My Cool Enemy (END)

By IchiraSherry

212K 12.2K 4.2K

[Follow Dulu Sebelum Membaca] "Baiklah, persiapkan diri kalian, dua hari lagi kalian menikah!" "APA?" "APA?" ... More

1. Blue Devil
2. Clarisa Anastasia
3. Cast
4. Numpang
5. Tentang Revan
6. Masih tentang Revan
7. Kesialan Risa
8. Rindi dan Revan
9. Es Krim
10. Kemarahan Revan
11. Teman Baru
12. Menemukan Fakta (1)
13. Perubahan Revan
15. Sebelum Liburan (1)
16. Sebelum Liburan (2)
17. Liburan
18. Malam Kita
19. Malam yang Panjang
20. Satu Kamar
21. Jalan-Jalan
22. Penguntit?
23. Kembali ke Rutinitas
24. Suka
25. Dismenorea
26. Perut
27. Ricuh
28. Gosip lagi
29. Kepo
30. Kejadian tak Terduga
31. Janji Revan
32. Pernikahan Kilat
33. First Night
34. Pindahan
35. Bertemu Alfa
36. Nasi Goreng
37. Alfaroz dan Gerion
38. Kagum
39. Bertengkar
40. Salah paham
41. Menjauh
42. Ketahuan
43. Jujur
44. Bodoh?
45. Ulah Gerion
46. Strategi (17+)
47. Misi Pertama
48. Misi Kedua
49. Musnahkan Gerion
50. Galau
51. Bioskop
52. Apartemen Kevin
53. Kebenaran Terungkap
54. Karma
55. Hamil?
56. Kecewa & Khawatir
57. Mencari Revan
58. Don't Cry
59. I Love You
60. Kembali Sekolah
61. Posesif
62. Ngambek
63. Kencan
64. Papa?
65. Sarga
66. Marmut Dan Es Batu
67. Ngidam Ala Risa
68. Hukuman
69. Bingung
70. Hilang?
71. Untuk Sarga
72. Sebuah Keputusan
73. Lulus
74. Makasih Risa (END)
75. Extra Part 1
76. Extra Part 2
Tambahan
Judul Baru

14. Menemukan Fakta (2)

2.5K 176 27
By IchiraSherry

Jangan sampai perasaan ini menyakiti orang lain

Clarisa Anastasia

🍃🍃

Risa melahap telur mata sapi di depannya. Ia sedang sarapan bersama Rani, Nadia, dan Revan. Seperti biasa suasana hening, tidak ada satupun yang bersuara, hanya dentingan sendok dan piring yang terdengar.

"Aku sudah selesai bu, berangkat dulu ya." Revan mencium tangan Rani.

"Ayo Marmut." Revan menatap Risa.

"Revan. " Rani menekankan bicaranya.

"Ayoo Ri..saa." Revan tidak terbiasa memanggil dengan nama Risa, ia tampak aneh mengucapkannya.

"Hah?" Risa yang baru selesai sarapan tidak fokus dengan perkataan Revan. Revan melotot pada Risa.

"Oh.. Iya, iya." Risa mencium tangan Rani dan mengikuti Revan keluar rumah. Sementara Rani dan Nadia tersenyum melihat Revan dan Risa sudah semakin akrab.

Revan melempar helm ke arah Risa. Risa kaget namun sigap menangkapnya.

"Kalem dong, untung gue refleknya bagus." Risa mendengus kesal.

"Bawel, cepetan naik!"

"Lo mau nurunin gue di jalan lagi ya? tumbenan ngajak berangkat bareng."

"Gue kan udah bilang gak akan nurunin lo di jalan lagi, lupa? bisa langsung naik gak, gue males debat sama lo."

Risa menurut, ia tidak mau berdebat dengan manusia satu ini. Mood nya bisa berantakan.

"Dih, aneh banget, kesambet apaan sih?" Risa berbicara pelan saat naik ke motor Revan.

"Gue dengar marmut."

"Apaan? gue gak bilang apa-apa."

"Ck." Revan berdecak kesal. Revan melajukan motornya dengan cepat tanpa aba-aba terlebih dahulu.

