Clare memasukan tangannya kedalam air, selama selang beberapa detik tidak ada yang terjadi membuat Clare bingung, hingga akhirnya air tersebut perlahan berubah warna menjadi putih seputih susu. Apa maksudnya?
Clare menarik kembali tangannya dan menatap Prof. Armstrong bertanya tanya.
"Kau memiliki kemurnian sehingga sebuah kelebihan tidak akan terlalu berpengaruh untukmu. Seperti pembaca pikiran, hipnotis, ilusi, kematian, penyamaran, kau akan sulit ditebak"
"Apa semua sihir tidak berpengaruh padaku?"
"Hanya sihir dibawahmu saja yang tidak terlalu mempengaruhimu, kau terlalu polos dan mudah untuk dipengaruhi walau kelebihanmu membantumu, oleh karena itu hati hati"
"Jadi hanya itu yang dapat membantuku" gumam Clare murung
"Butuh waktu untuk beradaptasi dengan kekuatan baru, ini adalah hal baru bagimu semenjak umurmu 17 tahun. Kau akan terbiasa, Semoga berhasil"
~°~
Solusi tersulit yang pernah Clare alami, sejak tadi Clare menggenggam tangannya sendiri agar tidak berulah lagi. Sebenarnya bukan hanya tangan, tapi semua indranya bekerja untuk kekuatannya membuat Clare frustrasi.
Tiba tiba saja sebuah pot terbang mengikuti gerakan mata Clare kemudian jatuh begitu saja ketika ia mengedipkan matanya hingga pot pecah, sungguh Clare ingin menangis.
Bahkan Clare terus mengurung diri di kamar asrama tanpa harus bicara pada siapapun. Biasanya ia berkeliling bersama teman temannya, tapi sekarang ia berdiam diri tidak ingin menyakiti siapapun karena emosinya sedang tidak stabil, entah kenapa bisa begitu.
"Kenapa aku harus begini? Siapapun tolong aku" rengek Clare dalam selimut, rasanya ia sangat ingin menangis keras.
Sejak tadi Chasper berada di kasur Clare memperhatikan Clare yang begitu tersiksa. Bahkan Chasper ikut sedih melihatnya.
"Berapa hari aku harus seperti ini?" tanya Clare pada diri sendiri, dirinya begitu pasrah.
Sudah beberapa hari ini, Clare izin tidak ikut kelas dengan alasan demam. Yup, dirinya benar benar demam karena shock dan terus berada di kamar asramanya sepanjang hari. Teman temannya merawat dan memberinya makan sesuai jadwal agar Clare cepat sembuh dan sesekali menghiburnya karena penyebab utama Clare sakit adalah stress.
Tidak ada yang tahu tentang apa yang terjadi pada Clare selain ketiga temannya, bahkan Louis tidak tahu penyebab dirinya bisa tercebur danau waktu itu. Tidak ada tanda tanda akan ada yang melakukan sihir karena semua itu terjadi tiba tiba tanpa bisa di prediksi.
Seminggu setelahnya, Clare sudah bisa masuk kelas seperti biasa. Hanya saja dirinya berusaha untuk berhati hati ketika bertindak atau bicara karena ucapannya kadang menjadi kenyataan. Ia melalui kelas dengan baik dan diam, tidak ada yang mencurigainya atau sebagainya, Clare aman.
Kelas selesai di sore hari, Clare bermaksud untuk langsung kembali ke asrama dan berdiam diri, tapi tiba tiba dirinya dipertemukan oleh sosok pria yang selalu ia hindari, Luke. Kenapa dia lagi? Batin Clare padahal belakangan ini tidak bertemu
"Kau yang melakukannya?" tanyanya yang sepertinya mencurigai Clare
"Apa?" tanya balik Clare pura pura tidak tahu
"Walau tidak ada yang bisa membaca pikiranmu, tapi aku bisa menebaknya" katanya yang ternyata benar, ia tahu semua kekacauan Clare yang buat
"Itu hanya kecelakaan. Tidak percaya yasudah, aku tidak butuh kepercayaanmu" sahut Clare acuh
"Bukan masalah percaya atau tidak"
"Kau takut?" sela Clare berusaha nenakuti tapi sepertinya percuma
Luke terkekeh, "Untuk apa? Kau bahkan tidak bisa melakukan apapun padaku" sahutnya kembali datar
Clare menghela napas, "Tidak percaya dan tidak peduli. Jangan ganggu aku" ucap Clare kemudian pergi
"Tanpa kau sadari, kau lah yang menggangguku" katanya membuat langkah Clare terhenti dan menoleh kebelakang menatapnya
"Hah?"
Luke pergi begitu saja membiarkan otak Clare yang masih terus berpikir keras. Ingin sekali Clare membuatnya tercebur seperti Luke atau elfnya memberontak seperti Loraine, tapi entah kenapa dirinya tidak bisa membuat Luke tersandung atau sejenisnya. Apa perkataan Luke benar? Lalu apa maksudnya kalau Clare mengganggunya? Bahkan pertemuan mereka masih bisa dihitung jari.
Clare menepis semua pertanyaan bodoh di pikriannya dan melanjutkan langkah ke arah asrama.
