Mengulang Tragedi (29)

82 22 9
                                    

Don't forget to pay for my work by tap the star icon

Let's mutual if you want, ask me

Berikan umpan balik jika Anda menemukan kesalahan ketik. Komentari bagian yang menurut Anda menarik.

HAPPY READING FIGHTER!🖤

***

Be Wanted

I never needed you.
I wanted you.
There is the difference.


***

“Eh, Jo. Enggak apa-apa, kok.” Asha gelagapan ketika dipergoki Johan. Lagi pula, kenapa cowok itu harus muncul di saat Asha sedang membicarakannya, sih?

Sementara Wendy yang diajak bicara Asha pun ikut panik karena ia tak biasa ketahuan oleh orang yang sedang ia bicarakan. Tiba-tiba saja, Asha yang ia pegang tangannya pun pergi, berlari menjauh begitu saja meninggalkan Wendy dan Johan.

“Eh! Cha! Lo mau ke mana?!” Matanya mengikuti ke arah Asha berlari. Tadinya ia pikir, Asha hanya mencoba kabur dari Johan yang memergokinya. Namun ternyata, Asha berlari karena ada Bara jauh di sana.

Let’s start this fight, haha. Mulai asyik, nih. Wendy menyeringai, merasa senang akan awal yang Asha mulai kali ini. Tak salah lagi, temannya itu memang tak pernah ragu untuk melakukan sesuatu meski harus mempertimbangkannya lama.

“Bar, lo kenapa, sih? Gue ada salah sama lo?” tanya Asha seraya mengingat-ingat lagi kejadian sebelum Bara mengusirnya beberapa waktu yang lalu. Terakhir kali ia hanya membonceng Bara lalu cowok itu menurunkannya di pinggir jalan.

“Bukannya gue yang harusnya marah?” Sekarang, Asha justru merasa berada di atas angin. Awas saja rencananya gagal.

“Lo yang kenapa? Gue enggak ada urusan sama lo.” Cowok itu menerobos Asha. Ia tak peduli meski Asha hampir terjatuh karena tersenggol olehnya.

“Woi! Lo, tuh!” Asha memang hobi mencari gara-gara. Ia berakhir kehilangan tujuannya lalu murka pada cowok rese itu.

“Gue salah apa, sih?!” Cewek itu kembali menghalangi jalan Bara dan berkacak pinggang.

“Kalau lo enggak ngapa-ngapain ya enggak usah merasa salah, dong.” Jawaban Bara membuatnya bungkam. “Minggir.” Dan Bara pun kembali mengabaikan tingkah aneh cewek itu padanya.

Hari ini, ia benar-benar merasa kesal. Sebenarnya bukan hanya hari ini, sih. Tetapi kemarin juga. Karena mengantar Asha dan otaknya yang tak bisa mengingat dengan baik, pacarnya marah padanya karena ia melupakan janji yang ia buat untuk menemui kekasih yang selama setahun ini telah bersamanya.

Dia adalah mahasiswi jurusan ilmu seni di salah Universitas Harapan, satu yayasan dengan sekolahnya saat ini. Keenan Ileana, salah satu mahasiswa yang sedang sibuk-sibuknya dengan tugas kuliahnya. Sudah hampir satu tahun tak bertemu dengan Bara karena kepindahannya. Bagaimana ia tak marah ketika ia punya kesempatan langka namun justru Bara melupakannya?

Lagipula, seorang perempuan tidak akan semudah itu untuk reda dari kemarahannya. Jadilah Bara yang biasanya tak terlalu memusingkan sesuatu itu sangat khawatir sekarang.

“Bar, nanti ketemu lagi, ya. Aku kangen banget sama kamu soalnya. Aku enggak mau kamu telat lagi, apalagi sampai enggak datang kayak kemarin.” Suara yang selalu Bara anggap indah itu keluar dari telepon yang ia genggam sekarang. Ia hanya mengangguk mengiyakan meskipun dari seberang sana Keenan tidak bisa melihatnya.

ChasséWhere stories live. Discover now