"ES BATU SETAAAN.. "

🍃🍃

Bel istirahat pertama berbunyi, Guru Sejarah, Pak Kus, keluar dari kelas dan di ikuti beberapa murid keluar untuk istirahat dan beberapa tinggal di dalam kelas. Vanya memutar tubuhnya menghadap Risa,

"Buruan cerita, gue udah penasaran tingkat kecamatan nih soal cerita lo yang tertunda kemaren, sama gimana kencan lo sama Arsen."

Risa langsung membungkam mulut Vanya, "Husstt jangan kenceng dong ngomongnya, bisa salah paham kalau orang lain dengar, parah lo." Risa melepas dekapannya.

"Hehe, maaf keceplosan Ris." Vanya nyengir.

"Gue nggak kencan ya, gue cuma ngajak minum di kafe sebagai ucapan terimakasih." Risa memelankan suaranya.

"Apa yang kalian bicarakan?"

Duuh, Vanya nanya lagi gue kan gak bisa jawab soal Rindi, batin Risa.

"Ngobrol biasa Nya." Risa merapikan bukunya.

Vanya mengangguk, "Kalau yang kemarin yang belum jadi cerita?"

Risa menengok ke seluruh ruangan, hanya ada mereka di dalam kelas, lalu ia menerawang ke atas dan menceritakan semuanya pada Vanya. Tentang sikap Revan yang membuat Risa merasa aneh akhir-akhir ini dan tentang ciuman singkat mereka kemarin.

Vanya menutup mulutnya dengan kedua tangan, "Hah, lo sadar gak sih Ris, lo itu udah jatuh cinta sama Revan."

Risa melotot pada Vanya, perkataan Vanya benar-benar tidak bisa Risa terima. Jatuh cinta? Ia jatuh cinta pada Revan?

"Lo gila ya, mana mungkin gue jatuh cinta padanya."

"Mulut lo bisa berkata tidak, tapi pikiran sama hati lo gak bisa bohong Ris. Yang lo rasain itu tanda-tanda lo emang sedang jatuh cinta."

Risa berpikir keras. Apa benar ia jatuh cinta? Tapi jika di ingat lagi, Risa memang sangat berdebar saat bersama Revan. Apalagi insiden ciuman singkat kemarin, entah kenapa Risa merasa senang. Hah? Senang? Risa menggelengkan kepalanya.

"Lo gila ya?" Risa mendengus kesal, Vanya bingung dengan tingkah aneh sahabatnya.

"Emang bener ya, kalau terlalu benci bisa jadi terlalu cinta, sumpah aneh banget lo, tapi gue seneng akhirnya lo jatuh cinta juga." Vanya tertawa.

Risa menjitak kepala Vanya, "Apaan sih, aah pusing gue."

"Aduuuh, sialan lo." Vanya memegang kepalanya.

"Dia udah punya pacar Nya." Risa tidak bisa menutupi perasaanya sekarang dari Vanya.

"Hah? Revan?"

Risa mengangguk.

"Tau dari mana?"

Risa akhirnya menceritakan semuanya kepada Vanya, tentang Rindi. Vanya hanya manggut-manggut, ia masih terlalu shock dengan pengakuan sahabatnya ini.

"Setahu gue gadis itu pendiam, Revan ternyata suka nya yang begitu yaa, waah lo kayaknya bakalan susah deh Ris, saingan lo berat."

"Hih, apaan sih, gue gak mau ganggu hubungan orang kali." Risa mengerucutkan bibirnya.

Vanya tertawa, "Iya,iya, eh tugas sejarah kita gimana? hari sabtu di kumpulkan loh?" Vanya teringat tugas yang diberikan pak Kus.

"Yaudah, mulai besok sampai jumat kita fokus ngerjain tugas dulu."

"Oke, asal lo gak aneh-aneh aja, orang lagi jatuh cinta kadang sulit dipahami tingkahnya." Vanya tertawa, Risa langsung melotot ke arahnya.

Risa bersyukur, tadi pagi ia minta Revan untuk menurunkannya agak jauh dari sekolah. Jika Risa dan Revan ke sekolah barsama pasti akan terjadi kehebohan luar biasa, dan pastinya akan menyakiti hati seseorang juga, Risa tidak mau melakukan itu.

Beberapa saat kemudian, bel berbunyi, semua murid masuk ke kelasnya masing-masing.

🍃🍃

Revan duduk di dalam kelasnya, ia membuka handphone nya. Ia melihat chat dari seseorang.

Yasmin
Bisa ketemu sepulang sekolah?

