Rokok dan Gue (16)

85 25 0
                                    

Don't forget to pay for my work by tap the star icon

Let's mutual if you want, ask me

Berikan umpan balik jika Anda menemukan kesalahan ketik. Komentari bagian yang menurut Anda menarik.

HAPPY READING FIGHTER!🖤

***

Be Patient

"The greatest patient is when you are supposed to understand, but you choose to be mad".

***

“Siapa yang takdirnya Asha?” tanya sosok yang datang tiba-tiba di tengah kekesalan Asha.

Kedua cewek itu terkejut dengan kompak ketika melihat siapa yang datang. Mereka menoleh dan refleks mengeluarkan satu kata, “HAH?!”

“Kalian emang soulmate banget ya, bilang ‘hah’ aja sampai sekompak itu.” Cowok itu mengambil duduk di samping Wendy. Ia mengambil air mineral yang ada di hadapannya, lalu mengeluarkan selembar uang dan mengulurkannya pada ibu kantin. “Kembaliannya ninggal aja ya, Bu. Siapa tau besok saya enggak bawa duit.”

Sementara dua cewek yang sejak tadi ditanyai hanya diam menatap aneh pada cowok yang seragamnya sudah basah kuyup karena keringatnya yang mengalir deras. “Gue ditinggal lagi,” ucapnya seraya menengok pada Wendy yang sedang bertahan dengan watadosnya.

“Ya abis lo sibuk banget tadi. Rajin amat bapak beresin sampahnya. HAHAHA!” Secara tiba-tiba Wendy tertawa sampai memegangi perutnya, entah alasan apa yang membuatnya seperti itu. Namun dua orang yang lain hanya menatapnya sambil menahan tawa dan bergeleng keras karena tak percaya memiliki teman sereceh Wendy.

“Gue tadi tuh dapet info dari guru, katanya Asha pingsan.” Akhirnya cewek itu kembali kesadarannya dan dapat mengucapkan hal jelas semacam ini.

“Oh,” respon Juna namun sebentar setelah itu ia meralatnya, “HAH!? Serius?!” Kini Juna yang giliran heboh.

“Enggak kok. Ada-ada aja si Wendy. Orang gue cuma ketiduran, ngantuk,” ucap Asha dengan santainya demi mengelak dari pernyataan itu. Jujur, dia tak ingin terlihat seperti orang lemah yang pernah mengalami pingsan. Karena pada dasarnya, banyak orang kuat yang belum mengalami pingsan.

“Ngaco lo! Lo tuh! Serius! Tadi dia kan telat, terus dia pingsan. Ditolongin sama si kakel baru itu.” Wendy memang sudah seperti ember bocor yang akan selalu mengungkap kebenaran meski itu Asha sudah berusaha meutupinya. Emang dasar kaleng rombeng!

“Serius?!” Kedua mata Juna membulat untuk kali ini. Entah kenapa ia nampak sangat antusias mendengarkan cerita Wendy lebih dari biasanya. “HAHAHA! Sumpah, itu kakel enggak beruntung amat sih ketemu sama Asha terus. Capek banget pasti dia.” Masih dengan tawa menggelegarnya, Juna menunjuk-nunjuk muka Asha yang membuat cewek itu malu setengah mati. Untung saja tak banyak murid-murid yang berada di sini karena masih lima menit lagi jam istirahat baru dimulai.

“Enak aja! Yang ada gue yang capek!!!” Asha tak mau kalah membela diri. Dia mendengus berkali-kali untuk menunjukkan kekesalannya pada kedua temannya yang masih dengan semangat mengejeknya itu.

“Mana enggak ada adab! Irit ngomong! Bikin orang bingung aja. Untung gue enggak terlalu musingin apa yang dia maksud.” Dia mendengus lagi setelah dengan antusias menghabisi kakak kelasnya dengan hunjaman ejekan. Ia memegang kepalanya yang masih terasa sedikit pening lalu memejam sebentar.

ChasséWhere stories live. Discover now