Maaf ya Kak (32)

98 23 5
                                    

Don't forget to pay for my work by tap the star icon

Let's mutual if you want, ask me

Berikan umpan balik jika Anda menemukan kesalahan ketik. Komentari bagian yang menurut Anda menarik.

HAPPY READING FIGHTER!🖤

***

Be Stronger

"What is stronger than the human heart? Which shatters over and over but still lives."

***

"Besok bisa anterin saya beli enggak?" tanya Sean seraya menengok ke samping kiri ke arah Wendy. "Kalau bisa saya jemput kamu besok pagi jam sepuluh," tambahnya lagi.

Krik! Krik!

Sial! Kayaknya sekarang Wendy pingsan deh! "HAH?!" Goblok!

"M-mak-maksudnya apa, Kak?!" sontak, nada bicara ikut mengejutkan. Ya pikir saja sendiri, gimana rasanya lo ngefans sama seseorang bertahun-tahun, dan akhirnya lo ketemu sama dia tapi bukan jalur fanmeeting tapi jalur adiknya? Ya tumbang lah mentalnya! Duh ini kenapa jadi ngomongin kena mental, sih?!

Bang, plis gue kena mental. Wendy membatin seraya meringis menahan jerit yang sudah mendesaknya untuk melakukan hal enggak masuk akal itu.

"Ya gitu, besok saya mau belikan sesuatu buat Asha, siapa tau dia enggak sedih lagi karena tangannya yang patah. Dan saya 'kan enggak tau apa kesukaan dia. Kan yang tau kamu, jadi besok saya ajak kamu buat belikan apa yang Asha suka," jelas Sean membuat Wendy mengangguk-angguk paham meski hatinya masih terguncang.

"Betewe, kenapa kak Sean enggak tau kesukaannya Asha?" Tiba-tiba saja rasa penasaran Wendy muncul. Sebenarnya dia juga tak tahu persis apa yang terjadi antara teman dan abangnya itu, jadi ya daripada keterusan penasaran mending nanya saja.

Butuh waktu agak lama bagi Sean untuk menerima pertanyaan itu meski dia sudah tahu apa jawaban tepat untuk itu. Dia masih sulit untuk mengungkapkan hal itu selain pada dirinya sendiri.

"Asha enggak suka ngomong sama saya." Dan jawaban itu cukup membuat Wendy terbungkam sampai pada akhirnya mereka sampai di rumah Wendy.

***

Waktu itu, di layar ponsel Wendy tercatat hari Minggu pukul sepuluh pagi. Jantungnya sudah berdentum tak terkontrol karena sebentar lagi, apa yang banyak orang sebut dengan pangeran berkuda putih akan datang menghampirinya. Demi apa sih? Halu bentar enggak apa-apa lah, ya.

"Kak, lo ngapain, sih kayak orang nahan berak gitu?" Lah? Sialan ini bocah satu. Memang benar, ya. Punya adik cowok itu banyak enggak enaknya, apalagi kalau dia enggak ganteng. Untung saja Arjunanya Wendy itu tertolong oleh tampangnya, kalau enggak ya udah kena gampar tuh anak.

"Diem lo jamet! Gue mau ketemu artis, nih!" pamer cewek itu seraya memakai sepatunya di depan pintu rumah.

"Ya elah, lo ketemu artis aja udah kayak mau menghadap Yang Maha Kuasa. Sadar sia teh!" Wah! Ngelunjak ya Juna versi adiknya Wendy ini! Pantas banget kayaknya kalau dikasih pelajaran meski dia ganteng.

 Sadar sia teh!" Wah! Ngelunjak ya Juna versi adiknya Wendy ini! Pantas banget kayaknya kalau dikasih pelajaran meski dia ganteng

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
ChasséWhere stories live. Discover now