10, masa depannya masih panjang jangan lo rusak, kasihan." Kevin tertawa mengejek.

"Anjir, gue apain dah, gue gak ngapa-ngapain, orang kenalan doang, mana berani gue.. Ah sudahlah." Deo mengambil minum yang baru saja di antar pelayan kafe.

"Noh, pikirannya kemana-mana." Daffa memukul pundak Deo.

"Gue masih polos kale, gue kan anak baik, manis, gak sombong, pintar menabung, rajin berdoa pula, ya Tuhan ampuni dosa-dosa sahabat eike yang suka bully eike tapi eike sayang Aamiin." Deo meniru gerakan berdoa.

"Najis!" Vanya yang daritadi mendengar percakapan mereka, reflek ikut berkomentar.

Deo menoleh, ia melotot pada Vanya, "Eh lo, nguping ya? Bukan urusan lo, gak usah ikut komentar!"

"Eh, gue gak ngomong sama lo ya, PD banget situ." Vanya ikut melotot.

Deo berdiri, "Gak usah ngeles, gue tau lo barusan ngejek gue."

Vanya ikut berdiri, "Males banget gue, ngapain coba." Vanya melipat tangannya di dada.

Risa menghela napas panjang, sementara Daffa, Kevin dan Revan hanya melihat pertengakaran Deo dan Vanya, pemandangan yang sudah biasa mereka lihat. Sementara pelanggan dan pelayan kafe ikut memperhatin pertengkaran dua remaja itu.

"Kalian ini bertengkar terus, gue yakin kalian jodoh." Daffa menatap keduanya bergantian.

"Ogah!"

"Ogah!" Vanya dan Deo mengucap bersamaan.

"Nah tu kan kompak, jodoh emang." Kevin tertawa, yang lainnya ikut tertawa juga.

"Males banget!"

"Gue juga males, Ris gue mau ke toilet, sebelum otak gue terbakar." Vanya melangkahkan kakinya menuju toilet. Pertengkaran selesai, Deo kembali duduk dan mengobrol dengan sahabat-sahabatnya. Risa kembali membuka handphone nya sembari menunggu Vanya. Revan melirik ke arah Risa, kemudian menggeleng dan kembali memperhatikan ketiga sahabatnya.

"Hai cantik." Seseorang duduk di meja Risa. Risa mendongak melihat cowok di depannya. Wajahnya asing, dia juga memakai seragam berbeda dengannya.

"Maaf, ada apa ya?" Risa berusaha seramah mungkin.

"Gue Alfa dari SMA Gemilang, gue daritadi ngelihat lo."

Aduh, dia mau ngapain, risih gue, batin Risa.

"Lo cantik Risa." Alfa melihat name tag pada seragam Risa.

"Makasih." Risa terpaksa tersenyum.

Revan dan ketiga sahabatnya memperhatin meja Risa.

"Siapa yang di meja Risa?" tanya Kevin.

"Gak tau, dari SMA lain, lagi menggoda Risa sepertinya." Daffa masih memperhatikan meja Risa.

"Kalau di pikir-pikir Risa emang cantik, cuma sedikit tomboy aja dan gak mau dandan," ucap Deo. Revan melirik kembali ke arah Risa, ia melihat ekspresi tidak nyaman Risa.

"Salah orang tuh bocah, di tonjok Risa baru tau rasa." Daffa merinding.

"Tapi Risa masih diam aja." Kevin kembali memandang ke meja Risa.

Di meja Risa.

"Minta nomer HP nya dong cantik." Alfa masih bertengger di meja Risa.

Risa melirik jengah ke arah Alfa, ia berusaha menahan dirinya untuk tidak menggunakan kekerasan.

"Maaf, gue gak bisa."

"Sombong amat lo, gak usah sok jual mahal, gue tau lo pasti sama murahannya kayak cewek-cewek lainnya." Alfa memandang marah ke arah Risa.

"Jaga bicara lo ya!" Risa berdiri menggebrak meja, emosinya tersulut.

"Galak juga, menarik sih." Alfa berdiri dan mendekat ke arah Risa, namun Risa tetap bertahan di tempatnya, tidak ada takut sama sekali di raut wajahnya.

Alfa tersenyum miring melihat ekspresi Risa, saat tubuhnya sangat dekat dengan Risa, tiba-tiba badannya di tarik ke belakang oleh seseorang. Alfa hampir terjatuh, ia mendongak melihat siapa yang menariknya ke belakang. Revan sudah berdiri dengan tatapan marah,

"Kurang ajar, siapa lo?"

"Gak penting, jangan buat keributan di tempat umum!"

"Cih, sok jagoan." Alfa tersenyum mengejek.

"Pergi, atau lo berurusan sama banyak orang." 3 sahabat Revan berdiri menatap marah pada Alfa.

"Ck, bangsat!" Alfa melirik ke arah Risa kemudian pergi meninggalkan kafe.

Revan menoleh ke arah Risa. Gadis itu tidak berkata apapun,

"Lain kali jangan diam aja, udah tau dia kurang ajar." Revan menatap intens kepada Risa.

"Bukan urusan lo, gue juga gak butuh bantuan lo." Risa mendengus kesal kemudian kembali duduk di kursinya.

"Makasih sama gue!"

"Dih males."

"Jangan seenak jidat lo."

"Gue gak dengar!"

"Lo yaa.. " Revan meredam amarahnya.

"Terserah lo!" ucap Revan sembari kembali ke tempat duduknya. Kevin sudah berada di resepsionis kafe untuk meminta maaf atas keributan yang dilakukan sahabatnya.

Vanya yang baru kembali dari toilet menatap heran kepada Risa dan Blue Devil. Vanya memang mendengar ada keributan di luar saat berada di toilet, namun ia tidak bisa keluar karena perutnya tidak bisa di ajak kompromi.

"Pssst..ada apa?"

"Keributan kecil."

"Oh, ayo pulang, gue bayar dulu ya."

Risa mengangguk. Risa melirik ke arah Revan, ia bersyukur hubungannya dengan Revan kembali seperti semula. Hubungan mereka ya begini, seperti air dan minyak, tidak bisa berdamai dan bersatu.

Revan juga melirik ke arah Risa. Ia harus tetap mempertahankan hubungan yang seperti ini, seperti dulu. Ia tidak boleh memiliki perasaan lain kepada Risa. Ia hanya boleh fokus pada Rindi. Revan menghela napas panjang.

Sejak tadi Kevin terus memperhatikan Revan. Kevin mengerutkan keningnya, ia benar-benar ingin bertanya banyak hal pada Revan.


Tbc

Nih penampilan Risa kalau di Sekolah

Jangan lupa vote dan comment ya ka, matur nuhun.

Continue Reading

You'll Also Like

1.4M 91.9K 45
[ Cerita 1] Gimana perasaan kalian kalau satu kelas sama cowo super duper tengil ? Dan parahnya cowo itu jadi suami dadakan Kehidupan Airin berubah...
2.3M 149K 60
Adult Story. BELUM DI REVISI, MASI BERANTAKAN. [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Kenan Aaric Addison, seorang lelaki berwajah tampan nyaris sempurna tertarik...
4.5M 443K 53
#narendra01 -part lengkap -sudah direvisi tapi revisinya untuk versi novelnya nanti ( sok banget versi novel, soalnya blm ada penerbit yang pas.) Sek...
ARGAN By ohhsasa

Teen Fiction

10M 793K 82
Argan alfajar seorang pemuda tampan dijodohkan dengan seorang gadis bernama Nasya Aisyah Evalina gadis berhijab yang cantik,sopan, santun, solehah, d...