Can You Stop? (21)

103 22 4
                                    

Don't forget to pay for my work by tap the star icon

Let's mutual if you want, ask me

Berikan umpan balik jika Anda menemukan kesalahan ketik. Komentari bagian yang menurut Anda menarik.

HAPPY READING FIGHTER!🖤

***

Be whole

"Because what is complete is not necessarily complete".

***

"Hah?!" Ya, memang hanya itu yang mampu keluar dari mulut Juna sebagai respon.

"Iya, kemarin tuh dia nolongin gue pas pingsan di depan lab. Heran gue, tuh anak ngapain malem-malem masih di sekolah," jelas Asha tanpa diminta.

"Lo?" Juna menunjuk Asha dan menjeda kalimatnya. "Pingsan?" Kini ekspresinya lebih terkejut lagi.

"Kok lo kaget gitu sih?" Lah, kenapa mereka jadi saling terkejut? Juna yang terkejut bahwa Asha pingsan, dan Asha yang terkejut karena Juna terkejut. Sungguh membingungkan.

Juna menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Ya enggak apa-apa, sih." Ia seolah salah tingkah, tapi entah apa yang membuatnya seperti itu.

"Tapi beneran, kenapa sih Bara ada di situ waktu itu?" Asha terus menggerutu sementara Juna sudah agak kesal karena cewek itu terus menbahasnya.

"ASHAAA!!!" Teriakan itu memecah pikiran nereka berdua. Keduanya menoleh menatap cewek berambut sebahu itu. Ia berlari riang ke arah Asha.

Seperti biasa, dia akan selalu heboh sendiri di mana pun tempat dan bagaimanapun keadaannya. "Yang sabar ya sayang nungguin hasilnya. Gimana pun nanti hasilnya, kamu tetap ketua geng kami!" Ia bertepuk tangan pelan lalu menampakkan wajah yang berseri-seri itu.

"Geng apaa—"

Belum sempat Asha menyahut ucapan Wendy. Suara sound sudah mendahuluinya.

"SELAMAT SIANG UNTUK SELURUH WARGA SMA HARAPAN, HASIL PEMILU HARI INI AKAN SEGERA DIUMUMKAN. UNTUK YANG BELUM BERKUMPUL KE AULA, SILAKAN BERKUMPUL. YANG DEKAT MERAPAT, YANG JAUH MENDEKAT."

Suara sang pembawa acara menggema di setiap sudut sekolah. Para warga sekolah pun beriringan masuk ke dalam aula dan mengisi kursi kosong yang tersedia di sana sejak pagi karena digunakan untuk acara ulang tahun sekolah.

Kini, Asha duduk dengan hati yang was-was. Sejak kemarin ia tak yakin pada dirinya sendiri, mungkin kali ini apa yang ia ragukan benar-benar terjadi.

"Dahlah! Lo enggak usah khawatir gitu lagipula apa enaknya jadi ketua OSIS, sih?" Wendy mengeraskan sedikit suaranya, tak mau kalah dengan sound yang menggema.

Namun Asha hanya diam tak menanggapi seraya meremas tangannya yang basah karena terus berkeringat.

Ya memang tak semua orang bisa paham dengan apa tujuannya. Karena tak semua orang punya tujuan yang sama. Begitu pula dengan Asha dan Wendy.

Mereka memang sefrekuensi, mereka memang sama-sama menyukai makanan yang sama, mereka sama-sama perempuan. Tetapi di sini, Asha berbeda dari Wendy yang mendapatkan kehangatan dari keluarga yang lengkap.

Ya memang benar keluarga Asha masih lengkap, namun ia tak mendapat apa yang Wendy dapat. Karena mereka memang lengkap, tetapi yang lengkap tak selalu utuh.

ChasséHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin