Siasat Untuk Bara (25)

88 28 4
                                    

Don't forget to pay for my work by tap the star icon

Let's mutual if you want, ask me

Berikan umpan balik jika Anda menemukan kesalahan ketik. Komentari bagian yang menurut Anda menarik.

HAPPY READING FIGHTER!🖤

***

Be Slowly

"Your direction is more important than your speed".

***

Cowok itu berdiri dari jatuhnya. Ia menyentuh luka yang terdapat di wajahnya dan menemukan bercak darah di tangannya. Ia sudah berdarah terlalu banyak, meskipun begitu ia masih tetap mencoba untuk bangkit.

Malam ini, ia bergegas untuk menuju tongkrongannya yang biasa ia datangi dan terkadang tertidur di sana. Baginya, rumah memang tak punya arti lagi. Atau bisa diartikan bahwa  itu memang miliknya, namun bukan tempatnya.

Ia melajukan motornya dengan pelan, berbeda dari yang tadi karena saat ini ia butuh ketenangan. Meski mulutnya tak banyak bicara untuk mengungkap perasaannya, pikirannya tetap perlu tempat. Tempat untuk menanggung semua beban yang menjadi miliknya.

Tak butuh waktu lama, sebuah kafe terlihat di ujung jalan. Eksteriornya terlihat begitu gelap dengan lampu kuning yang membuat kesan remang-remang. Meskipun begitu kafe dengan nama Luovo Club itu terlihat begitu bersinar di antara deretan kafe lain yang ada di sana.

Pusat kota Bogor cenderung dipenuhi dengan berbagai macam kafe yang berdiri

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pusat kota Bogor cenderung dipenuhi dengan berbagai macam kafe yang berdiri. Dan salah satunya "Luovo Club". Kafe ini adalah kafe dengan nama unik yang membuat siapa saja akan salah sangka dengan namanya yang tertera.

"Club" bukan berarti ini adalah tempat untuk disko. Namun, nama itu hanya sebagai embel-embel supaya daya tarik kafe itu semakin tinggi.

Bara. Dia tak mengenal kafe itu karena namanya atau nama kepopulerannya. Ia hanya sebatas tertarik dengan semua yang ada di kafe itu, salah satunya adalah dengan pemiliknya.

Setiap datang ke sana, ia kerap kali tertidur. Namun, ia tak akan berakhir dibangunkan atau diusir karenanya. Namun sebaliknya. Dia masih bisa berada di sana sampai sinar matahari muncul mengganggu tidurnya dan setelah itu, si pemilik datang ke sana hanya untuk membukakan pintu bagi Bara.

"Bar, lo datang lagi?" tanya si pemilik kafe. Ya, begitulah. Bara dan dia menjadi akrab seiring berjalannya waktu, juga sekian tidur Bara yang membuat mereka seperti itu.

"Ya," jawab cowok itu singkat. Ia memang bukan orang yang ramah, dia hanya selalu berkata seperlunya.

"Bar, lo enggak apa-apa, kan?" Sepertinya dia sedang memastikan keadaan Bara karena luka-luka yang terdapat di wajahnya.

ChasséWhere stories live. Discover now