Hari ini terasa panjang, matahari sudah tidak menunjukan dirinya lagi dan sudah seharusnya untuk makan malam. Tapi Clare terlalu malas untuk keluar kamar dan memilih tidur dan mengakhiri hari yang melelahkan ini.
~°~
"CLAREEE BANGUUUUUN"
Byurrrrr
Sebuah air membasahi sekujur tubuh Clare. Sontak Clare tejungkal dan melihat ketiga temannya yang memasang wajah tidak bersalah menatapnya nyaris tertawa.
"Kalian kenapa menyiramku" rengek Clare yang masih ngantuk
"Kau tidur lama sekali, dasar kerbau" cibir Zoya
"Berkali kali kami membangunkanmu, untung saja bisa bangun. Kalau tidak, turut berduka cita" timpal Jules asal bicara dan dapat tepakan di tangannya dari Clare
"Enak saja" gerutu Clare kemudian beranjak dari tempat tidur dan mengambil pakaian yang akan ia pakai
Hari ini adalah hari sabtu, mereka semua diizinkan untuk keluar academy dan akan berjalan jalan sesuai kemauan sampai hari minggu. Tapi Clare tidak memiliki destinasi dihari ini, jadi dia dan teman temannya akan menetap di academy menghabiskan waktu bersama. Apalagi Clare harus melatih kekuatannya agar dapat di kontrol dengan baik.
Mereka melatih kekuatan masing masing dengan berbagai media yang mereka temukan. Sejak tadi Clare terus saja merusak barang barang yang ia gunakan sebagai media pelatihan, usahanya selalu gagal di tengah tengah. Bahkan ia sampai membuat Blaire menginjak kotoran burung karena Clare salah sasaran.
Karena hal tersebut, Clare memutuskan untuk berlatih sendiri di hutan. Dirinya tidak ingin merusak fasilitas academy lagi, itu membuat pointnya di kurangi dan sekarang tinggal setengah.
Bersama Chasper dan Thumbelina, Clare berjalan di sekitar hutan. Sejak tadi Chasper menggonggong minta main bersama Clare dan Thumbelina. Clare pun mengiyakan kemudian menggunakan kekuatannya untuk memainkan lempar tongkat bersama Thumbelina dan Chasper. Clare memelayangkan tongkat tersebut kemudian melemparnya, dengan cepat Chasper dan Thumbelina mencari tongkat yang dilempat Clare, kebetulan sudah diberi tanda.
Selagi menunggu mereka, Clare menyiapkan snack untuk puppy yang sudah ia siapkan di tas. Ia akan memberikan Chasper snack tersebut jika Chasper berhasil menangkapnya.
Lemparan pertama didapatkan oleh Thumbelina, Chasper terlihat sedih karena tidak mendapat snack. Lemparan kedua dimenangkan oleh Chasper, dan ia mendapatkan snack dan merasa amat bahagia. Ketika lemparan ketiga, Clare menunggunya sangat lama dan akhirnya Thumbelina mendapatkannya, namun tidak ada tanda tanda kedatangan Chasper membuat Clare cemas.
"Thumbelina, kau tahu dimana Chasper?" tanya Clare khawatir
"Entahlah, aku tidak melihatnya" sahut Thumbelina ikut khawatir
Aug Aug Aug
Terdengar suara anjing menggonggong yang Clare pikir itu adalah suara Chasper. Dengan cepat Clare mengikuti suara tersebut dan berlari secepat mungkin, ia takut terjadi sesuatu pada Chasper.
Sampailah di luar hutan, rupanya Chasper sedang bermain dengan anak anjing lain membuat Clare melemas lega, dirinya sudah lelah mencari keberadaan Puppynya dan ternyata bermain dengan anjing lain di luar hutan.
Clare tersenyum dan menghampiri Chasper seakan ingin memberinya pelajaran karena telah membuat Clare khawatir.
"Chasper, rupanya disini. Kau membuatku khawatir" ucap Clare mengusap usap kepala Chasper
"Aug Aug" Chasper berputar putar ria kemudian berlari ke arah temannya entah dari mana.
Seekor anjing berjenis Shiba Inu yang begitu langka, sekarang hanya ada 6 jenis di dunia. Dengan warna cokelat di tubuhnya juga putih disekitar wajah dan bagian bawahnya, terluhat sangat lucu.
"Rupanya Chasper punya teman, aku baru tahu" ucap Clare
"Chasper memiliki teman di academy, entah sejak kapan. Yang ku lihat sejak awal terlihat akrab" jelas Thumbelina
"Kenapa kau tidak bilang? Kalau di academy pasti ada pemiliknya. Kau tahu siapa pemiliknya?" tanya Clare dapat gelengan Thumbelina
"Aug Aug Aug" teman Chasper menggonggong ke arah Clare kemudian duduk tegak membuat Clare merasa gemas
"Kau anjing yang baik" puji Clare kemudian mengusap kepala anjing tersebut dengan lembut
"Rupanya kau pecinta hewan" ucap seseorang membuat Clare menoleh kebelakang
Ternyata dibelakangnya adalah Luke yang sepertinya pemilik Shiba Inu ini. Sungguh Clare lagi lagi merasa frustrasi, Clare kembali melirik anjing yang diduga milik Luke itu yang ternyata duduk karena ada tuannya. Sungguh Clare merasa sangat malu tidak tahu harus mengatakan apa.
To be continued
02/18/2021