Bara, Juna, Demi Apa? (19)

80 25 6
                                    

Don't forget to pay for my work by tap the star icon

Let's mutual if you want, ask me

Berikan umpan balik jika Anda menemukan kesalahan ketik. Komentari bagian yang menurut Anda menarik.

HAPPY READING FIGHTER!🖤

***

Be Silent

"Silence says a lot more than you think".

***

"Lin?! Kenapa?!"

Asha semakin mengeraskan volume menangisnya. Cowok itu mulai panik karena respon Asha yang menurutnya tak biasa. Ia berjongkok, mengguncang tubuh Asha pelan untuk menghentikan tangisnya.

"Lin?"

Asha mulai diam, ia masih menutup matanya rapat. Kemudian ia meraih baju cowok yang sedang ada di depannya itu lalu menarik tubuhnya untuk mendekat padanya. Lalu apa yang terjadi?

Asha pun memeluk cowok yang tak ia ketahui siapa itu. Dia mengencangkan pelukannya sementara sang cowok kebingungan setengah mati karena perlakuan Asha. Namun ia hanya mampu berpasrah dan berdiam diri seraya menunggu Asha meredakan tangisnya.

Baru kali ini seorang Ashalina Gauri yang selalu sok jagoan itu menangis karena terkejut akan apa yang terjadi padanya. Memang, pada dasarnya cewek itu sangat benci terkejut atau diberi kejutan oleh orang lain. Selagi kejutan itu berbentuk kejutan manis dan tak berhubungan dengan hal tak mengenakkan ia masih baik-baik saja untuk menerimanya.

Mungkin kali ini, karena didukung dengan suasana yang sangat mencekam dan juga lokasi yang berbau horor dia bisa menjadi seemosional ini untuk memberikan respon menangis.

"Lin? Udah, dong nangisnya," ujar cowok itu seraya memegang kedua bahu Asha, menyuruhnya untuk melepaskan pelukan.

Namun Asha makin menangis setelah sesenggukan untuk beberapa saat. Ia semakin memeluk erat cowok yang tak ia sadari sebenarnya siapa dia itu. Saat ini yang ia butuhkan adalah mencari tempat sembunyi untuk menenangkan dirinya dari ketakutan yang selama ini ia tak harapkan untuk terjadi.

Begitulah suasana menjadi semakin sunyi seolah tak ada udara yang mengelilingi mereka. Sampai ketika derap langkah terdengar semakin keras dan mendekat mereka berdua.

Frekuensi jalannya semakin meningkat. Sosok itu berlari cepat ke arah mereka.

Cowok yang sedang menopang Asha itu mendongak, mencoba melihat dengan jelas siapa yang datang barusan. "Sha! Lo enggak apa-apa?"

"Sha!?" Pada akhirnya Asha tersadar setelah mendengar suara yang tak asing baginya itu. "Jo," balas Asha.

Cewek itu kemudian berpegangan pada Johan, melepaskan pelukannya dari cowok yang masih tak tahu siapa itu. Matanya masih tertutup, takut untuk melihat keadaan sekitar yang membuatnya menjadi seperti ini.

"Bawa ke UKS, gih. Dia panas," pesannya pada Johan.

Belum sempat juga Johan mengiyakan ucapannya, belum sempat juga Asha berterima kasih pada cowok itu, ia sudah pergi berjalan menjauh dari Johan dan Asha.

Semakin lama, pertanyaan dari dalam hati Asha mendesak untuk dijawab.

Karena meski ia terpejam, otaknya terus berputar-putar menanyakan kenapa Bara bisa ada di sini malam-malam begini.

ChasséWo Geschichten leben. Entdecke jetzt