Sean yang Gue Benci (2)

219 34 3
                                    

Don't forget to pay for my work by tap the star icon

Let's mutual if you want, ask me

Berikan umpan balik jika Anda menemukan kesalahan ketik. Komentari bagian yang menurut Anda menarik.

HAPPY READING FIGHTER!

***

Be The Hell
"Hell is empty and all the devils are here"
-William Shakespear-

***

Memalukan.

Asha spontan memejamkan matanya lalu menunduk. Untung saja cowok itu tak sadar jika ia sedang diperhatikan oleh Asha.

"Tumben, Jo. Lo ngapain ke sini malem-malem?" celetuk Wendy memecah keheningan yang terjadi selama beberapa waktu itu.

"Ambil berkas. Ketinggalan." Ia lalu segera menuju lemari yang ada di samping Asha setelah beberapa saat memaku di tempat, saling tatap dengan cewek itu karena canggung. Pasalnya baru sekali dia membelikan makanan ke teman sesama OSISnya.

Ia mengambil beberapa berkas seperti yang barusan dia katakan lalu segera pergi tanpa pamit.

"Enggak ada akhlak!" ledek Asha dengan muka masamnya.

"Wah! Gila enggak tuh? Dia tuh emang notice banget kalau lo suka sama dia, Cha! Sampai dia bawain chocopie kesukaan lo, nih. Wah enggak nyangka," ujar Wendy sambil menggelengkan kepalanya meski sibuk melahap makanan coklat itu. "Serius, ini enak banget, Cha," tambahnya memuji makanan itu.

Asha meraih sebungkus yang tersisa lalu membukanya. "Eh tapi, lo enggak ngasih tau dia apa-apa, kan?" Cewek yang sedang melahap makanannya iyu mendadak bertanya tentang hal tersebut.

"Ya kali! Gue enggak demen kali kena gebuk sama lo." Wendy ngegas.

"Hem, yaudah. Good job sayangku." Asha tertawa tiba-tiba, entah kenapa moodnya mudah berubah.

"Gue selesaiin ini dulu, ntar pulang deh. Kasihan sama lo, udah malem gini. Anak manja kan harus tidur tepat waktu." Ia terbahak lagi sementara di bawah sana Wendy hanya menatap aneh pada Asha dengan kerutan di dahinya.

Setelah beberapa waktu berlalu, akhirnya Asha pun telah menyelesaikan tugas sebagai seksi perkab abadi. Karena yah, memang seperti itu aturannya. Di organisasi manapun seseorang yang sudah menjadi sie perkab akan selamanya berada di posisi menyusahkan itu.

Harus ke mana-mana hanya untuk meminjam barang. Menunggu berjam-jam untuk dapat tandatangan dari orang yang bersangkutan. Kalau ingin tahu bagaimana penderitaannya, tanyakan saja pada Asha yang selama berada di OSIS sudah melakukan itu pada setiap event apapun.

"Lo udah dijemput?" tanya Asha seraya berjalan beriringan menuju gerbang luar sekolah melalui lorong gelap yang terasa mencekam bagi siapapun yang melaluinya.

Wendy yang melihat sekeliling teruss mengeratkan gandengan tangannya pada Asha karena merasa ngeri. Seolah di sekitarnya akan ada hantu yang menakutinya. "Eng-gak tau, Cha," gagapnya sambil terus melihat sekeliling.

"Tinggal nunggu, sih. temenin gue nunggu ya, ratu," ucap Wendy sembari memejamkan matanya. Sementara Asha hanya bisa tertawa puas melihat ketakutan yang ada pada diri Wendy.

"Heem, iya."

Mereka berdua pun duduk di kursi halte yang biasanya menjadi tempat para siswa untuk menunggu jemputan ataupun sekadar gabut untuk mencari jajan di siang harinya. Tak perlu menunggu lama, sebuah mobil pun datang dengan klakson kerasnya yang hampir membuat Asha menutup telinganya.

ChasséWhere stories live. Discover now