Pahlawan Buat Gue (6)

124 31 2
                                    

Don't forget to pay for my work by tap the star icon

Let's mutual if you want, ask me

Berikan umpan balik jika Anda menemukan kesalahan ketik. Komentari bagian yang menurut Anda menarik.

HAPPY READING FIGHTER!

***

Be Your Own Hero
"Sometimes, you have to be your own hero."

***

Wendy cepat-cepat menghampiri Asha setelah Sean dan cowok asing itu pergi. Ia langsung meraih kedua lengan Asha dan memutar tubuhnya sampai membelakangi Juna.

Ia menggigit bibir bawahnya dan memajukan dagunya dengan banyak kerutan di dahi sebagai sinyal bahwa ia bertanya pada Asha tentang apa yang telah terjadi tanpa sepengetahuan Juna. Terlihat dari bagaimana posisinya saat ini. Sementara Asha yang merasa ditanya hanya menggeleng.

"Lo pacarnya si artis itu, Sha?" celetuk Juna yang sedang ada di belakang Wendy.

Asha melongo setelah mendengar pertanyaan itu. Bagaimana tidak? Ini pertama kalinya seseorang mengajukan pertanyaan semacam itu. Ia menggeleng keras lagi.

"Terus? Ngapain tuh anak nyamperin lo bawa bekal? Terus lo juga tiba-tiba narik tangannya. Backstreet lo keren banget, Sha!" ucap Juna lagi dengan kedua tangannya yang saling bertepuk.

Kini, bukan Sean yang Asha tarik tangannya, melainkan Juna. Ia membawa Juna naik ke tangga atas. Wajah Juna menjadi bingung setelah Asha melakukannya. Apalagi ketika Asha berhenti melangkah lalu menatap matanya intens. "Jun! lo denger ya apa yang gue bilang. Pokoknya abis ini lo enggak boleh bilang ke siapa pun kalau Sean, eh ...."Asha tiba-tiba menepuk mulutnya. "Sehun itu abang gue."

"HAH!?" refleks, Juna berteriak terkejut atau lebih tepatnya ia tak menyangka.

"Serius?!" Juna menutup mulultnya. "Jadi lo beneran backstreet saudaraan sama Sehun dong!" seru Juna lalu tangannya mengarah pada Asha. Ia menggeleng-geleng lalu meletakkan kedua tangan di pinggang.

"Ya bego! Lo enggak usah gede-gede gitu ngomongnya!" Asha mendekat lalu ia memukul kepala Juna pelan.

"Ah sakit pinter!" Juna membalas pukulan Asha.

Kemudian akhirnya mereka tertawa bersama.

"Apaan nih? Kok gue enggak diajak?" Wendy tiba-tiba muncul dari bawah dan mengejutkan mereka berdua yang sedang asyik tertawa.

"Gibahin lo!" Asha dan Juna komplek tertawa lagi. Sementara Wendy hanya mampu memandang bingung pada dua manusia itu.

Apaan sih?

***

Siang itu matahari sangat terik. Ketiga orang yang sedang duduk di bawah balkon itu merasa tangannya hampir patah karena sejak tadi mengibas-ngibaskannya di depan muka mereka untuk mengurangi panas yang mereka rasakan.

"Ini simulasi neraka? Panas banget perasaan," celetuk Wendy sembarangan.

"Enggak usah sembarangan pakai perasaan lo! Ini tuh jelas-jelas dirasain pakai tubuh, ngapain lo pakai perasaan segala? Kuker ya lo emang." Asha menyahut dengan sewot.

"Ya biasa aj-"

Ucapan Wendy terputus karena ia memerhatikan beberapa orang yang sedang melirik Asha. Kemudian ia bergantian melirik Asha dan juga orang-orang yang menatap temannya itu.

ChasséWhere stories live. Discover now