Revan
Oke, di tempat biasa.

Revan menutup handphone nya. Kevin daritadi memperhatikan Revan, sementara dua sahabatnya yang lain pergi ke kantin untuk membeli minum.

"Lo kenapa?" tanya Kevin.

"Gue bingung sama diri gue sendiri."

Kevin memperhatikan Revan lebih dekat, "Masalah hati?"

Revan mengangguk.

"Lo jatuh cinta dengan orang lain?" tanya Kevin.

"Apa maksud lo?" Revan terkejut dengan perkataan Kevin.

"Ya gue nanya, lo jatuh cinta sama orang lain?" Kevin mengulang pertanyaannya.

"Enggak, gue cuma ingin melindungi Rindi." Revan menunduk.

"Terserah lo, tapi gue yakin lo gak akan bisa terus-terusan memendam perasaan lo." Kevin tersenyum.

"Maksud lo?" Revan mengerutkan keningnya.

"Udah ah, gue mau ke toilet." Kevin berjalan keluar kelas meninggalkan Revan yang penuh tanda tanya dalam otaknya.

Lo belum berubah juga Van. Sekuat apa lo bakal menyembuyikan perasaan lo yang sebenarnya. Gue yakin sayang lo ke Rindi bukan apa-apa lagi dibanding sayang lo ke dia, batin Kevin.

🍃🍃

Bel pulang sudah berbunyi, Revan menunggu sekolah sepi, kemudian menuju tempat mereka biasanya bertemu, di halaman belakang sekolah. Revan harus bergegas bertemu Rindi sebelum ke ruang guru. Salah satu gurunya meminta Revan untuk menemuinya.

Revan melihat Rindi duduk di tempat biasa mereka bertemu,

"Rindi, lo sudah lama nunggu ya?" Revan duduk di sebelah Rindi.

Rindi menggeleng lalu tersenyum pada Revan.

"Lo kenapa? Ada yang sakit lagi?" Revan memeriksa tangan wajah dan kaki gadis itu.

"Enggak Van, gue baik-baik saja, gue cuma ingin ketemu lo."

Hati gue sakit Van, batin Rindi.

Revan tersenyum, kemudian mengelus rambut Rindi, "Tumben, lo kangen sama gue?"

Rindi tersenyum dan mengangguk, "Van, makasih ya, lo selalu ada buat gue dalam keadaan apapun, gue
..." Rindi tidak bisa melanjutkan kalimatnya, air matanya terjatuh saat ini.

"Jangan nangis Rin, gue akan selalu ngelindungin lo, gue janji." Revan menempelkan kepala gadis itu di dadanya dan mengelus rambutnya.
Rindi mengangguk.

Gue ada Rindi yang harus gue jaga dan lindungi, gue gak boleh memikirkan yang lain, batin Revan.

Setelah Revan memenangkan Rindi, ia meminta gadis itu pulang. Kemudian Revan menuju ruang guru.

🍃🍃

Risa berdiri sendiri menunggu bus di depan gerbang sekolah. Vanya pulang duluan karena ada urusan mendadak. Risa mengedarkan pandangan ke segala arah, mencari sosok Revan, siapa tau dia ngajak pulang lagi. Harapannya sia-sia, tak ada tanda-tanda keberadaan Revan.

"Bareng gue gratis."

Risa menoleh, mendapati Arsen sudah berada di sampingnya.

"Tau aja gue lagi nunggu bus." Risa tersenyum.

"Yaudah naik mumpung gratis." Arsen tersenyum. Risa mengangguk, kemudian mereka pulang bersama.




Tbc

Follow vote dan comment yaa ka..

Continue Reading

You'll Also Like

5.8M 207K 64
[Sebagian part telah dihapus] Kisah dua anak manusia yang harus menikah diusia 17 tahun karena perjodohan. Menentang, tentu saja itu yang mereka ingi...
29.1K 4.4K 21
Ibrahim Alfaiz, seorang dosen muda di sebuah universitas swasta ternama, hanya bisa pasrah saat dia harus menikah dengan wanita yang bukan pacarnya k...
64.7K 5.9K 48
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...
1.4M 70.6K 47
Anastasya Shelyn Maguera yang hangat, cerewet dan lembut harus dipertemukan dengan Elang Dylan Giofani yang dingin, irit bicara dan ketus sekaligus c...