Dia Enggak Main-main (9)

92 28 8
                                    

Don't forget to pay for my work by tap the star icon

Let's mutual if you want, ask me

Berikan umpan balik jika Anda menemukan kesalahan ketik. Komentari bagian yang menurut Anda menarik.

HAPPY READING FIGHTER!🖤


***

Be Your Maid?
"I have a crush on you, but you only have a lot of orders for me".

***

"Lah? Ngapain lo?!" refleksnya saat menatap wajah menyebalkan itu.

TAKDIR TUH TAKDIR!

Dan ya, suara Wendy selalu menggema di benaknya ketika ia berhadapan dengan hal paling menyebalkan sedunia setelah kecoak. Dia adalah Bara.

"Enggak liat?" cowok itu balik bertanya seraya mengangkat satu per satu tumpukan kursi yang dibuat Asha.

"EH! EH! Lo mau ke mana?!" Asha berlari mengikuti Bara yang berjalan dengan cepat menuju gedung depan sekolah yang digunakan untuk acara PLSPDB.

Bara sama sekali tak menjawab dan justru berjalan lebih cepat. Asha pun memegang salah satu sisi tumpukan kursi itu, berusaha membantu Bara mengangkatnya.

"LO!" Bara berhenti seraya menghela napas panjang. "Enggak usah ikutan! Nyusahin aja!" Ia mendorong Asha pergi menggunakan kursi yang ia angkat dan terus berjalan maju mendekati gedung.

"Lo ngapain, sih?!" bentak Asha ketika Bara berhasil meletakkan satu tumpukkan itu di depan gedung.

Namun, Bara tetap diam saja dan berbalik menuju gudang untuk mengambil tumpukan kursi lagi.

"Lo ngapain, sih?! Sini lah gue bantu, malah lo yang ngebabu, mana enggak disuruh lagi!" ucap Asha pada tembok berjalan itu.

Bara diam saja dan membiarkan Asha membantunya mengangkat tumpukan-tumpukan kursi itu sampai pada tumpukan terakhir.

Cowok itu akhirnya membuka mulutnya. "Lain kali enggak usah sok superhero, deh!" ucapnya seraya mendorong kursi yang masih ada di angkatannya pada Asha.

Gubrakkk!

"AWWW!" jerit Asha kesakitan. Ia jatuh karena dorongan Bara namun cowok itu justru pergi entah ke mana meski baru beberapa detik berlalu.

Dasar, enggak ada adab!

Asha menatap sekelilingnya. Tumpukan kursi terakhir itu berserakan, bahkan ada salah satu yang hampir menimpanya. Ia kegirangan ketika ada sosok yang berjalan menuju ke arahnya. "JO! Bantuin gue dong!" Asha berteriak ketika Johan melaluinya saat cowok itu berjalan menuju gedung.

Cowok itu menoleh pada Asha sejenak lalu memerhatikan keadaan Asha yang memprihatinkan itu. "Sori, Sha. Gue lagi buru-buru banget disuruh ngisi acara." Namun Johan justru menolak untuk membantunya dengan alasan buru-buru. Padahal ia saja sempat memerhatikan Asha, jadi kenapa tak menolongnya saja sekalian? "Entar gue panggilin orang buat bantu. Duluan ya!" Johan lanjut berjalan menuju gedung seraya menenteng script yang ia bawa dan meninggalkan Asha begitu saja.

Asha melongo, tak menyangka bahwa ia akan mendapat respon seperti itu dari Johan. Ia mendengus panjang karena merasa kesal. Antara Bara yang sangat menyebalkan dan membuatnya jatuh setelah berbaik hati membantunya dan juga Johan yang tak mau membantu dirinya meski tahu ia sedang kesusahan.

ChasséWhere stories live. Discover now