Takdir Tuh! (8)

100 29 10
                                    

Don't forget to pay for my work by tap the star icon

Let's mutual if you want, ask me

Berikan umpan balik jika Anda menemukan kesalahan ketik. Komentari bagian yang menurut Anda menarik.

HAPPY READING FIGHTER!

***

Be Complicated

"Two souls don't find each other by simple accident"

***

"Makasih kultum paginya, bermanfaat banget," ucap cowok itu dengan wajah datarnya yang seolah terlahir dengan keadaan seperti itu.

Ia berjalan pergi dengan mengantongi kedua tangannya santai seperti tak mendengar apa-apa sebelum itu.

"LO MAU KE MANA!?" teriak Asha sambil berlari terbirit-birit untuk mengikuti cowok yang barusan pergi itu.

"Lo masih harus ikut PLS! Belum selesai!" tambah Asha ketika Bara akhirnya menoleh padanya.

"Gue enggak butuh kenalan." Bara menjawab perkataan Asha lalu pergi begitu saja.

Sudahlah! Asha sudah sangat lelah jika ia harus mengikuti cowok keras kepala itu. Ia pun akhirnya menyerah padanya. Tak peduli jika nanti dia mungkin akan disindir oleh Ivy lagi. Ia mungkin juga akan segera membuat Ivy bungkam dan membuat dia tak lagi mengucapkan apa-apa tentang dirinya juga Sean.

Ia terus menghentakkan kakinya tanpa henti selama ia berjalan menuju ruang OSIS. Ia berencana untuk menghampiri Wendy dan Juna yang mungkin saja sedang menganggur. Mereka pasti bisa membuat suasana hatinya lebih baik daripada sebelumnya.

"HUH! Capek banget gue, ya ampun!" seru Asha seraya mendaratkan diri di karpet hijau dengan posisi di antara Wendy dan Juna.

"Kenapa? Bukannya lo cuma dapet jatah berdiri di belakang adik kelas ya? Noh liat! Gue sama Juna dapet bagian ngoreksi tugas noh! Mana enggak ada yang bener lagi, capek banget," keluh Wendy tak mau diam saja dan memilih beradu nasib dengan Asha.

Ternyata mereka sama saja. Semuanya mengeluh karena tugasnya yang bahkan belum di selesaikan. Dan mereka justru duduk-duduk santai sambil menikmati angin yang bertiup kencang dari luar balkon. Ketiga pasang mata itu tertutup. Mereka sama-sama menghirup dalam-dalam udara segar yang sepertinya jarang mereka rasakan.

"Lo tau? Gue ketemu lagi sama cowok anak baru yang beberapa hari lalu ketemu. Rese banget dia ternyata, bukan cuma rese aja. Greget banget gue, mana ada manusia kepala batu kayak dia. Ckckck!" Asha berseru lagi meneriakkan kekesalannya pada cowok itu.

"WIH! DEMI APA?! TAKDIR TUH TAKDIR!" heboh Wendy yang langsung bangun dari duduknya.

"Apaan sih lo ah! Heboh banget!" teriak Asha lagi karena merasa terganggu akan suara nyaring milik Wendy itu.

Bunyi bel istirahat pun berbunyi seusai Asha berteriak. Memang takdir lah.

"Tuh kan! Takdir banget tau! Masa tiba-tiba istirahat." Wendy kegirangan karena jam istirahat yang menjadi surganya para murid stres telah tiba.

"Apaan tiba-tiba? Ya emang udah jamnya kali." Juna ikut beranjak dan mendahului kedua orang yang tergila-gila akan jam istirahat itu menuju kantin.

"Yah lo ikutan rese ya, Jun," ucap Asha seraya berjalan mengikuti Juna. Sementara Wendy yang tertinggal justru menarik perhatian orang-orang karena teriakannya.

ChasséTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang