Enggak Punya Rumah (10)

96 28 15
                                    

Don't forget to pay for my work by tap the star icon

Let's mutual if you want, ask me

Berikan umpan balik jika Anda menemukan kesalahan ketik. Komentari bagian yang menurut Anda menarik.

HAPPY READING FIGHTER!🖤

***

Be Alone

"Learn to be alone, because not everyone will stay".

***

"Kenapa dia gitu banget, sih ke gue." Asha mengembuskan napasnya kasar lalu menyender pada tembok depan ruang OSIS.

"Gue kayak enggak ada gitu di mata dia. Waktu itu aja sok-sokan ngasih choco pie. Eh gilirian sekarang, dia balik cuek lagi. Bukan cuma cuek, tapi cuek banget. Ya mending-mending sih kalau dia cuek ke semua orang, lah ini? Ke gue doang. Ya dipikir lah, sakit banget." Asha memegang dadanya seolah ia merasakan sakit yang nyata di sana.

"Udah, deh Cha. Lo nyerah aja sama tu freezer berjalan. Buang-buang waktu aja. Mending sama kakel baru yang sering nongol di depan lo itu. Siapa tau beneran takdir, kan?" ucap Wendy serius namun berakhir tertawa karena kalimat terakhirnya.

"Enak aja!" Asha meninju pelan lengan Wendy lalu mendengus lagi.

"Halah! Liat aja entar!" Wendy melipat kedua tangannya seraya mengamati Asha yang sedang memasang muka masam dengan iba.

"Liat apaan?" tanya Asha yang barusan membuka matanya setelah menenangkan pikiran dengan memejam selama beberapa saat.

"Tuh, Jojo lagi mau ke kantin. Enggak mau nemenin?" Asha memasang wajah muak setelah mendengarkan omong kosong Wendy yang seolah ditujukan untuk mengejeknya.

"Ogah banget sori! Daripada nanti gue jadi kayak setan yang godain tapi gak keliatan. Ya sama aja, kan. Paling mentok dia cuma noleh!" Asha terus meninggikan intonasi di akhir kalimat dan mendengus panjang.

"Malah lebih pinter setan. Bisa memengaruhi. Lah gue?! Dahlah bodoamat, gue pusing!" Cewek itu berdiri tegak lalu mulai berjalan entah menuju ke mana dan terus menghentakkan kakinya saat berjalan.

"Jajan yuk, Cha!" ajak Wendy setelah ia berhasil mengikuti Asha dari belakang.

"Ogah! Males gue! Enggak mood!" Asha masih ngegas sedari tadi dan membuat Wendy terpaksa membungkam karena ia juga kesal jika ia selalu dijawab dengan nada tinggi oleh Asha meski ia tak pernah mengatakannya.

Wendy berhenti berjalan ketika ia melirik lapangan basket dan membelok menuju lapangan itu. Ia menghiraukan Asha yang terus mendumel dan melangkah tegap sampai langkahnya terdengar seperti pasukan pengibar bendera.

"Woi! Lo mau ke mana!?" Asha yang menyadari Wendy tak ada di belakangnya lagi berbalik danmenemukan cewek itu berjalan masuk ke lapangan basket. Asha mengikutinya. "Nonton basket," jawab Wendy setelah sadar bahwa Asha sudah berada di sampingnya.

"Nonton basket. Lo enggak buta, kan? Ngapain nanya? Hhh!" Sekarang giliran Wendy yang ngambek. Mungkin karena barusan Asha menjawabnya dengan nada tinggi. Namun Asha tetap biasa saja dan tak berusaha minta maaf seperti orang tanpa dosa saja.

"Tumben," tegur Asha pada Wendy yang sedang menikmati jalannya permainan. Sementara Asha hanya fokus bertanya pada Wendy tanpa memerhatikan siapa yang main di pertandingan itu.

ChasséTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang