Semua Salahnya (22)

82 22 4
                                    

Don't forget to pay for my work by tap the star icon

Let's mutual if you want, ask me

Berikan umpan balik jika Anda menemukan kesalahan ketik. Komentari bagian yang menurut Anda menarik.

HAPPY READING FIGHTER!🖤

***

Be Mad

"Some people create their own storms and then get mad when it rains".

***

Dia mencengkeram tangan Asha dengan kencang sampai menimbulkan bekas di tangan cewek itu. Dan tanpa izin, membawa Asha pergi, menyelamatkan cewek itu dari sebuah kematian harga diri.

Alis Asha bertautan, bertanya-tanya siapa yang sebenarnya menarik tangannya secara paksa seperti ini. Ia mulai kesal dan memberhentikan langkah sampai si cowok terkejut, ikut terpaku.

"Lo tuh kenapa, sih?!" Ia menghempaskan tangan yang mencengkeramnya, memandang penuh dendam padanya.

"Lin! Lo tuh ...." Cowok itu kehabisan kata-kata, atau lebih tepatnya tak mengerti apa alasannya sampai dia menarik Asha dari situasi tadi.

"Bar! Lo tuh ...." Asha menggantungkan ucapannya. Bersamaan dengan itu, petir menyambar. Sebagai tanda bahwa langit gelap sore itu bertranformasi menjadi langit yang sebentar lagi menumpahkan airnya.

Yang benar saja, rintik-rintik hujan mulai jatuh perlahan. Lalu menjadi semakin deras hingga membuat Asha mendongakkan kepalanya ke atas, tak menduga situasi itu akan diperparah oleh turunnya hujan.

Setelah satu tahun berlalu bersama musim kemarau, musim hujan mulai menampakkan dirinya dan membawa malapetaka bagi Asha. Malapetaka yang selalu membawanya kembali pada masa-masa paling tragis bagi hidupnya.

Beriringan dengan hujan yang semakin turun secara terang-terangan, kedua tangan Asha terangkat. Menutup kedua telinganya, berusaha menghindar dari bising suara tanah yang beradu dengan kejamnya air langit.

Ia kembali lagi.

***

Flashback On

Sepuluh Tahun Yang Lalu

Sore itu, langit nampak begitu gelap. Namun wajah-wajah riang dari kedua bersaudara itu tak luntur karenanya. Mereka masih tetap tersenyum berbahagia sambil sesekali tertawa kecil.

"Heh! Kak! Itu sini!" Gadis itu berteriak pada sosok yang ada di seberangnya, "cepetan lempar ke aku!"

Sementara yang diteriaki hanya tertawa jahil menggoda adiknya yang sedang merengek. "Enggak, wlek!"

"KAKAK!!!" Ia kembali merengek, kini wajahnya sudah memerah karena kesal terus-terusan digoda oleh kakaknya.

Namun sang kakak hanya menertawai wajah merah adiknya. Begitu pula dengan Mamanya yang terlihat sedang duduk santai seraya mengamati kedua anak kesayangannya.

"KAKAK! ADIK JANGAN DIGODAIN GITU, TUH. DIA CAPEK GITU!" Sang Mama mulai khawatir, kemudian ia memperingatkan putranya meski ia masih terus menertawakan putrinya.

Kini, anak laki-laki itu mulai melemparkan bolanya lagi. Ia begitu bahagia ketika melihat perubahan wajah adiknya yang sebelumnya cemberut menjadi berseri-seri karena itu tandanya ia bisa bermain lagi.

ChasséWhere stories live. Discover now