Dosa ke Bara (17)

90 25 4
                                    

Don't forget to pay for my work by tap the star icon

Let's mutual if you want, ask me

Berikan umpan balik jika Anda menemukan kesalahan ketik. Komentari bagian yang menurut Anda menarik.

HAPPY READING FIGHTER!🖤

***

Be Pardoned

"Meminta maaf itu mudah. Yang susah itu tulus.
Menerima maaf itu mudah. Yang susah itu memaafkan".

***

"Nah gitu dong!" ucapnya sambil mempertahankan senyumnya.

Sementara di seberang sana, Bara hanya mampu menahan rasa meledak yang entah datangnya dari mana dan menahan rasa panas dari telinganya yang memerah saat itu juga.

"Tunggu!" ucap Bara spontan. Batagor itu masih belum ia kunyah sementara dia sudah berucap. Ia lalu menyingkirkan dengan perlahan tangan Asha yang barusan menyuapinya.

Mereka berdua saling menatap dengan bingung.

"Hah!?" Asha sadar dari lamunannya dan memilih mengalihkan perhatiannya ke tempat lain karena sedari tadi pandangannya terus menempel pada Bara.

"Heh! Maaf," serunya. Ia menggigit tangannya karena merasa bersalah atas apa yang ia lakukan tanpa sadar. Sementara Bara masih melongo, memerhatikan Asha yang sedang salah tingkah.

"Enggak apa-apa," ucap Bara pada akhirnya. "Udah, kan? Gue duluan dulu aja." Bara beranjak meninggalkan Asha yang masih menggigit tangannya.

Cowok itu membayar makanan Asha dan pergi begitu saja sampai akhirnya ada yang menghentikan langkahnya. "Kak!"

Cowok itu menoleh, bukan dengan wajah datarnya. Namun kali ini air mukanya berbeda. "Hah?"

"Makasih," bisik Asha yang tentu saja Bara tak mampu mendengarnya.

"HAH!?" Kini Bara semakin ngegas.

"MAKASIH!" teriak Asha pada cowok itu yang membuat Bara menggaruk tengkuknya. Namun cowok itu tak membalas dan langsung berbalik. Ia benar-benar pergi meninggalkan cewek yang masih menatap kepergiannya.

Asha pun segera menghabiskan batagornya karena ia rasa ia pasti terlambat untuk kumpul ke ruang OSIS.

***

"Lo ke mana aja sih?" Cewek berambut sebahu itu melontarkan pertanyaan ketika temannya baru saja duduk di sampingnya untuk mengikuti rapat meski menyusul.

"Barusan makan, laper banget." Asha memerhatikan apa yang Wendy tulis di bukunya. Mencoba mengikuti hal-hal yang barusan dirapatkan.

"Dih ngapain sih pake habis segala pulpennya," gerutu Wendy seraya menggoncangkan pulpennya berkali-kali. "Ambilin pulpen dong, Cha!" Ia mengulurkan tangannya meminta pulpen dari Asha.

Sementara Asha yang tersadar dari lamunannya segera merogoh tas sekolah Wendy. Ia mengambil sesuatu yang tak seharusnya ia ambil lalu mengulurkannya pada Wendy.

Wendy yang masih fokus menyimak rapat pun terkejut karena menerima barang yang salah. "Woi ini tipex dodol!!!" Ia bahkan hampir memekik karena kelakuan Asha yang ada-ada saja.

Cewek yang baru saja melakukan kesalahan itu terkejut atas peringatan Wendy. Ia lalu cepat-cepat mengembalikan tipex tersebut lalu mengambil pulpen untuk Wendy.

ChasséWhere stories live. Discover now